16

12.7K 1.4K 54
                                    

Happy Reading

Mika meringis pelan saat luka di tangannya bersentuhan dengan obat merah.

"Makanya jangan pecicilan manjat manjat,kyk monyet aja"ucap lelaki berlesung pipi di kedua pipi nya.

"Ih enak aja bilang monyet"

"Ya memang kyk monyet manjat manjat,coba aja kalo tadi gk gue tangkap ntah apa yang terjadi sama lo.Udah kecil,pendek,gk sadar diri"

"Ih kak Vano kok jadi body swimming"kesal Mika.

Vano Gustaf Marlino ketua osis SMA Nusantara,berinisiatif mengelilingi sekolah untuk memindai apakah ada murid yang membolos atau melanggar aturan tapi ia malah di suguhkan pemandangan bocil bergelantungan di pohon jambu diiringi teriakan ketiga temannya di bawah.

Saat tangan perempuan itu terlepas dari dahan dengan refleks Vano langsung menangkap tubuh mungil itu.

Dan berakhir mereka berdua di UKS untuk mengobati lengan Mika yang tergores ranting tajam saat terjatuh tadi,sebelum itu Vano menyuruh ketiga teman Mika untuk kembali ke kelas.



Dengan gemas Vano mengapit hidung mungil Mika.

"Swimming swimming,ihh gemes banget gue sama lo"

"EHEM"Dehaman seseorang menghentikan kegiatan mereka.

"Eh kak Edgar dari kapan di sana,kok Ila gk tau"Mika mengernyitkan keningnya.

"Dari tadi"jawabnya datar.

"Lo..."tunjuk Edgar pada Vano.

Vano mengangkat sebelah alisnya menatap Edgar dingin.Vano sudah berkali kali berurusan dengan Edgar si badboy setengah alim itu,terkadang membuat masalah terkadang juga kalau lagi waras baik budi.

"Keluar"tekan Edgar menatap tajam Vano.

Vano terkekeh pelan saat mendengar perintah Edgar.
"Punya hak apa lo nyuruh gue pergi,lo yang seharusnya pergi karena lo gk berkeperluan di sini"jawab Vano.

"Gue bilang ke.lu.ar"titah nya lagi.

Vano menghela nafas kasar melihat Edgar.
"Gue masih ngobatin anak orang,kalo lo nyuruh kita keluar nanti kalo udah selesai"

"Gue bilang lo yang keluar,urusan ngobatin luka biar gua yang urus"

"Emangnya Mika mau di obatin sama lo?"tanya Vano meremehkan.

Edgar melirik ke arah Mika yang sedang menatap polos ke mereka berdua.

"Cil"panggil Edgar.

"Hm"sahut Mika

"Dia ada urusan,gue yang ngobatin lo mau?"

"Ooh kak Vano ada urusan ya udah gk pa pa,kak Ed bisa gantiin kok,Ila juga bisa sendiri"

Vano mendengus kesal melirik tajam Edgar.

"See"ucap Edgar memasang wajah kemenangan.

Tatapan Vano melembut saat melihat ke arah Mika.
"Yaudah gue pergi dulu ya"ucap Vano sembari mengelus pucuk kepala Mika,yang di balas anggukan.






"Kenapa?"tanya Edgar melihat lengan Mika,terlihat luka goresan tidak terlalu panjang di lengan putih mulus itu.

"Jatoh tadi hehehe"jawab Mika

"Jatoh kok luka nya kek gini"Edgar mulai mengobati lengan Mika.

"Iya tadi Ila,Rona,Cici sama Ela ngambil jambu di belakang sekolah,Ila yang manjat-"

"Terus jatoh?"

"He em"Mika mengangguk.

"Tapi kan kak untung aja tadi ada kak Vano,kalo aja Ila tadi gk di tangkap kak Vano pas jatoh pasti pinggang Ila udah encok deh."

Edgar mendengus mendengar cerita Mika.
"Menurut lo Vano itu gimana?"

"Ehm kak Vano itu ganteng,pintar,udah itu ketua osis lagi keren,sama tinggi juga kyk kakak tapi kak Vano lebih pendek dikit dari kakak,ehm gimana ya kalo ila jadi pacar nya kak Vano?"Mika mengetuk dagunya sambil tersenyum.

Edgar merasa panas mendengar perkataan Mika.

Tuk
Edgar menyentil jidat Mika membuat sang empu meringis.

"Lo masih kecil,gk usah mikir pacar pacaran"ucap Edgar dengan nada dingin dan Wajah datarnya,setelah mengatakan itu Edgar pergi dari sana.

Mika menggaruk pipinya yang tidak gatal,ia bingung dengan perubahan ekspresi dan nada suara Edgar.Kak tiang kenapa?


                               💜

Bel pulang sekolah telah berbunyi,berbondong bondong siswa keluar dengan semangat.

Termasuk gadis mungil yang berjalan diapit tiga temannya.

"Kai,tangan lo masih sakit?"tanya Rona memperhatikan lengan Mika yang berbalut perban.

"Udah nggak,liat ni"Mika menggoyangkan tangannya seperti orang kejang kejang.

"Eh eh udah udah,abang lo gk marah kan kalo lo luka?"

Mika menghentikan langkah nya.
"Ehm enggak mungkin"ucap nya pelan di akhir kalimat.

"Tu abang lo di parkiran,sana samperin kita juga mau pulang babay"

"Babay"





Mika memasang wajah cerianya menghampiri abang nya sudah menatap nya dari ujung.

"Abang"sapa nya tersenyum,membuat kedua pipi bulatnya semakin menggembung.

"Ya udah ayok pulang"ajak Reno sembari mengelus pucuk kepala Mika.

"Ayok,kak Ila pulang luan ya"pamitnya pada teman teman Reno.

"Kak Ed"sapa Mika saat melewati Edgar yng duduk di atas motornya.

Edgar hanya berdhem singkat menjawab sapaan Mika dengan raut wajah datar nya.

Mika mengerutkan keningnya saat mendapat respon singkat dari Edgar,tapi kemudian ia hanya mengendikkan bahunya acuh.


                            Hai!!!

Dah lama gk jumpa xixixi!!!!

I'm Not Bocil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang