Mungkin dengan yunseong minhee bisa merobohkan pagar dalam dirinya. Ia masih enggan menatap dan merespon yunseong, hanya menatapi langit kamar pemuda itu.
"Kalau lo nggak bisa, nggak usah maksain diri hee"
Minhee masih diam, tapi ia membiarkan yunseong meraih dan menggenggam tangannya.
"Yunseong, let me try. Siapa tahu sama lo bisa"
"Tapi.."
"Apa?"
Kali ini mereka berhadapan, minhee mengusap sebentar jidat yunseong yang masih tertempel plester luka.
"Kalau berhasil, lo kudu sama gue. Nggak boleh sama orang lain."
"Bisaan"
Yunseong menatap puja minhee sebelum mendekatkan wajahnya berniat mencium bibir pink pemuda manis dihadapannya.
Tapi sebelum dua belah bibir itu menempel, suara ibu yunseong memanggil keduanya.
Yunseong terlihat bahagia sekali, minhee dan ibu makan dengan tenang. Tapi tuan muda hwang tidak bisa kalem, ia banyak tingkah membuat ibunya berdehem.
"Kenapa sih nak?"
"Sekarang yunseong sama minhee udah pacaran~"
Pamernya bak anak kecil
Minhee menyeruput sup rumput laut dan hanya bisa pasrah dengan sikap pacarnya.
"Loh, bukannya udah dari kapan lalu. Kalian lengket banget, minhee nya juga perhatian"
"Belum ibu, minhee baru mau tadi"
Seketika pikiran iseng menghampiri ibu yunseong
"Eeee, minhee nerima kamu karena nggak tega kali. Kan kamu abis sakit"
Seketika yunseong meletakkan sumpitnya, ia menoleh dramatis pada minhee. Sedangkan yang ditatap melihat yunseong tanpa eksresi, masih mengunyah nasi dengan pipi menggembung.
Minhee menelan pelan, "nggak. Kan tadi kita udah omongin"
"Minhee..."
Yunseong memeluk minhee dari samping dan mendusal pundak sempit pemuda cantiknya.
"Astaga" ucap ibu dan minhee bersamaan.
.
End
