45. the secret-keeper

873 149 257
                                    

─────────────────

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

─────────────────

Author

Memasuki bulan September, cuaca mulai menjadi lebih dingin daripada bulan-bulan sebelumnya dan malam ini pun gerimis. Phoebe berdiri di depan rumah James sehabis pulang dari Kementrian dan mampir sebentar ke makam Marlene, Dorcas, juga Euphemia dan Fleamont Potter.

Perempuan itu menjulurkan tangannya, memgetuk pintu, meraih gagang pintu itu, kemudian membuka dan memasuki rumah secara perlahan. Dia membuka jaket panjang warna hitamnya, menggantungnya di gantungan jaket yang sudah disiapkan.

"Selamat malam, Miss Glass," sapa seseorang dari belakang, membuat Phoebe sedikit terlonjak kaget. "M-met' malam, Sirius." balas Phoebe seraya menguap lebar.

Sirius menatap kekasihnya bingung. "Kenapa malah menguap? Tadi di Kementrian ada masalah apa lagi?" dia bertanya, Phoebe kemudian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali itu, "Minister Bagnold berkata kalau kita harus benar-benar berhati-hati, dan katanya mungkin akan ada pengkhianat di antara kita semua." jawabnya.

"Pengkhianat?" ulang Sirius, mengerutkan kening. "Ya. Tapi itu masalah nanti," balas Phoebe, menggelengkan kepalanya spontan.

"Tadi juga ada Pelahap Maut yang menerobos masuk ke Diagon Alley, menabrakkan diri ke dalam salah satu toko, terlihat sedang mencari seseorang. Tapi entah kenapa setelah itu mereka pergi lagi, terlihat tidak puas dengan yang dilihat." lanjut Phoebe, dia ingat tadi melihat ada sosok beberapa Pelahap Maut di Diagon Alley yang untungnya bukan trio Lestrange itu.

"Yeah. Lalu, coba lihat kesini," Phoebe kini menarik lengan Sirius, membawanya ke jendela rumah, mengintip langit yang sekarang berwarna gelap, sangat gelap, kemudian ada tanda tengkorak yang muncul di awan-awan yang gelap itu.

"Tandanya lagi?" Phoebe mengangguk, dia menggigit bibir. "Dia sudah membunuh lagi berarti. Atau mungkin mereka hanya memberi tanda..." ujarnya pelan.

"Terakhir dia membunuh Marlene dan Dorcas, bukan? Jangka waktunya panjang juga,"

Orde Phoenix Meeting

"Sudah berkumpul semua?" tanya Emmeline Vance, bola matanya bergerak kesana kemari, mengecek anggota Orde Phoenix. Tapi dia tidak melihat Peter Pettigrew sama sekali. "Dimana Pettigrew?" tanyanya, semuanya mengedikkan bahu tidak tahu.

"Aku datang! Aku datang.." teriak Peter dengan nafas yang tersengal-sengal saat membuka pintu ruang Markas Besar Orde Phoenix. "Pete, duduk sini." ajak Sirius, menepuk-nepuk kursi di sampingnya. Peter mengangguk pelan, dia lagi-lagi merasakan tatapan dingin Severus Snape yang ditujukan kepadanya.

𝐄𝐍𝐀𝐌𝐎𝐑, sirius blackWo Geschichten leben. Entdecke jetzt