Ch 20 : Without You, I'm Lost

3.1K 164 21
                                    

Samuel lantas melepaskan tangan Carina ketika hanya tersisa berdua. Pandangannya sempat mengitari sekeliling dan ia bukan jenis pria tolol yang tidak mengerti apa yang sudah terjadi di tempat ini. Aroma khas itu masih tertinggal dan mengusik indera penciumannya. Belum lagi seluruh perlengkapan yang tampak berhamburan di lantai-kertas, pulpen, jam antik, komputer rusak, dan buku. Kursi usang juga turut tergeletak begitu saja.

Semua itu cukup menegaskan segalanya. Carina dan Christoper sudah mengotori ruangan ini-sekali pun tempat ini hanya gudang yang menampung barang-barang tidak terpakai.

Sialan.

Samuel pikir Christoper benar-benar ingin menghindari Carina, tapi nyatanya-pertahanan si bodoh itu baru saja runtuh. Entah bagaimana Carina menjebaknya. Karena setahu Samuel, Christoper adalah orang yang cukup keras dalam memegang prinsip; terutama dalam menolak atau enggan berurusan dengan Carina. Christoper bahkan hampir sering meminta bantuan untuk merahasiakan keberadaannya dari Carina. Lalu hari ini, lihatlah... kegilaan macam apa ini?

"Kita sedang membahasmu di sini, dan bukan aku," ucap Carina menyadari arti pandangan Samuel yang terkesan mengintimidasi. Detik berikutnya Samuel dibuat terkejut karena Carina menampar keras wajahnya hingga tertolak ke samping. "Kau sialan!"

"Aku akan menikahi Leora dan mengatakan kebenaran itu pada semua orang."

Lagi-lagi Carina menampar kuat wajah Samuel.

"Aku tetap akan menikahi Leora."

"Leora adalah sepupuku dan aku tidak akan membiarkan kau menikahinya. Terlebih pada pria yang telah membunuh."

Samuel memandang Carina dengan pandangan yang sulit diartikan meskipun kedua pipinya terasa kebas. Berbagai dugaan mengisi pikiran Samuel kini.

"Aku tahu kaulah yang meracuni saudara kembarku." Ada nada pahit dalam suara Carina. "Bukan hanya itu, kau juga melakukannya pada seluruh saudara Leora. Aku masih mengingat semuanya dengan jelas."

Tatapan Samuel lurus menghujam mata Carina yang memerah. Ia tahu wanita di hadapannya ini sedang meredam rasa sakit dan kesedihan.

"Kalau begitu, kenapa hari itu kau tidak mengatakan kebenaran pada semua orang?"

"Menurutmu seberapa dalam rasa sakit semua orang saat semua itu terbongkar? Biar bagaimana pun-kita pernah melalui berbagai hal menyenangkan semasa kanak-kanak. Dan hatiku masih tidak ingin percaya pada semuanya-sekali pun kenyataannya demikian."

Samuel tidak dapat menepis bahwa setitik penyesalan itu juga ada pada dirinya, jika ia mengingat hari itu. Namun keadaan tidak akan bisa diubah dan semua hal mengerikan itu telah terjadi-hidup akan terus berjalan, sekali pun kau tidak menyukainya.

"Dan kau benar," lanjut Carina. "Aku seharusnya mengakuinya pada semua orang. Andai waktu itu aku melakukannya, semua takkan berakhir seperti ini."

"Masih belum terlambat jika saat ini kau ingin membunuhku."

Carina diam.

"Untuk apa aku hidup, jika bagian yang aku cintai akan hilang dari hidupku. Aku memang berencana melukai diriku jika Leora tidak ada di sisiku."

"Apa kau sudah tidak waras?"

Samuel merogoh pistol di balik jasnya dan melemparkannya pada Carina. Refleks Carina menangkapnya. "Balaskan seluruh dendam itu padaku. Kematian saudara kembarmu dan-"

"Aku tidak akan melakukannya." Carina melempar pistol itu begitu saja. "Bukan kau yang ingin kubunuh, Sam. Aku tidak pernah ingin kau mati. Tapi aku akan menangkapnya-entah siapa dia. Orang yang telah mempengaruhimu. Aku akan membawanya pada keluarga besar kita dan membuatnya bertanggungjawab atas segalanya."

Confined By YouWhere stories live. Discover now