22. Kembali Pada Tempatnya

3K 1K 208
                                    

.
.
.

    Yohan kembali terbangun, kali ini bau dari ruangan itu tercium wangi namun tak sampai membuatnya pusing, dia mencoba duduk dari posisi tidurnya dan mendapati diri berada di salah satu ranjang yang ada di puskesmas desa. Sesaat setelah dia bangun, seseorang masuk ke dalam sana dan menghambur peluk padanya.

  "Kamu bener bener nggak sadar diri udah tiga hari, Yohan." Ucap anaknya Yohan yang namanya Wooyoung.

  "Gilak, aku mati suri." Canda Yohan coba menghibur anaknya itu.

  "Bahasamu, anjing!" Kata Wooyoung sambil memukul punggung Yohan.
 
 
    Setelah dokter yang didatangkan dari kota memeriksa keadaan Yohan, Wooyoung pun bisa bernafas lega karena tak ada kerusakan apapun baik dalam organ pernafasan Yohan maupun psikisnya. Namun dokter belum mengijinkan Yohan untuk pulang, Yohan masih harus diawasi beberapa hari kedepan, ditakutkan reaksi dari racun itu baru timbul di hari setelahnya.

    Ternyata cairan yang dimasukkan para ilmuwan ke tubuh Yohan bukanlah virus maupun racun, namun cairan insulin. Itu menyebabkan gula darah Yohan terjun bebas beberapa hari belakangan, karena itu Yohan terlalu lemas untuk sekedar bangun dari tidurnya.

  "Serem banget mereka masukin insulin ke tubuhmu ketika kamu bahkan nggak punya riwayat diabetes." Kata Wooyoung yang lagi motongin buah buat Yohan.

  "Selama tiga hari, apa aja yang aku lewatin?" Tanya Yohan dan seketika Wooyoung berhenti mengupas kulit mangga di tangannya.

  "Banyak hal yang terjadi, rasanya aku nangis terus tiga hari itu. Sampai hari ini pas liat kamu sadar, aku udah nggak bisa nangis lagi, habis air mataku buat nangis terus." Kata Wooyoung, dia kemudian menghela nafas panjang, "kaki Serim rusak parah dan dia nggak bisa jalan lagi. Walaupun kita udah selametin semua tahanannya, nggak ada yang bisa bertahan hidup dan semuanya mati.. termasuk kakaknya Changbin. Padahal Changbin buat sesaat aja, dia ngerasa kayak berhasil bawa kakaknya pulang, tapi kakaknya akhirnya meninggal karena infeksi parah di pergelangan kakinya. Dokter bilang, kalau mereka memilih untuk meninggal, karena tak kuat menahan beban dan trauma yang mereka alami di laboratorium itu."

    Wooyoung kembali mengupas mangga di tangannya sambil tersenyum pelik, "selama tiga hari, angkatan darat dan udara yang ada di kota terdekat menggeledah laboratorium itu dan berjanji pada Rejowerno jika mereka akan menghancurkan semua bangunan yang ada di pangakalan militer itu dan mengembalikan ekosistem alam yang rusak karena uji coba. Mereka bahkan meminta maaf sambil bersujud karena kelalaian mereka yang hanya menutup pangkalan militer itu tanpa memikirkan bahaya yang datang setelahnya. Mereka orang orang yang baik, jadi semua baik baik saja setelah mereka datang."

  "Anak anak bola itu juga telah dimakamkan?" Tanya Yohan.

    Wooyoung mengangguk, "kemarin lusa mereka dimakamkan dan aku yakin air mataku habis karena hari itu. Changbin nggak nangis, dia tegar banget dan aku malah nggak tega liat dia. Makanya aku nggak mau ketemu dia sejak kemarin. Aku takut kalo sampai pingsan di depan dia."

  "Yeonjun gimana?" Tanya Yohan.

  "Dia dihukum oleh Tetua karena tidak menghormati mayat mayat dari orang yang dia bunuh. Dia jadi tahanan rumah buat dua minggu kedepan, Tetua bilang jika hukuman Yeonjun adalah yang paling ringan dari yang seharusnya dia berikan karena Yeonjun membawa pulang semua tahanan dari laboratorium itu. Tetua bahkan bilang jika Yeonjun tak membantu untuk membawa anak anak bola itu pulang, dia bisa saja dihukum cambuk di depan semua warga desa. Aku berterima kasih kepada Tetua untuk itu, karena sebenarnya, Yeonjun ingin dibawa untuk diadili di kota, namun Tetua melindunginya, bahkan berbohong dengan mengatakan jika Yeonjun adalah darah asli Rejowerno sehingga hukum yang mengikatnya adalah hukum Rejowerno." Jawab Wooyoung.

[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.2 : Jejak Kaki SetanWhere stories live. Discover now