Matahari(2)

140 20 1
                                    







paginya


Lehernya pegal, minhee melenguh pelan lalu duduk dengan benar.


Menguap sebentar lalu mengerjab bingung merasakan usapan ditengkuknya.


Yunseong sudah sadar, duduk dan tersenyum tampan padanya


"....yunseong?"


Sang suami mengangguk, minhee mencebikkan bibir kemudian menangis.


Yunseong menggeser sedikit tubuhnya, minhee peka lalu ikut duduk diranjang.


"Ada yang sakit? Tadi dokter udah kesini?"


Minhee mengusapi pelan-pelan pundak dan dada yunseong, agak tak percaya kalau cintanya sudah sadar.


"Iya"


Mereka berpelukan, minhee lanjut menangis, buat yunseong terkekeh.


"Kamu jangan kaya kemarin hee, aku takut banget kamu pergi. Bisa apa aku ngga ada kamu"


Minhee makin terisak meremat piyama rumah sakit yang dipakai yunseong.


"Iya, maaf yunseong gara-gara aku-"


"Sst, jangan sampai kamu nyalahin diri kamu ya"


"Kan kamu begini karena mau datengin aku"


"Ngga..ini musibah. Ok cantik?."


Minhee mengangguk.


"Kamu keluar ya sayang? Cari makan, aku udah tadi dikasih suster"


Minhee menggeleng, "papa sama mama bentar lagi dateng palingan"


Yunseong mengangguk, mengecupi kepala istrinya. Tak pernah sekalipun ia kecewa pada minhee, ada tidaknya anak dikeluarganya nanti, ia tak peduli.


Ia mencintai minhee apa adanya.




.







Satu bulan yunseong pulih, mereka kembali seperti biasa. Yunseong jadi lebih protektif kepada minhee.


Satu bulan berikutnya, minhee hamil. Betapa bahagianya mereka bersama keluarga.


Penantian yang mungkin buat minhee lelah namun tercapai sekarang. Apalagi diperutnya ada dua janin kecil.


Ya, anak mereka kembar


Yunseong mengajak minhee berlibur ke luar pulau, tak lupa cek kesehatan sang istri dulu.


Minhee terlihat makin manis mengenakan kemeja kuning dan kaos putih sebagai dalaman, topi bucketnya lucu karena ada bunga matahari kecil.


Yunseong tak kalah keren, walau hanya mengenakan kaus marun dan jeans. Sesekali pria pendiam itu mengernyit terganggu sinar matahari, lupa bawa kaca mata.


Tapi selama minhee menikmati waktu mereka, yunseong tak masalah. Lagipula walau panas, suasana sejuk.


Mereka berjalan keluar dari hotel ke pusat kuliner dan oleh-oleh. Ditangan minhee sebelah kanan membawa sari kelapa dingin untuk minum berdua, tangan kiri digandeng erat sang suami. Setelah puas jajan, nanti mereka akan ke pantai.


"Minhee?"


"Eh? wonjin? Kalian berlibur juga?"


Yunseong membatin kesal saat gandengan mereka terlepas, namun tetap membalas senyum jungmo tipis-tipis. Tetap saja ia tak nyaman dengan pasangan itu, wajar kan.


Perut wonjin sudah kentara, minhee menyempatkan diri mengusap. Lalu pamit menjauh bersama yunseong.


"Kamu masih kesel?" Tanya minhee


Yunseong melirik,
"Yaiyalah, gara-gara mereka kamu mau minta cerai. Bisa loh kita bawa ke ranah hukum"


"Yunseong  jangan gitu ih, aku sama babies gak suka"


Aduh, yunseong mana tahan.


"Maafin papa ya"


Minhee terkikik saat pipinya dikecup. Mata cantiknya melihat salah satu stand cumi bakar, ia seret lengan kekar suaminya kesitu.









.







End

Love Bug • HwangminiOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz