11. Keberangkatan

3.1K 1K 247
                                    

.
.
.

    Setelah ingatan kecil tentang kata "Critical In" beberapa hari lalu itu kembali, Changbin masih galau sampai sekarang. Changbin yang biasanya anti banget kalo suruh baca buku di perpustakaan sekarang jam istirahat dan jamkos-nya dia habiskan di perpustakaan, mencari tau soal Critical In yang ada di ingatannya bersama dengan setan itu.
 
 
  "Changbin serem." Kata Wooyoung pada San, "mirip kayak pas dia memperjuangkan kenaikan pangkatnya jadi Pradana biar nggak ada kemah."

  "Coba kamu ajak ngomong dong, Yong." Kata San.

  "Jangan dulu deh, ntar yang ada dipukul aku." Jawab Wooyoung. "Kamu masa nggak tau Critical In itu apa? Padahal dulu kamu lancar banget lalo suruh ngomongin soal sejarah."

  "Aku nggak ingat kalo ada kalimat Critical In di semua buku sejarah yang aku baca." Balas San. "Critical sendiri punya arti kritis, bisa juga buat nyebut akut dalam bahasa Inggris, terus In nya sendiri preposisi yang punya arti dalam. Yohan aku tanyain kemarin dan dia jawab kalo pasti ada kata lain selain dua kata itu."

  "Tapi aneh banget kok bisa ada kalimat itu, ya? Masa gudelnya bawa spanduk yang ada tulisannya itu?" Tanya Wooyoung.

  "Kamu kira Gudel nya mau pergi ke konser? Kok bawa sepanduk segala?" Tanya San balik.

  "Ya, siapa tau dia fans nya Nassar Oppa :(" Kata Wooyoung.

  "Wooyoung, kamu sakit?" Tanya San sambil menyentuh kening Wooyoung. "Kamu nggak demam nggak apa padahal, kok omonganmu ngawur."
 
 
  "Bisa bisanya kalian pacaran di lapangan basket?" Suara Yeonjun mengejutkan keduanya.

  "Biar nggak ngundang fitnah :v" Jawab Wooyoung.

  "Astagfirullahalazim." Sebut San.

  "Yohan mana?" Tanya Yeonjun.

  "Nggak aku bawa, Yeon.. Yohan bongsor soalnya, aku nggak kuat bawa, jadi aku tinggal di kelas." Jawab Wooyoung.

    Yeonjun tersenyum paksa, "yaudah, aku duluan ke kelas dulu."

  "Hati hati." Kata San.

 
    Yeonjun kemudian berjalan menuju kelas, sampai disana dia temukan Yohan lagi main catur bareng Serim. Menyadari keberadaan Yeonjun yang jelas banget nyariin dia nggak membuat Yohan berhenti menjalankan pion caturnya.

  "Changbin kayak orang kerasukan." Lapor Yeonjun.

  "Bagus, bawa dia ke Mingi, biar di ruqyah." Kata Yohan.

  "Yang ada Mingi ikut kesurupan, Han." Kata Serim.

  "Critical In," Yeonjun berucap dan Yohan berhenti menggerakkan pion caturnya, "apakah itu memiliki arti khusus?"

  "Aku sudah bilang, kan? Pasti ada kata lain selain Critical In, tapi Changbin nggak ingat." Jawab Yohan.

  "Kalau begitu bilang ke dia! Changbin nyariin Critical In sampai kayak anak kena stunting." Kata Yeonjun.

  "Omonganmu jelek bener, Yeon." Komentar Serim.

    Yohan menatap Yeonjun, "perkemahan itu besok, kan?"

    Yeonjun mengangguk.

  "Kalau begitu tak ada yang bisa kita lakukan. Perkemahan besok adalah peluang terbaik kita untuk mengungkap keberadaan setan itu. Walaupun Changbin dan Ketua RT 04 melihatnya, aku belum mempercayai jika setan itu benar benar ada. Jadi aku katakan padamu, Yeon.. percuma memintaku untuk memikirkan itu sekarang karena aku belum tertarik dengan itu." Jelas Yohan.

  "Bagaimana dengan anak anak bola itu? Apakah kau akan bilang kau tak tertarik menemukan potongan tubuh mereka juga?" Tanya Yeonjun menahan amarah.

[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.2 : Jejak Kaki SetanWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu