XXI. Ulat.

1.7K 246 96
                                    

Awali pagi mu dengan berjalan ke sekolah bersama ayang.

Yap, (Name) dan Tsukishima sedang berjalan untuk berangkat ke sekolah bersama.

Awalnya (Name) kira ia akan terlambat untuk berangkat bersama tunangannya, namun di luar perkiraan Tsukishima ternyata menunggunya. Suatu peningkatan bukan?

Bahkan (Name) sampai menjambak rambut Tsukishima untuk memastikan pemilik kepala ini tidak kehilangan akalnya.

"Kei-chan, kau baik baik saja, apa kau terbentur sesuatu?" Tanya (Name)

Tsukishima yang meringis karena rambut pirangnya di tarik langsung bisa melepaskan jambakan tunangannya.

"Tidak, aku sangat baik baik saja. Berhentilah menjambak ku, bodoh." Jawab Tsukishima

"Tapi kau menungguku untuk pergi ke sekolah bersama, kau yakin tidak apa apa?" Sekesal apapun (Name), ia tidak ingin calon masa depannya sengklek.

"Itu keinginan ku, kenapa kau yang kesusahan? Tidak suka?" Tanya balik Tsukishima

(Name) menggelengkan kepalanya cepat, "Tentu aku suka, malah sangat suka." Serunya.

"Sudahlah, seret saja kaki mu untuk berjalan. Aku duluan." Ucap Tsukishima lalu berjalan meninggalkan (Name)

Dan beginilah akhirnya mereka bisa jalan bersama.

Lagi, ada lagi yang mengejutkan. Tsukishima memelankan langkah kakinya agar ia bisa berjalan di samping (Name), sekarang mereka jalan beriringan.

(Name) tambah terkejut namun tidak protes atau bertanya, ia malah tersenyum lebar dan menggandeng tangan Tsukishima yang besar dengan sangat erat.

Laki laki itu tidak menolak atau menerimanya, hanya saja telinganya yang sedikit merah karena tangannya dan senyum gadisnya.

Bahkan ia menanggapi ocehan (Name) yang kadang membuat hati kesal.

"Kenapa debu tidak bersatu saja agar lebih kuat dari angin, bukankah itu lebih praktis?" Tanya (Name)

"Mereka bukan makhluk bernyawa yang membutuhkan makan dan tidur, karena itu mereka tidak saling membutuhkan satu sama lain." Jawab Tsukishima

"Lalu kenapa buku hanya ingin di baca? Akan lebih baik jika ia menulis dengan sendirinya." Komentar (Name)

Tsukishima menghela nafas sebelum menjawab komentar gadis di sebelahnya

"Itu karena hanya akan membuat otak udang mu menjadi otak ikan. Atau mungkin otak cacing?" Ia menjawab dengan menaikan bahunya.

"Berhentilah menyamakan otak ku dengan otak udang Kei-chan, karena otak ku lebih berharga dari apapun. Bahkan jika di jual akan sangat mahal." Balas (Name)

"Kalau begitu, gunakan otak mu dengan benar. Bukan menjadi gila seperti ini."

"Tapi kau menyukainya kan?"

"Sialan."

Setelah itu mereka hanya mengobrol dan kali ini (Name) tidak mengobrol sendiri.

Bisa dibilang jika hubungan Tsukishima dan (Name) begitu harmonis, meskipun tetap ada perdebatan. Namun Tsukishima tidak membalas perkataan (Name) dengan kata-kata bak duri dan tunangannya yang terus menerus mengajak Tsukishima bercanda.

"Kei~chan, Kei~chan." Panggil (Name)

Mereka sedang berada di kelas Tsukishima, (Name) datang untuk makan siang bersama. Setelah mereka selesai, (Name) malah nongkrong sambil melemparkan kalimat kalimat yang ambigu.

Towards Zero [Tsukishima Kei]-ENDWhere stories live. Discover now