15. Sesuai Rencana?

2.9K 1K 315
                                    

.
.
.

    Yohan terbangun karena seseorang terus menampar pipinya. Yohan membuka mata dan menemukan Changbin sebagai pelaku penamparan beruntun itu. Yohan segera bangun dan mendapati dirinya ada di pinggir sungai, di bagian hutan yang tidak dia ketahui. Tangannya terkilir, lututnya berdarah, selain itu dia baik baik saja.

    Changbin juga terluka di bagian pelipis dan lengannya. Yohan bangun dari duduknya, menyadari jika hari sudah mulai sore.

  "Yang lain mana?" Tanya Yohan.

    Changbin menggeleng tanda tak tau, "tapi aku yakin mereka disekitar sini. Kita aja yang belum nyariin."

  "Kalau begitu kita harus segera mencari mereka sebelum larut malam." Kata Yohan membantu Changbin berdiri.

    Keduanya pun masuk ke dalam hutan. Tak lama setelah berjalan mereka melihat siluet orang berjalan ke arah mereka, awalnya mereka takut itu setan atau sesuatu semacamnya, namun setelah semakin dekat, mereka menemukan San yang memegangi lengannya.

  "Patah?" Tanya Yohan.

    San menggeleng, "cuma gores dikit, nggak sampai bikin nyawaku terancam."

  "Yang matanya pernah dicongkel emang beda." Tawa Changbin.

  "Bahasamu." Balas San.

  "Yang kebawa arus banyak nggak, kira kira?" Tanya Yohan.

  "Kayaknya nggak, soalnya aku sempet liat cewek cewek pada bantu yang hanyut." Kata Changbin.

 
    Setelahnya terdengar suara dari semak semak, mereka menoleh bersamaan dan menemukan Wooyoung, Yeosang dan Serim. Wooyoung yang menggendong Serim di punggungnya tampak begitu panik.

  "Kalian ada yang bawa perban atau apa gitu, nggak?! Kepalanya Serim berlubang!" Teriak Wooyoung panik.

  "Berlubang dengkulmu, Yong! Bahasanya nggak berlubang juga, anjir." Serim yang sekarat masih sempat memarahi pilihan kata yang Wooyoung gunakan.

  "Patah lagi kakimu?" Tanya Yohan.

  "Iya, hehe." Jawan Serim tertawa bodoh.

  "Katanya doang, bakal izin nggak ikut susur sungai. Endingnya tetep ikut. Udah tau kakinya rusak nggak bisa diajak kompromi, masih aja ngotot ikutan." Yohan pun mengomeli teman satu ekstrakurikuler nya itu.

  "Ya, maaf. Aku mana tau kalo bakal gini jadinya." Kata Serim.

  "Isi tasku masih utuh." Kata San dan itu mengejutkan mereka semua, "nenek memberiku banyak kresek besar sehingga aku bisa memasukkan kotak P3K dan alat alat yang nggak boleh kena air ke dalamnya."

    Tak lama, dari arah lain juga, Yeonjun dan Yunho menghampiri mereka. Dua pilar itu tampak sehat wal afiat, cuma ada beberapa luka di tubuh Yeonjun yang bikin meringis nyeri. Yohan menghela nafas lega karena anggotanya beneran ikut hanyut sama dia dan dalam formasi lengkap. Sisanya (Yunho, Serim, dan Yeosang) cuma korban polos dan nggak tau apa apa.

  "Mingi sama Subin tadi nggak ikut susur sungai." Kata Yeosang.

  "Lah? Kenapa? Eh, Alhamdulillah mereka nggak ikut susur sungai tadi." Kata Wooyoung.

  "Mereka kabur pulang tadi." Jawab Yeosang.

  "Bisa bisanya." Kata Yeonjun.

  "Hangyul sama Haknyeon baik baik aja kan, pasti?" Tanya Wooyoung tiba tiba teringat teman satu tendanya itu.

  "Aku sempat liat mereka naik ke tepian dibantu sama Hyewon. Mereka pasti baik baik aja." Kata Yunho.

  "Oke," Yohan meminta perhatian, "sekarang kita adalah delapan orang hilang. Nggak ada yang bisa kita lakukan sekarang kecuali mengobati luka satu sama lain, membuat api untuk menghangatkan tubuh, dan tidur untuk menunggu esok hari agar kita bisa mencari jalan pulang. Kita mendekat ke arah sungai aja dan menyalakan api disana, walau air sungai ini sedikit tercemar, aku yakin tak masalah jika kita merebusnya lama dan meminumnya. Kita nggak bakal tau berapa lama kita bakal nyasar kayak gini, jadi, jaga diri kalian sendiri, jangan merepotkan orang lain—"

[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.2 : Jejak Kaki SetanWhere stories live. Discover now