Ch 15 : Escape Plan

3.4K 182 30
                                    

Samuel melirik kesal Leora di mobil yang disetir oleh Tyler. Ia bersandar di jok penumpang sementara Leora berada di sebelahnya, duduk dengan jarak yang begitu jauh seolah Samuel adalah kuman. Tapi bukan itu yang memicu rasa kekesalan di dada Samuel, melainkan kebenaran bahwa wanita itu telah menipunya.

Leora tidak sedang dalam masa datang bulan, dan Samuel tahu itu dari catatan kalender di kamar wanita itu pagi tadi. Karena semalam saat Leora tertidur, Samuel langsung menghubungi Carina untuk bertanya langsung terkait siklus wanita.

Kurang lebih seperti ini percakapan mereka sebelumnya.

"Kenapa kau tiba-tiba ingin tahu tentang itu?" curiga Carina.

"Aku hanya penasaran saja."

"Penasaran atau... wanita itu menolak bercinta denganmu karena alasan itu?"

"Sialan," umpat Samuel memicu derai tawa Carina.

"Jadi siapa wanita itu, Sam? Selama ini kau tidak terlihat dekat dengan siapa pun."

"Kau juga akan tahu nanti."

"Pertama kau merahasiakan keberadaan Christoper dariku, dan kedua kau tidak ingin menceritakan siapa wanita yang dekat dengannmu. Kalau begitu selamat mal—"

"Aku hanya akan memberitahumu inisialnya. Kau boleh berpikir selama mungkin untuk menebaknya. Tapi aku butuh informasi sialan itu."

"Baiklah. Aku akan memberitahukanmu semuanya."

"L."

"Biasanya siklus itu berlangsung seminggu. Kami melingkari tanggalnya di kalender untuk pengingat. Siklus itu bisa datang di awal tanggal yang kami catat sebelumnya atau di akhirnya."

Dan satu-satunya cara adalah membuktikan kebenaran itu.

Lagi pula, perjalanan mereka untuk tiba ke restoran masih lama. Suara klakson kendaraan, para penjual yang bertransaksi di trotoar, serta pekerja yang membagikan brosur kepada para penjalan kaki terdengar di luar jendela, menandakan keramaian kota New York pagi hari.

"Kemarilah." Samuel menepuk sebelah pahanya, menyuruh Leora duduk di pangkuannya.

"Bayi di foto itu adalah kau bukan? Kau belum jawab pertanyaanku semalam," ucap Leora sebaliknya, menatap Samuel penuh selidik. Samuel balas menatap Leora, dan ia kembali menepuk sebelah pahanya lagi, meminta Leora mendekat.

"Aku tidak mau," tolak Leora.

"Jangan memancingku."

Leora tetap diam di tempatnya.

"Kau tahu, aku tidak pernah menerima penolakan."

"Kupikir kita sudah berdamai dan kau mau mengerti."

"Berdamai?" Samuel memamerkan seulas senyum miring. Detik berikutnya ia langsung menarik Leora dan membuat wanita itu terkejut sekaligus memekik. Mata Leora membeliak ketika sadar bahwa kini ia telah duduk di atas paha Samuel, sementara sebelah tangan Samuel merengkuh pinggangnya. Kemudian Samuel mengusap paha mulus Leora.

"Perutku tidak nyaman dan kau tahu bahwa aku—ah!" Leora memekik tiba-tiba karena merasakan tangan Samuel telah menyelinap ke dalaman di balik dress putih yang dikenakannya.

"Bahwa kau sedang datang bulan hm?"

"Sam..." Leora mencengkram tangan Samuel yang bergerak di bawah sana sebelum akhirnya Samuel mengeluarkannya kemudian. Tidak ada setitik darah. Leora juga melihat itu dan kini ia bertatapan dengan Samuel cukup lama.

"Kau berbohong padaku, Leora."

Ya, semuanya kini sudah terkuak dan adik keparatnya itu tidak bisa ia bodohi lagi. Leora tanpa sadar menelan ludah. Tapi ada satu hal yang bisa Leora lakukan saat ini.

Confined By YouKde žijí příběhy. Začni objevovat