VI. Okaa-san.

2.1K 310 3
                                    

"Tadaima" Ucap Tsukishima yang baru saja tiba di rumahnya setelah pulang dari kegiatan klub bola voli.

"Okaeri" Sahut seorang wanita yang menyandang gelar Ibunya.

Seperti biasa Tsukishima tidak banyak bicara di rumah, meskipun itu dengan ibunya sendiri. Sang nyonya Tsukishima tersebut tidak keberatan karena ia paham apa yang terjadi.

Laki laki berkacamata itu membulatkan matanya ketika ia tiba di dapur yang merangkap sebagai ruang makan.

"Oh, Kei-chan sudah pulang." Ujar (Name) yang tengah duduk di salah satu kursi meja makan keluarga dengan kaki diayun ayunkan.

Datar, ekspresi Tsukishima saat ini. Mungkin kesal atau marah karena kehadiran orang yang ia anggap penggangu di rumahnya yang sesekali damai.

"Sedang apa kau di sini?" Sinis Tsukishima

"He~ aku di sini untuk makan malam dengan Okaa-san." Jawab (Name)

Tsukishima memincingkan matanya tidak suka.

"Kenapa Kei menanyakan hal seperti itu? (Name) adalah calon menantu Okaa-san, jadi wajar jika ia makan di sini." Ucap Nyonya Tsukishima

"Tapi Okaa-san--"

"Tidak ada tapi tapi an, lagi pula (Name) hanya tinggal sendiri di rumahnya. Apa salahnya?"

Cukup, Tsukishima tidak bisa menyanggah atau pun menajamkan ucapannya kepada sang Mama.

"Kei bisa mandi lalu kembali untuk makan malam." Suruh Okaa-san

Mau tidak mau Tsukishima menghela nafas lalu beranjak ke kamarnya untuk membersihkan diri.

"Tidak ada alasan untuk melewatkan makan malam Kei sayang." Pesan Okaa-san kembali

Jika kalian bertanya bagaimana kedudukan Okaa-san di rumah ini? Jauh lebih tinggi dari pada harga diri Tsukishima.

(Name) cekikikan melihat Tsukishima tidak berkutik sama sekali di hadapan Okaa-san.

(Name) menghampiri nyonya Tsukishima berniat kembali membantunya setelah mendapat larangan keras darinya.

"Okaa-san sugoi, Kei-chan bahkan tidak menolaknya." Ucap (Name)

Okaa-san yang dipuji merasa hidungnya terbang begitu saja

"Kei memang seperti itu, meskipun ia bersikap dingin tetapi ia tetap mendengarkan Okaa-san." Ujarnya

"Kei-chan orang yang beruntung." Gumam (Name)

Gumaman itu terdengar oleh lawan bicaranya kali ini.

"(Name) tidak perlu iri, bukankah Kei yang beruntung mendapatkan tunangan sepertimu? Okaa-san juga sama beruntungnya mendapat calon menantu seperti mu." Ujar Okaa-san

Ya, Ibu dari Tsukishima tidak mengetahui bahwa anaknya itu tidak mengharapkannya sama sekali. Yang ia tahu hanya Kei dan (Name) dahulu, bukan sekarang.

Kedua perempuan itu sudah duduk di tempat duduknya masing masing, menunggu sang adam untuk bergabung bersama.

Tsukishima langsung duduk tanpa mengatakan apapun, ia berhadapan langsung dengan (Name) dan Mamanya di antara keduanya.

"Mengapa kau menumpang makan di sini?" Tanya sengit Tsukishima, rupanya ia masih kesal dengan kehadiran (Name)

"Aku ibunya, (Name) bebas keluar masuk rumah ini, makan di sini, bahkan menginap di sini." Mutlak sang Mama

Tsukishima langsung berdecih karena Ibunya malah membela pengganggu, lalu ia memakan makanan yang ada di hadapannya.

(Name) tersenyum kecil mendengar pertanyaan Tsukishima, ia paham bahwa dirinya tidak diharapkan laki laki itu. Namun, ia juga tidak bisa menolak ajakan wanita yang telah ia anggap Ibunya lebih dari ibu aslinya.

"Kau ini berisik ya Kei-chan, harusnya kau senang bisa melihat ku sambil makan malam." Ucap (Name) dengan nada bercanda

Tsukishima tidak meladeni (Name) mungkin karena kesal, marah, tidak suka dengan gadis mengganggu makan malamnya.

"(Name) benar Kei, kamu seharusnya lebih memperhatikan calon istri sendiri. Bukannya malah mengabaikannya seperti ini." Setuju Okaa-san

Oke, perempatan segi tiga muncul di dahi Tsukishima. Ia hanya diam dan berusaha menghabiskan makanannya yang tiba tiba kurang enak.

"Terima kasih atas makanannya." Ucap (Name) setelah menghabiskan makanannya

"Lho (Name) makan mu cepat sekali, ayo nambah lagi." Ujar Okaa-san

(Name) tersenyum lembut, "Terima kasih Okaa-san, tapi aku harus segera pulang untuk mengerjakan tugas yang di berikan Sensei. Okaa-san tidak mau kan (Name) dihukum karena tidak mengerjakan tugas?"

Okaa-san mengangguk, "Kenapa tidak belajar di sini saja? Biarkan Kei mengajari mu." Tanyanya

"Aku tidak mau." Malah Tsukishima yang menjawab

"Kamu terlalu banyak menolak hari ini Kei." Ucap Okaa-san

"Datte, Okaa-san selalu saja membela perempuan itu. Aku tidak suka." Ucap Tsukishima

(Name) meringis pelan mendengarnya, sudah saatnya ia memberi obat untuk hatinya.

"Kei-chan benar Okaa-san, status ku di sini hanya tentangga. Okaa-san tidak perlu memarahi Kei-chan." Ucapnya

"Demo.." Okaa-san tidak melanjutkan perkataannya karena senyuman (Name)

"Kalau begitu (Name) pulang dulu Okaa-san, oyasuminasai." Pamit gadis itu

"Kiwotsukete, kalau ada apa apa langsung ke sini saja." Ujar Okasan

(Name) mengangguk mengiyakannya, tanpa berpamitan lagi dengan Tsukishima ia melangkah menghilang dari pandangan keluarga Tsukishima.

"Kei, kamu harusnya berprilaku lebih baik kepada (Name). Dia itu tunangan kamu, calon istri kamu." Ucap Okaa-san

Tsukishima menghela nafas pendek, "Okaa-san, aku tidak mau lagi bertunangan dengannya. Aku ingin memutuskan pertunangan ini."

Tatapan dingin nan menusuk tiba tiba datang dari sang Mama, Tsukishima kembali berdecak kesal karena ia salah bicara. Tapi ia benar benar berkata jujur.

Sebenarnya Tsukishima dan (Name) dijodohkan saat mereka berumur 5 tahun atas kemauan kedua pihak keluarga dan kemauan mereka sendiri.

Dahulu mereka sangat dekat meskipun sifat tsundere Tsukishima memang sudah ada sejak kecil, melakukan hal hal yang menyenangkan berdua, diajari bermain Voli oleh Akiteru, bermain bersama Yamaguchi, dan yang lainnya.

Namun nyatanya, kali ini Tsukishima benar benar membenci (Name). Karena apa?

Karena saat kejadian itu.

______

Kamis, 25 November 2021

Towards Zero [Tsukishima Kei]-ENDWhere stories live. Discover now