1 - FALLIN IN LOVE

786 131 38
                                    

1 - FALLIN IN LOVE

Langkah terburu-buru, waktu yang ia punya benar-benar tak banyak.

Dengan dua kresek di kedua tangan mungilnya, yang bergelantung mengikuti arah sang pemilik.

Brugh!

"Yahh! Tidak!" Betapa sialnya dirinya hari ini. Semua jeruk yang ada di kreseknya terjatuh terpencar.

"Mian jinjja mianhae, biar kubantu"

Gadis yang tertabrak tadi ikut menjongkok memungut jeruk yang telah terjatuh hingga bersih.

Gadis mungil itu membungkuk hormat. "Terima kasih, dan maaf karena kecerobohanku, sekali lagi maaf" Ucapnya langsung terburu jalan meninggalkan gadis tinggi yang ia tabrak tadi.

Yeppeuda.

Gadis yang tertabrak itu mematung melihat wajah gadis yang lebih pendek darinya. Hingga tak sadar kalau gadis itu sudah melangkah jauh darinya.

Kepala diketuk sendiri untuk menyadarkan. "Aish Hei! Tunggu! Jerukmu--" Baru saja ingin mengembalikan satu buah jeruk yang tersisa, namun gadis mungil tadi sudah tak terlihat.

"Ah! ini bonus milikku kan?" Ucapnya tersenyum seraya kembali melihat jeruk berwarna orange di tangannya.

Manis.

Tidak, yang ia maksud adalah gadis tadi.

"Semoga kita bertemu lagi" Batinnya tersenyum bahagia, disertai degupan kencang di jantungnya.

.

Tok! Tok! Tok!

Pintu terbuka, menampilkan pria paruh baya dengan rambut yang mulai memutih dan kaca mata yang bertengger di hidung mancungnya.

"Paman, ini pesanan jeruknya, mohon maaf terlambat" Ucap gadis tadi dengan membungkuk hormat.

"Aaah! Tidak apa Dahyun" Ucap pria pruh baya itu seraya menepuk pelan pundak Dahyun.

Ia sudah hampir satu bulan berlangganan jeruk ini pada toko buah tempat Dahyun bekerja, jadi Dahyun sudah tidak asing lagi.

"Oh iya! Ini untuk uang jeruk nya" Ia menyerahkan tiga lembar uang bernominal besar.

"Sebentar, kembaliannya paman"

"Tidak, itu untuk makan siangmu" Cegahnya.

"J-jangan, aku masih ada uang paman" Tolak Dahyun lagi dengan sopan.

"Ambil saja, untuk esok hari kalau begitu"

"No! Aku tidak menerima penolakan Dahyun" Ucap pria itu memotong ucapan yang baru saja ingin Dahyun keluarkan.

Dahyun pun menghela napas dan mengangguk. "Terima kasih banyak paman, maaf merepotkanmu" Ucap Dahyun seraya menunduk hormat.

Pria itu pun tersenyum. Inilah yang ia suka dari Dahyun, gadis sopan dan pekerja keras. "Tidak apa, dan untuk minggu depan aku memesan jeruk lagi seperti biasanya, mengerti?"

Dahyun mengangguk pasti. "Mengerti paman, kalau begitu aku pamit" Ucap Dahyun seraya kembali membungkuk sebelum pergi dari kediaman itu.

.

3.00 PM

"Sana pulang~" Teriak Sana setelah membuka pintu rumahnya.

"Sana! Jangan berteriak!" Ucap pria dengan suara bazznya.

Sedangkan sang puterinya hanya cengengesan. "Ayah!" Ucap Sana segera mendekati dan memeluk sang ayah yang menegurnya tadi.

"Ada apa kau ini? Tumben sekali memeluk ayah!" Ucapnya namun menerima pelukan dari anak gadisnya.

Sana meregangkan pelukan, dan menatap sang ayah dengan wajah cemberutnya. "Aku sering memeluk ayah!" Ucapnya tak terima.

Sang ayah terkekeh, melepas pelukan dan berjalan menuju ruang Tv untuk menonton.

Sana mendekati ayahnya lagi, lalu duduk di sebelah ayahnya. "Wae?" Tanya sang ayah seolah risih dengan tingkah laku anaknya yang random.

"Ayah~ kurasa aku jatuh cinta"

"Mwo?" Ayahnya menatap serius mata anaknya. Lalu sedetik kemudian ia tertawa.

"Ini ke 20 kali kau mengatakan hal yang sama kepada ayah, dan semuanya adalah barang, bukan manusia" Ucap sang ayah dengan tawanya.

Sana mempoutkan bibirnya. "Tidak! Kali ini aku serius! Aku benar-benar ingin memilikinya" Ucap Sana dengan mata berbinarnya.

"Tapi dia--" San menggantungkan kalimatnya resah.

"Dia kenapa?" Tanya ayahnya penasaran.

"Eum... Dia seorang gadis?" Cicit Sana kecil, khawatir akan respon dari ayahnya.

Sang ayah menghela napas. "Kau sudah tahu mana yang benar dan yang salah Sana, ayah selalu mendukungmu apa pun pilihanmu" Ucapnya membuat sang anak menatapnya tak percaya.

"Ayah serius?"

Sang ayah mengangguk. "Lagi pula umurmu sudah tidak muda lagi, ayah takut tidak ada yang mau denganmu" Ucap pria itu dengan candaannya menggoda sang anak.

"Ayah~!" Tawa Tn. Minatozaki semakin membesar.

"Ayah bercanda, pastikan gadis itu bisa membawamu ke arah yang positif, dan ubahlah kebiasaan burukmu itu! Cih nyamuk saja tak mau berlama-lama memakan darahmu" Ucap ayahnya seraya berdiri melangkahkan kaki meninggalkan Sana.

"AYAH~!" Teriak Sana kesal atas perkataan sang ayah.

Ia sadar dirinya pemalas. Namun kan dirinya tetap cantik, lagi pula manusia mana yang tidak pernah malas dalam hidupnya.

Sana pun ikut beranjak menuju lantai 2 kamarnya. Ia melewati meja makan dan alisnya mengerut saat melihat tumpukan buah bulat berwarna orange.

Ia merogoh kantong dalam jaketnya, dan terlihatlah buah yang sama.

"Woah! Sepertinya kita akan berjodoh! Lihatlah itu jeruk! Dan ini jeruk!" Seru Sana mengambil atensi para maid yang ada di dapur, mereka menggelengkan kepalanya pelan melihat nona mudanya melakukan hal random seperti biasa.

Sana tertawa kali ini. "Ah! Kurasa aku mulai gila" Ucapnya terkekeh seraya melanjutkan jalannya dengan jeruk yang masih setia ia genggam di tangannya.

.

.

.

.

Tbc.

HEY AKHIRNYA SUDAH TERUPDATE, OTTE??

HEY AKHIRNYA SUDAH TERUPDATE, OTTE??

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Tangerin' - SaiDa Fanfic (Slow update)Where stories live. Discover now