9. Mengintip Kegelapan

3K 1K 272
                                    

.
.
.

    Walau tak mengerti tujuan lain Yohan mengajak mereka untuk menjenguk Pak RT 04 selain alasan orang itu melihat Sigel, mereka tetap mengekori Yohan menuju puskesmas Desa. Mereka jalan anteng sambil dengerin Yeonjun berkeluh kesah atas semua yang terjadi minggu ini.

  "Tapi kok bisa se sibuk itu, ya? Setahuku pengangkatan OSIS kemarin yang jadi ketua OSIS baru nggak se sibuk kamu." Kata Wooyoung.

  "ANCENE BAJINGAN KABEH—" Yeonjun berteriak namun mulutnya auto ditapuk ama Changbin.

  "Anak perawan nggak boleh misuh misuh!" Kata Changbin.

  "Perjaka kali, Bin :)" Kata San.

  "Yeonjun itu badannya doang perjaka, mulutnya kek perawan." Kata Yohan dan dia dapatkan lemparan keras sepatu Yeonjun di kepala belakangnya.

  "Headshot-nya mantep!" Teriak Wooyoung kegirangan melihat sepatunya Yeonjun melesat dan mengenai kepala Yohan.

    San cuma geleng geleng kepala sambil nahan Yeonjun yang kayak kesurupan Reog itu biar nggak melakukan pembunuhan beruntun sekarang.

  "Sabar, Yeon.. cowok sabar disayang Neng Arin." Kata San.

  "Kamu gausah ikutan deh, San. Aku nggak mau menumpahkan darah Raja dan bikin Rejowerno hilang identitasnya." Kata Yeonjun sambil menabok kepala San.

  "Btw, kamu sama Neng Arin gimana? Lancar jaya, nggak?" Tanya Wooyoung.

  "Apaan, sih? Orang temenan, doang—"

    Changbin ketawa palsu, "mana ada temen doang, tapi tinggalnya satu atap?!"

  "Masih temen, Bin. Otw istri, utututu." Kata Wooyoung.

  "Kamu habis SMA mau langsung nikah, Yeon?! Astagfirullah, aku tida menyangka." San ikut mendramatisir keadaan. "Tapi nggak apa apa, Neng Arin pasti istri yang Sholehah."

  "ANCEN ASU KABEH KOWE IKI!" Yeonjun teriak lagi.

  "Allahuakbar, Yeonjun.." Wooyoung menggelengkan kepala sambil ketawa, asik juga gangguin Yeonjun.

  "Udah, udah, ntar kalo Yeonjun emosi beneran bisa dimutilasi kalian nanti." Kata Yohan melerai. Tumben.
 
 
    Sampai di puskesmas, mereka justru diberitahu jika Pak RT 04 tersebut sudah diperbolehkan pulang karena merasa tidak nyaman tetap di puskesmas. Setelah berterimakasih pada tenaga kesehatan disana, mereka tak punya alasan untuk tetap berada di puskesmas.

  "Kalau jenguk ke rumahnya tapi ngga bawa apa apa sungkan nggak, sih?" Tanya Changbin.

  "Bagus, kita jadiin Yeonjun hadiah, apalagi Pak RT 04 punya anak cewek." Kata Yohan.

  "Ga usah mulai pertikaian kamu, Yo." Kata Yeonjun.

  "Karena udah nyerempet Maghrib, kita jenguk habis sholat Maghrib aja gimana? Lagian juga ga enak bertamu jam segini, kayak sekalian maghrib dulu, biarin tuan rumah sholat baru kita kesana. Gimana?" Tanya San.

  "Iya, deh. Sekalian bawa sesuatu buat Pak RT." Kata Yohan.

  "Oke. Kumpul dimana?" Tanya Wooyoung.

  "Di perempatan biasanya aja gimana?" Kata Changbin.

  "Oke, deal."

.

    Sekarang kelimanya berada di depan rumah Pak RT 04. Dengan sopan dan sedikit pencitraan, mereka mengetuk pintu sembari mengucap salam. Bersamaan dengan salam mereka yang dijawab, seorang wanita dewasa membukakan pintu dan mempersilahkan mereka masuk.

[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.2 : Jejak Kaki SetanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang