16. Jiwa Yang Terganggu

2.8K 1K 315
                                    

.
.
.

  "Kalian ini ganteng doang, tinggi doang, tapi gobloknya bahkan ngalahin bulu babi." Lanjut Changbin.

  "Bulu babi gaada otak, Bin." Kata Wooyoung.

  "Uyong, kamu diem dulu." Ucap. Changbin.

  "Oke :D" Balas Wooyoung.
 
 
  "Yohan, untukmu.. aku tau kau mempercayai indramu lebih dari siapapun. Feeling mu tak pernah salah dan mengkhianatimu, oke, aku percaya itu. Tak masalah jikapun kau bilang bahwa kau tidak mempercayai keberadaan setan itu, itu tak masalah buatku. Dalam dirimu Yohan, kau tak memiliki ketakutan apapun selain ketakutan atas kemarahan dan tamparan Wooyoung karena kau pernah membuatnya hampir mati karena serangan jantung." Kata Changbin.

  "Lalu apa?" Tanya Yohan, "oke, aku melihatnya juga. Aku lihat setan itu di atas lereng. Kau bilang sendiri aku mempercayai indraku, lebih dari siapapun.. lalu bagaimana bisa aku meragukan indraku sendiri yang melihat sosok itu—" Yohan tiba tiba berhenti bicara tanpa alasan.
 
 
  "Yohan tiba tiba no signal." Komentar Wooyoung.

  "Shh.. jangan sampai kamu dilelepin ke rawa rawa, Woo." Kata San.

  "Plot twist, sebenernya Yohan itu AI." Imbuh Serim.

  "Kamu orang sekarat mending diem aja, Rim." Kata San.

  "SAN!" Tiba tiba Yohan berteriak.

    Sang pemilik nama langsung tersentak dan memasang muka kebingungan. Yohan berjalan cepat ke arah San lalu memegang kedua sisi pundaknya, lalu melepas eye patch yang San kenakan.

  "Darimana kau mendapatkan ini?" Tanya Yohan menunjuk mata ungu San.

  "Eum.. Ibuku membuatkannya untukku. Ada apa?" Tanya San.

  "Apakah kau mengenakan eye patch ketika tidur?" Tanya Yohan balik.

  "Nggak." Jawab San.

  "Kamu bisa liat pakai mata ini, nggak?" Tanya Yohan lagi.

    San berdecak kesal. Dia sudah berulang kali menjelaskan tentang matanya tapi Yohan bertanya lagi. San agak sensitif kalo suruh membahas tentang matanya, itu membuatnya merasa seperti orang cacat. "Kau bercanda? Ini cuma protesa mata, Yohan. Bagaimana mungkin aku bisa melihat dengan benda ini. Ada apa denganmu? Kenapa kau—"

  "Apakah matamu bercahaya dalam gelap?" Pertanyaan Yohan menyela omongannya.

  "Aku tak pernah memperhatikannya." Kata San.

  "Kenapa kau menanyakan itu?" Tanya San kemudian.

  "Apakah Ibu palsumu itu pernah bilang sesuatu tentang bagaimana dia membuat protesa mata secantik itu dan tempat kerjanya padamu?" Tanya Yohan.

    San yang mendapat pertanyaan itu lantas tersinggung, "dengar, Yohan." San berucap dengan nada rendah, tak pernah sekalipun San merendahkan suaranya pada siapapun selain ketika dia benar benar marah. "Aku nggak tau bagaimana sel sel otakmu bekerja hingga kau mengaitkan Ibuku pada laboratorium yang katanya ada dalam pangkalan militer itu."

    Yohan malah tersenyum lebar, "bagus. Kalau begitu ikuti aku menemukan laboratorium itu sekarang!" Yohan lalu menggeret lengan San untuk mengikutinya. Wooyoung spontan memegang lengan San yang lain. Yohan benar benar aneh saat ini!

  "Hentikan Yohan! Apa kau gila?!" Kata Wooyoung membentak.

  "Kau ingin pulang, tidak?! Jika kau ingin pulang, biarkan aku melakukan apa yang aku yakini!" Balas Yohan ikut membentak.

  "Agaknya dia kesurupan." Komentar Yeonjun.

  "Anjir, itu nanti kalo tangannya San putus gimana, heh?!" Changbin berucap panik.

[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.2 : Jejak Kaki SetanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang