VII. Masa Lalu.

1.9K 302 9
                                    

(Name) menjatuhkan tubuhnya setelah ia menutup pintu rumah yang ia tinggali.

Rubuh pertahanan matanya untuk hari ini. Ia sudah tidak kuat lagi untuk tidak menangis dan terus membohongi dirinya dengan kalimat 'Semuanya baik baik saja'.

Air yang bersumber dari matanya mengalir begitu deras tanpa bisa ia kontrol, bahkan bersuara pun ia tidak sanggup.

Apa yang harusnya ia harapkan saat ini? Semuanya membuang dirinya begitu saja tanpa melihat kembali kepadanya. Baik itu Ibunya, Ayahnya, bahkan tunangan sekaligus teman masa kecilnya yang ia pikir akan merangkulnya menuju kebahagiaan ternyata sama saja.

Tertatih tatih di kegelapan memang tidak mengenakan, hati terasa berdenyut nyeri dengan alasan tersakiti.

Ya, orang tua (Name) sudah cerai ketika ia duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar. Awalnya ia kira tidak akan ada apa apa meskipun Ayah dan Ibunya berpisah, namun ternyata sesakit ini.

Pertama, ia mengikuti Ibunya karena berpikir kasih sayang sang ibu tiasa batas. Tetapi itu semua terbatas hingga membuat (Name) menangis setiap malam dan mendapat perlakuan tidak baik darinya seperti dipukul karena tidak belajar setelah sekolah, dibentak ketika salah sedikit, dan yang lainnya.

Kemudian, ia mendapatkan secercah cahaya dari sang Ayah ketika ia akan masuk ke SMP. Berangan-angan akan kebahagiaan yang akan ia capai, namun lagi lagi terpatahkan begitu saja.

Melihat sang Ayah membawa perempuan yang berbeda di setiap malamnya, mabuk mabukan, terus menerus membentaknya, dan kembali mengulangi perbuatan sang Ibu.

Sedikit lagi cahaya itu padam, (Name) memegang cincin yang dikalungkan di lehernya, cincin pertunangannya dengan Tsukishima Kei. Namun lagi lagi, bumi seolah tidak menginginkannya hidup maupun mati.

Kenyataannya, Tsukishima Kei membencinya. Sebanyak apapun kenangan masa kecil bersamanya, laki laki itu membencinya.

Mungkin, awal dari kebenciannya itu saat mereka masih bermain bersama.



Flashback on...



"Kei-chan hidoi, kau membuat ku terjatuh!" Seru (Name) kecil dengan mata berkaca kaca.

Mendengar itu, Tsukishima Kei kecil menghampirinya lagi.

"Ayolah (Name) pasti tidak sesakit itu." Ucap Tsukishima sambil mengulurkan tangannya

Melihat itu (Name) menerima uluran tangan putih laki laki itu.

Mereka berdua saat ini baru menginjak bangku kelas 3 SD, sedang bermain kejar kejaran. Hanya berdua tanpa Yamaguchi karena laki laki itu sedang ada urusan.

(Name) tersenyum melihat Kei-nya peduli kepada dirinya, Tsukishima juga tersenyum melihat (Name) yang selalu mengerti dirinya.

Setelah mereka selesai bermain, keduanya berjalan menuju rumah.

"Kei-chan." Panggil (Name)

"Hm?"

"Arti bertunangan itu apa?"

Tsukishima berhenti melangkah saat itu juga lalu melihat gadis di sampingnya.

"Mungkin itu yang membuat kita bersama selamanya?" Ia menjawab dengan tidak yakin

"Bukankah itu menikah?" Tanya (Name) lagi

Tsukishima sedikit berpikir lalu menjawab

"Mungkin itu awal dari bersama selamanya."

(Name) mengangguk nganggukan kepalanya, mungkin ia paham sedikit.

"Berarti kita akan selalu bersama sampai nanti?"

Towards Zero [Tsukishima Kei]-ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang