XVII. Tsuki-sama

1.9K 314 44
                                    

(Name) menatap kedua orang tuanya sengit.

"Apa kalian tidak lelah mengganggu ku setiap akhir pekan?" Tanyanya dengan nada kesal.

"Kami tidak akan berhenti sebelum kau memutuskan pertunangan ini." Tegas Ayahnya.

"Keluar." Ucap (Name) dengan memijat dahinya

"Tidak akan." Ucap Ibunya

"Ku bilang keluar!" Bentak (Name)

"Jangan membentak ka-"

"Keluar sebelum aku membunuh kalian." Ancam (Name) dengan nada dingin.

"Beraninya kau mengancam orang tua--"

(Name) langsung melempar gelas yang ada di depannya, lemparannya tepat di antara kedua orang tuanya.

Mau tidak mau kedua orang tuanya keluar masih dengan kegagalan mereka membujuk anak perempuannya.

(Name) lagi lagi menghela nafas, sudah berapa lama ia tidak se frustasi ini karena kedua orang tuanya? Argh! Jika saja ia tidak terlahir di dunia ini.

Ia mencari ponselnya lalu mencari kontak seseorang, suara sambungan telepon terdengar.

"Halo?"

"Moshi moshi, Ruri Nee-chan."

Terdapat jeda dari penerima.

"HEE, INI ADIK KU YANG KAWAII MENELPON!!" Seru Ruri dibalik telepon

(Name) terkekeh pelan

"Ya Nee-chan ini (Name)."

"Huaaa, aku rindu pada mu (Name)." Seru Ruri

"Aku juga merindukan mu Nee-chan."

"Bagaimana keadaan di sana? Apakah seseru itu menemui tunangan mu?" Goda Ruri

"Mungkin," (Name) terkekeh "lagi pula dia masih membenci ku."

"Ah, ii na~ (Name), kau sudah menemukan belahan jiwa mu."

Memang, Ruri sebenarnya hanya berbeda 10 tahun dengan (Name) tapi ia masih sibuk dengan karir nya menjadi model di Kanada.

"Makanya jangan terlalu sibuk dengan karir mu Nee-chan." Ledek (Name)

"Kau juga jangan terlalu fokus dengan cerita fiksi mu." Balik ledek Ruri

"Hey, itu lain cerita." Seru (Name)

Lalu mereka berdua pun tertawa bersama.

"Jadi," Ada jeda dalam ucapan Ruri "ada masalah apa yang bahkan tidak bisa kau tangani saat ini?" Tanyanya serius

(Name) tersenyum ketir di sana, namun ia tetap tidak bisa menangis.

"Nee-chan, bisakah kau kembali dalam waktu dekat, atau bahkan besok kau bisa kembali?" Tanya (Name) sambil bergetar

"Orang tua mu?" Tanya Ruri

"Ya."

"Apa keinginan mereka kali ini?"

5 tahun lalu saat pertemuan keluarga besar Ibu (Name), mereka bertemu. Mungkin klasik ketika Ruri menemukan (Name) sedang menangis sebari memeluk dirinya sendiri, Ruri yang saat itu masih SMA namun sudah mendapatkan penghasilan sendiri berinisiatif mengajak (Name) bermain.

Setelah tahu jika (Name) mendapat perlakuan yang membuat Ruri marah bahkan gadis sekecil itu ditelantarkan oleh orang tuanya, Ruri mengatakan kalimat yang membuat (Name) masih berdiri tegak sampai sekarang.

Towards Zero [Tsukishima Kei]-ENDWhere stories live. Discover now