stay

175 21 2
                                    




"Kau sudah dewasa, 27 tahun, kenapa masih disini?"

Yunseong hanya tersenyum, lanjut melepas kaos kaki minhee, berlanjut ke pakaian. Hingga anak dari tuannya itu telanjang bulat, menampakkan tubuh ramping pucat polos.

Digendong bridal diletakkan dibathub yang sudah terisi air hangat beraroma bunga. Dengan pelan dan telaten membersihkan tubuh minhee.

"Mungkin aneh, tapi aku menyukai pekerjaanku disini. Suka melayanimu, dan keluargamu"

'Karena aku menyukaimu...'

"Aku hanya berdua dengan ayah"

"Kau mempunyai kakak, minhee"

"Dia bukan keluargaku, dia tak pernah pulang"

"Sejauh dan selama apapun dia pergi. Rumahnya tetap disini"

Yunseong masih betah tersenyum mengusap pipi gembil minhee pelan, yang ditatap sampai memalingkan wajah.

Setelah dihanduki dengan benar, kursi roda minhee didorong keluar dari kamar mandi yang luas itu. Yunseong memakaikan minhee setelan yang manis dan cocok untuk sore hari.

Sebenarnya minhee adalah anak yang cantik dan ceria. Namun sejak kecelakaan yang mengakibatkan kakinya lumpuh dua tahun lalu, senyum dan tawa seolah sulit untuk keluar dari ranum tipis minhee.

Apalagi usia mereka hanya berbeda empat tahun, yunseong yang sejak kecil sudah ikut ayah ibunya bekerja pada keluarga minhee tak bisa menampik rasa kagum pada minhee.

Kagum menjadi suka, semakin dalam seiring bertambahnya umur.

"Minhee ingin jalan-jalan?"

"Boleh, tapi sebentar saja."

"Baiklah, aku bersiap sebentar"

Minhee mengangguk, kursi rodanya didorong sampai pinggir jendela menampakkan pemandangan bukit yang hijau dan indah. Dulunya minhee sangat menyukai dan begitu ekspresif, namun sekarang ia memandang apapun dengan datar.

Ia merasa hidupnya tak berguna, ia tak bisa melakukan apa yang ia inginkan lagi. Jika sang ayah tak selalu memeluk dan memperlakukan dengan hangat, entah apa yang akan terjadi padanya...mungkin para pelayan akan membuangnya dijalanan. Itu yang ada dipikirannya

Hari makin sore, tepat saat yunseong dan minhee masuk ke rumah, suasana kacau.

Beberapa pelayan mendekat ke minhee sambil menangis dan memegang tangan tuan muda itu.

"Ada apa?"

"T-tuan kang kecelakaan"


















Daniel memasuki kamar minhee, dengan lirikan matanya ia memerintahkan yunseong untuk keluar.

"Minhee, ini kakak"

Sang adik diam saja, daniel mendekat dan menyentuh pundak minhee.

"Jangan menyentuhku."

"Maafkan kakak"

"Aku tidak mengenalmu, pergilah"

Daniel meneteskan air matanya, ia bersimpuh dipaha minhee.

"Kakak berjanji, setelah semuanya beres kakak akan menemanimu disini"

"Tidak usah, urus saja keluarga barumu"

"Minhee-"

"Keluar!"

Yunseong masuk dan menuntun daniel keluar, "minhee butuh waktu sendiri tuan"

"Terima kasih sudah menjaganya"

Yunseong mengangguk, setelah daniel masuk ke kamarnya sendiri ia kembali menghampiri minhee.

Tertegun melihat pundak sempit itu bergetar, minheenya menangis. Padahal sejak tuan kang dimakamkan, air mata tak jatuh sama sekali dari mata indah minhee.

"Aku akan dibuang? Aku tak punya siapa-siapa lagi" ucap minhee dengan isak sesekali.

Yunseong  meraih tangan minhee digenggam erat. "Tidak ada yang membuangmu"

"Yunseong, kau akan tetap disisiku kan...jangan tinggalkan aku"

"Aku akan disisimu selalu"

Minhee memeluk erat leher yunseong dan menangis dipundak tegap pelayan pribadinya itu.







.

End



Love Bug • HwangminiOnde histórias criam vida. Descubra agora