6. Memanipulasi?

3.1K 1K 347
                                    

.
.
.

    Kelar drama Yohan yang pingin beli rokok, kelimanya tetap berada di kantin menunggu bel masuk berbunyi. Yohan lagi anteng karena mulutnya disumpal ama permen.

  "Aku agak penasaran." Kata San lalu menatap Changbin, namun ketika melihat wajah kawannya itu, San tak jadi bertanya karena tak tega.

  "Apa?" Tanya Changbin.

  "Nggak jadi." Jawab San.

  "Kamu mau nanya soal Sigel itu?" Tanya Changbin lagi.

    San mengangguk.

  "Setelah apa yang menimpamu, apakah kau melakukan terapi atau semacamnya?" Tanya San.

    Changbin menggeleng, "aku tak mau melakukannya."

  "Kenapa?" Tanya San.

  "Alih alih membuatku lupa, para terapis itu akan membuatku mengatakan detail tentang malam itu, tentang gudel itu." Kata Changbin.

    Yohan tiba tiba berdiri dari duduknya lalu memegang kedua sisi pundak Changbin. "Katakan sekali lagi."

  "Mereka akan memintaku—"

  "Tidak tidak, katakan kalimat yang sama persis seperti yang kau katakan barusan." Kata Yohan.

  "Para terapis itu akan membuatku mengatakan detail tentang malam itu, tentang gudel itu." Changbin mengulangi ucapannya dengan bingung.

    Yohan lalu tersenyum mistis, "KITA AMBIL KASUS INI!"

  "Njir -_-"—Yeonjun.

  "Astagfirullah :)"—San.

  "Wah :D"—Wooyoung.

    Changbin menekuk alisnya, "apa maksudmu mengambil kasus?"

  "Kita harus temukan gudel ini." Kata Yohan.

  "Bukannya dari awal rencanamu emang mewujudkan perkemahan di kaki gunung Rejowerno dan mencari kebenaran makhluk itu?" Tanya Yeonjun.

    Yohan menggelengkan kepala, "rencana awalku bolos kemah. Aku ngomong kayak kemarin cuma biar Changbin percaya dan mengundurkan diri jadi calon Pradana. Tujuan awalku nyuruh Changbin mundur bukan untuk mengobati traumanya tapi cuma biar pihak kontra nggak merasa dicurangi. Sekarang aku beneran pingin pergi ke perkemahan."

    Wooyoung langsung nahan Changbin, kali aja anak ini mau mukul Yohan. Walau kecil begitu, kalo Changbin udah mukul, sakitnya luar biasa.

  "Yang nyalon Pradana cuma dia, pasti yang jadi juga dia." Kata Changbin.

  "Iya, sih. Ngomongin soal gudel itu, kamu sebenarnya bukan mau nanya itu ke Changbin, kan, San?" Tanya Yohan.

    Changbin lalu menoleh pada San, "tanya aja nggak apa apa."

  "Apakah kau pernah kembali kesana? Untuk mengeceknya lagi? Keberadaan monster itu?" Tanya San.

    Changbin mengangguk, "pas PPTP SMP, perkemahan itu dilakukan di tepi sungai, masih di daerah yang tidak dilarang oleh kepala desa. Malam itu kami membuat api unggun, karena kami sangat menikmati malam itu, pembina menambah waktu kegiatan api unggun, untuk itu kami diminta untuk mengumpulkan kayu kayu yang sudah berjatuhan agar api tetap menyala. Awalnya nggak ada hal aneh, karena pas itu barengan. Sampai aku sadar kalo aku terlalu jauh masuk ke dalam hutan. Tapi aku tak tersesat, berkat asap api unggun itu, aku bisa kembali. Dalam perjalanan kembali aku menemukannya."

  "Monster itu?" Tanya Yeonjun.

    Changbin mengangguk, "aku sangat bersyukur karena monster itu tak melihatku. Tapi jejak kakinya terlihat di tanah yang becek bercampur darah, siluet tubuhnya tampak begitu jelas dibalik gelapnya malam. Seekor gudel berukuran moose."

[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.2 : Jejak Kaki SetanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang