VIII. Alasan.

2K 304 10
                                    

Tsukishima mendapatkan bendera perang dingin dari Okaa-sannya. Ia bahkan tidak mengerti kenapa Okaa-san sangat menyanyangi gadis tetangga itu, bahkan meskipun statusnya adalah tunangan di keluarga ini.

Setelah membersihkan peralatan makannya, ia pamit untuk ke kamar mengerjakan tugas kepada Ibunya yang ditanggapi dengan deheman saja.

Setelah menutup pintu kamarnya, Tsukishima segera duduk di kursi belajarnya berniat mengerjakan tugas dengan Headphone di telinganya.

Setelah mencoba untuk fokus belajar namun tetap tidak bisa, Tsukishima melempar pena yang ia pegang. Sekilas ia melihat deretan action figure dinosaurus yang ia simpan sejak dulu, lalu melihat salah satu koleksi yang diberikan gadis tadi saat mereka kecil atau lebih tepatnya pesan perpisahan.

"Sialan." Desisnya.

Sekelebat kenangan manis di antara mereka membuat kedua alisnya menekuk.

Ah, andaikan ia tidak terbawa emosi saat itu..

Flashback on...

Malam itu setelah ia bermain dengan (Name), Tsukishima memasuki rumahnya dengan hati senang karena obrolannya dengan (Name) tadi.

"Okaa-san?" Panggil Tsukishima karena ia mendengar suara Nii-san nya seperti meminta maaf. Lalu ia berjalan ke arah ruang makan dan mendapati hal yang paling ia benci

"Maafkan Okaa-san, tolong Otou-san. Okasan tidak salah!" Seru Akiteru

Otou-sannya sedang menjambak rambut sang Okaa-san. Keadaan Akiteru juga tidak kalah menyakitkan dengan lebam di pipi dengan darah mengalir di sudut bibirnya.

__________
Maaf bagi para reader yang membaca, karena Otou-san dan Okaa-san membuat penulisannya terhambat jadi saya ganti menjadi Ibu dan Ayah di deskripsi sesuai dengan Bahasa Indonesia saja. Akan diusahakan jika kedua kata tersebut di kolom percakapan akan tetap.

Tsukishima : bilang aja males

Vi : heh enak aja males, males dari mananya coba!

Yamaguchi : kau pasti malas membuat huruf italic dan tanda baca dash

Hinata: oh! Benar

Kageyama : (mengangguk anggukan kepala)

Vi : POKOKNYA, ada alasan dan nanti kalau sudah selesai revisi deh. Semoga

Maaf ini hanya pemberitahuan ehe

Kejadian ini terulang kembali, ketika sang Ayah pulang setelah sekian lama menghilang, kegaduhan di rumah keluarga Tsukishima selalu menitikan darah.

Kei, ia tidak ingat sejak kapan ia bisa melihat kejadian ini begitu sering di sini. Bahkan pernah saat ia berada di bangku kelas 1, Ayahnya menghempaskan tubuh Kei kecil hingga darah keluar dan mengalir dari samping kepalanya.

Inilah yang membuat dirinya membenci Ayah kadungnya, bahkan Ibu tirinya lebih dianggapnya orang tua dari pada ayah brengseknya.

Ibu kandung Kei meninggal seminggu setelah melahirkannya, Ayahnya sampai menelantarkan Kei bayi serta Akiteru dan malah berlarut larut di klub malam dengan wanita wanita sialan.

Hingga beberapa hari kemudian, Ayahnya membawa Ibunya yang sekarang dan menjadi keluarga lengkap kembali. Namun itu hanya mimpi saja

Nyatanya, Ibunya mendapat perlakuan yang tidak sesuai dengan janji laki laki tua bangka itu. Sang Ibu terus menerus menangis karena tidak tahan dengan perbuatan tersebut ditemani Akiteru.

Towards Zero [Tsukishima Kei]-ENDWhere stories live. Discover now