XXIII. Orang Asing.

2.1K 274 263
                                    

Tunggu, apa? Apa yang laki laki ini katakan?

"Apa yang kau katakan?" Tanya (Name). Bagaimana ia bisa berkencan dengan orang lain ketika ia juga sudah berpawang?

"Apa kau begitu bodoh hingga menanyakan hal menjijikan itu dua kali?" Tanya balik Tsukishima

Tidak terima, (Name) balik membentak

"Bisakah kau hilangkan sikap kekanak-kanakan mu itu dulu?"

"Kau yang kekanak-kanakan!"

"Setidaknya bercerminlah Kei!"

Saling membentak, saling meninggikan nada bicara, saling mengeluarkan kata kata tidak pantas, itu yang mereka sedang lakukan.

Berpikir seharusnya di antara keduanya harus ada yang mengalah? Mari kita gunakan logika sekarang.

Tsukishima dengan sifat keras kepalanya dan kesalahpahaman yang membelenggunya? Atau (Name) yang lelah menghadapinya, tersakiti hatinya, lalu tiba tiba dituduh hal yang tidak masuk akal? Haruskah salah satu dari mereka mengalah? Tidak. Selesaikan sekarang, meskipun hanya membawa dampak negatif nantinya.

"Kau bahkan menerima kencan dengan laki-laki yang berada di bawah ku? Wah, ternyata kau memang rendahan (Name)." Ucap Tsukishima

"Untuk apa aku berkencan dengan orang lain Kei?" Tanya (Name) menahan amarahnya

"Entahlah, orang rendahan tetap akan rendah hingga tidak tahu siapa yang tertinggi di sini."

"Berhenti mencemooh ku Kei." Peringat (Name)

"Dulu tidak menepati janji, sekarang malah berkhianat. Dulu seekor rubah, sekarang seekor ulat."

"Cukup Kei!" Hilang semua kesabaran (Name)

"Kau pikir aku akan berkencan dengan siapa jika bukan dengan tunangan ku, huh?" Tanya (Name)

Rahang Tsukishima mengeras, ia muak mendengar tunangan, tunangan, tunangan lagi.

"Kau bahkan menerima ajakan kencan itu dengan senyum menjijikan."

"Aku tanya siapa yang mengajak ku kencan? Bodoh!"

"Siapa lagi jika bukan si pendek berambut oranye!" Bentak Tsukishima

(Name) terdiam, jadi tunangannya salah paham?

"Kenapa, kau pikir bisa menyembunyikan hal ini?" Tanya Tsukishima dengan smirk nya

"Kei, itu--"

"Diam! Aku bahkan melihatnya sendiri."

"Aku akan jelaskan, ini semua salah paham--"

"Kau tidak perlu menjelaskan!"

"Berhentilah memotong omongan orang, bajingan!" Kesal, (Name) benar benar kesal dengan Tsukishima

"Kau bahkan tidak tahu jika Sho-chan hanya berlatih untuk menembak pujaan hatinya! Dan kau malah bertindak seperti orang yang tersakiti? Wah, wah, aku baru tahu jika si mata empat ini bodoh." Ujar (Name) sambil menarik sebelah sudut bibirnya.

Tidak percaya dengan apa yang dikatakannya, laki laki itu menyanggah.

"Kau hanya mencari alasan--"

"Itu memang kebenarannya!"

Kali ini (Name) yang memotong ucapan Tsukishima

Tsukishima tetap menyunggingkan sebelah bibirnya.

"Mana ada penjahat yang mengakui kejahatannya?"

"Dan hanya penjahat yang akan melakukan apapun untuk pujaan hatinya." Balas (Name)

"Kau hanya mencari cari alasan." Tsukishima masih tetap pada pendiriannya.

Towards Zero [Tsukishima Kei]-ENDWhere stories live. Discover now