Tsushima berdecih kesal, lalu ia menghempaskan kerah Ayahnya.
"Pergi dari sini sebelum kau mati di sini." Desisnya
Tsukishima pergi meninggalkan tempat ia beradu tinju dengan sang Ayah.
Ayah Tsukishima mengelap sudut bibir yang berdarah, ia memandang istrinya yang sibuk dengan Akiteru yang terluka. Ia berdecih pelan lalu beranjak dari tempatnya.
"Ah, kau harus mengobati luka mu terlebih dahulu." Ucap sang Istri
"Tidak usah, urus saja anak anak mu yang tidak berguna itu." Tolaknya dengan sarkas
(Name) masih berdiri di tempat semula, lalu Ayah Tsukishima berhenti sebentat tepat di sampingnya.
"Batalkan pertunangan mu dengan Kei, kau sudah tidak berguna lagi." Ucap Ayah Tsukishima
Dengan wajah datar (Name) membalas
"Berhentilah seolah olah kau yang berkuasa di sini, pertunangan ku akan tetap terjalin dan itu tidak ada hubungannya dengan perusahaan kalian."
Ayah Tsukishima berdecak kesal lalu melangkahkan kaki untuk meraih gagang pintu.
"Berhenti menganggu kami atau perusahaan kalian akan benar benar tidak akan berjalan lagi. Ingat, siapa yang berurusan dengan mu ketika kau mengusik ku." Pesan atau lebih ke perintah (Name) ucapkan
Masih ingat dengan Ruri Nee-chan? Ia bisa saja membeli semua saham yang di inginkannya, namun kakak dari (Name) tetap berpikir akan merepotkan jika berurusan dengan negara yang jauh dari tempat tinggalnya sekarang.
Ayah Tsukishima tidak berbicara dan malah membanting pintu dengan kuat.
(Name) tidak ambil pusing dengan tindakan tuan Tsukishima itu, ia langsung bergerak ke arah Okaa-san dan Akiteru.
"Akiteru Onii-chan, apa aku harus membantumu mengobati lukamu?" Tanya (Name)
Akiteru tersenyum lalu menggelengkan kepala, "Tidak perlu (Name), lebih baik kau sembuhkan saja luka Kei. Dia tidak akan keluar sebelum kita membujuknya dengan benar." Ucapnya
"Akiteru benar (Name), tolong sembuhkan Kei saja. Biar Okaa-san yang di sini." Tambah Okaa-san.
(Name) mengangguk lalu berjalan menuju tempat tunangannya berada.
____________
Sesampainya gadis itu di depan kamar Tsukishima ia ragu akan membuka pintunya. (Name) sudah lama tidak memasuki kamar ini, meskipun seminggu ini ia tinggal di sini.
Keraguannya tertepis oleh suara gaduh di depannya, hingga ia membuka pintunya dengan pelan yang ternyata tidak terkunci.
"Kei-chan?" Tanya (Name) di daun pintu itu.
Tidak ada sahutan namun gadis tadi memberanikan diri untuk masuk, setelah masuk ia langsung menutup pintu itu dan terkejut dengan keaadan ruangan ini. Bagaikan telah tersapu angin besar, (Name) tidak bisa menjelaskan betapa kacaunya kamar tunangannya ini.
Kemudia ia melihat ke sudut kamar tempat Tsukishima memeluk lututnya erat sambil bergumam tidak jelas, (Name) mendekatinya pelan-pelan.
"Kei-chan?"
"Keluar." Bisik Tsukishima yang terdengar oleh (Name)
"Kei-chan, apa kau tersakiti oleh Otou-san mu?" Tanya (Name)
"Bukan, keluar." Perintah Tsukishima
YOU ARE READING
Towards Zero [Tsukishima Kei]-END
FanfictionTsukishima Kei x Reader Bagaimana ternyata Tsukishima selama ini mempunyai tunangan bernama (Name)? (Name) yang menyebalkan menurut Tsukishima Dan Tsukishima yang menyenangkan menurut (Name) "Kei-chan!" "Sudah ku bilang jangan panggil aku seperti...