Part 32

3.5K 187 3
                                    

Hari ini Hasna kembali sekolah seperti biasa, sekolah yang damai tanpa adanya pembullyan lagi, kini ia bisa hidup dengan damai tanpa takut akan di sakitin lagi.

Sejak saat itu, Ratu tidak masuk sekolah lagi, entah kenapa namun itu membuat Hasna semakin lega, sepertinya Ratu di pindahkan ke sekolah lain atau bahkan keluar negri.

Mengingat kejadian itu sangat memalukan sekali, tentu saja bokap nya Ratu tidak akan tinggal diam, untungnya Ratu tidak melimpahkan masalah nya kepada orang lain, kalau sampai terjadi tentunya Ratu sangat rendah sekali.

Lalu yang sangat di takuti Hasna adalah kalau-kalau Ratu melibatkan Azka dalam masalah nya, ia tau kalau Ratu sangat menyukai Azka, ia juga tau seberapa licik Ratu dan ya hal itu pasti sempat terpikir di benak seorang Ratu.

Namun Hasna bisa bernapas lega karna ketakutan nya itu tidak menjadi kenyataan, ia tidak ingin ada masalah lagi yang datang ke kehidupan nya yang turut menyered suami tercintanya, ia tidak ingin hal itu sampai kejadian.

Hari-hari selanjutnya ia berharap akan lebih damai lagi, tidak ada orang yang akan menjahati mereka atau orang yang akan mengganggu lagi. Ia berharap kedamaian ini selalu ada sampai kapan pun juga.

Suasana sekolah hari ini pun kembali damai, setelah kejadian menghebohkan waktu itu tidak ada lagi kejadian serupa yang terjadi, pihak sekolah sudah berkordinasi dengan pihak terkait untuk memberi penyuluhan dampak dan akibat dari narkoba.

Hari ini juga penyuluhan kembali di gemborkan oleh pihak sekolah, seperti biasa hari ini juga penyuluhan di lalukan sebelum dan sepulang sekolah.

Kini, Hasna dan Arum sedang berjalan menuju ke halte di depan sekolah nya, sekolah baru saja selesai dan semua murid mulai pulang ke rumah nya masing-masing.

Arum belum di jemput oleh bokap nya, oleh karna itu ia menunggu disini sambil menemani Hasna yang akan pulang dengan angkutan umum nya, dua orang itu sedang menunggu jemputan mereka masing-masing.

"Eh, Rum! Jemputan kamu mana?" tanya Hasna saat mereka berdua duduk di halte bus.

"Tuh!" tunjuk Arum saat melihat bokap nya sudah datang. "Gue duluan ya! Hati-hati lo!"

"Ok. Kamu juga hati-hati," balas Hasna, Arum mengangguk.

Setelah itu Arum naik ke atas motor, helm sudah pasti ia pasang di kepala, lalu motor pun mulai melaju, Arum melambaikan tangan yang di balas pula oleh lambaian tangan Hasna.

Kini, setelah kepergian Arum tinggal Hasna sendiri, ia masih menunggu angkutan nya yang masih belum datang juga.

Tidak lama kedua mata Hasna melihat dua orang yang di kenalinya, dua orang itu berada tidak jauh dari tempatnya duduk, ia lantas beranjak untuk memanggil mereka berdua.

"Sivia! Prisila!" panggil Hasna sambil beranjak mendekat.

Sivia dan Prisila yang sedang ngobrol langsung menoleh ke sumber suara, mereka sedikit terkejut melihat siapa yang memanggil mereka.

"Hasna?" gumam mereka berdua.

Ya, Sivia dan Prisila mengenali penampilan Hasna yang sekarang, mereka berdua selalu memantau kondisi sekolah dari jauh, sesekali mereka juga datang hanya untuk sekedar lihat-lihat, atau lebih tepatnya mereka berdua kangen sekolah.

"Kalian berdua apa kabar?" tanya Hasna beruntun.

Sivia berdecih. "Gosah sok peduli deh lo sama ki---aws...lo apaan sih Pris?"

"Sorry, Has! Sivia emang gitu," ucap Prisila sedikit segan. "Kabar kita baik kok. Lo sendiri gimana?" lanjutnya.

"Alhamdulillah baik. Kalian sekolah dimana?" Hasna tersenyum ramah seperti biasa.

WEDDING MISSION ✅ [SELESAI]Where stories live. Discover now