5. Persiapan

3.2K 1K 483
                                    

.
.
.

    Changbin yang merasakan kecanggungan diantara Yohan dan Yeonjun cuma tertawa dalam hati. Beda kayak San, Changbin langsung tau kalo keduanya pasti baru bertengkar. Setelah San dan Wooyoung kembali membawa nampan berisi gelas kopi, Changbin tanpa suruhan memimpin rapat.
 
 
    Ketika sang ketua sedang resah hati, Changbin sang putra tunas kelapa siap siaga jadi pengganti.
 
 
  "Oke, kita udah nyusun visi misi buat Yeonjun. Sistemnya kayak biasa, kita baca hasil kita satu satu terus kita ambil poin terpenting dari setiap orang, setuju?" Tanya Changbin.

  "Setuju!" Seru Wooyoung heboh sendiri.

  "Mulai dari yang paling ningrat aja, yuk?" Kata Changbin.

    Semua langsung menoleh kepada San.

  "Visi misinya biasa aja sih. Visi nya mewujudkan Organisasi Siswa Intra Sekolah yang dapat menampung para siswa agar bisa lebih produktif dan dapat berorganisasi dengan baik. Misinya pertama, memaksimalkan kegiatan ekstrakurikuler, kedua, mengadakan kegiatan yang dapat melatih kerja sama tim, ketiga, mengurangi diskriminasi dan mengembangkan sikap toleransi di antara siswa dan guru lewat program Sekolah Ramah Anak." Jelas San.

  "Kamu kayak pak bupati, asli." Ucap Wooyoung.

  "Makasih?" Balas San dengan senyum dipaksakan.

    Tapi Changbin tampak nggak puas, "nggak seru."

  "Emangnya kamu mengharap apa dari visi misi jadi ketua OSIS, hah?" Tanya San.

  "Changbin pinginnya ada gerakan membakar sekolah agar dana dari pemerintah bisa turun sebanyak banyaknya." Jawab Wooyoung.

  "Ya Allah, temenku sesat semua." Ucap San.

  "Punyanya San kita simpen dulu," ucap Changbin, "sekarang aku, kan?"

  "Loh, katanya diurutkan dari yang paling ningrat dulu, habis San harusnya aku, dong?" Kata Wooyoung nggak terima.

  "Lah, aku duluan, dong -_-" Changbin juga nggak terima.

  "Aku keturunan kesatria, cuy!" Kata Wooyoung.

  "Duwitku banyak, cuy!" Balas Changbin.

    Wooyoung diam seketika dengan muka melas, "iya deh, kamu dulu."

    San ketawa sambil menepuk nepuk kepala Wooyoung.

  "Oke," Changbin berucap, "visinya memajukan sekolah biar nabrak jalan."

  "Baru kalimat pertama kok udah ngadi ngadi?" Tanya Wooyoung.

  "Coba kamu baca visimu apa!" Kata Changbin kesal.

  "Visinya adalah meningkatkan kesejahteraan semua warga sekolah." Kata Wooyoung.

    Changbin mengerutkan keningnya, "kok normal?"—batinnya.

  "Misinya yang pertama adalah menggratiskan biaya sekolah, kedua adalah menurunkan harga ayam geprek-nya mak kantin dan harga pulpen di kopsis, ketiga adalah semua biaya sekolah seluruh siswa dutanggung oleh tetua desa." Lanjut Wooyoung.

  "Allahuakbar, Yong. Kamu mau bikin tetua mati berdiri? Dan apa hubungannya kesejahteraan ama harga ayam geprek ama pulpen, hah?" Tanya Changbin.

  "Aku tiap mau makan siang tuh, mikir dulu, mending beli ayam geprek mak kantin buat setengah hari atau promag buat seminggu." Kata Wooyoung.

  "Itu mah, kamunya aja yang melarat." Kata Changbin.
 
  "Iya, iya, aku melarat, ga usah dijelasin segala." Kata Wooyoung sedikit kesal.

[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.2 : Jejak Kaki SetanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang