15 - BACKBURNER

269 63 26
                                    

15 - BACKBURNER

"Ingin mampir?" Dengan senyuman yang masih sedikit tersipu Dahyun menawarkan pada Sana. 

Mereka saat ini sedang berada di depan kediaman Kim Dahyun. Sudah seminggu yang lalu sejak mereka berkencan untuk pertama kalinya di bukit hijau nan rindang itu.

Sana pun ikut tersenyum, lalu menunduk demi menyentuh hidung Dahyun dengan hidung indahnya. "Bolehkah?" Ucapnya dengan berbisik ria. 

.

"Aku suka itu~"

Telunjuknya terangkat menunjuk salah satu bintang dengan cahaya yang paling terang di langit yang mereka pandang. Setelah masuk ke dalam rumah sederhana itu, ternyata di dalamnya ada sebuah jendela besar yang membiarkan cahaya bulan menyinari rumah itu pada saat malam.

"Aku suka kau" Ucap Sana tanpa beban. 

Membuat gadis yang sedang berbaring di lengannya merona padam. 

Dahyun merasa ada yang salah dengan dirinya. Pertama kalinya ia merasakan hal seperti ini. 

"Aku suka, perasaan ini" 

Sana pun tersenyum lalu menyampingkan tubuhnya menghadap gadis Kim. Membuat wajah keduanya hampir bersentuhan. "Bagaimana perasaanmu?" Tanyanya pelan seraya jemari tangannya merapikan anak rambut Dahyun. 

"Menyenangkan" Balas Dahyun. Ikut mengubah posisinya menghadap Sana.

"Jinjja?" 

Ia mengangguk. "Setelah bertemu denganmu, semua terasa menyenangkan"

"Nado~" Pelukan terjadi, seraya Sana memejamkan matanya. 

"Sana"

"Hm?" Balasnya menggumam.

"Apakah tidak apa-apa?" Tanyanya menggantung. 

Sana mengerutkan keningnya. "Siapa?" Balas Sana kembali bertanya. 

"Kita" Jawab Dahyun.

Sana pun meregangkan pelukan untuk kembali menatap netra indah itu. "Tidak ada yang perlu kau khawatirkan" Ucapnya lembut.

"T-tapi aku hanya seorang penjual buah dan pekerja part-time" Ucap Dahyun menunduk, tak berani menatap wajah Sana.

"Aigooo~ apa aku harus menjadi penjual kimchijiggae bersama eommoni di kedai itu agar kau tidak memasang wajah seperti ini padaku?"

"H-huh?" Dahyun pun menatapnya dengan bingung.

Sedangkan Sana mengeluarkan kekehannya, gemas. "Sudah aku bilang, aku mencintaimu karena itu kau"

"Layaknya bunga, ia akan tetap bunga bahkan di toko buah sekalipun"

.

04.00 PM 

"Dahyun, aku tidak bisa mengunjungimu 2 hari ke depan, mian" Ucap gadis berambut cokelat yang sedang mengusap rambut hitam milik gadisnya. 

Wajahnya tak bisa menyembunyikan kecewa yang ia rasakan. Namun ia tetap mengangguk.

Setelah mereka berkencan, tak ada sehari pun keduanya terpisah. Mungkin ada sesekali pada saat Sana harus mengecek perusahaannya. Tapi itu bahkan hanya beberapa jam saja.

"K-kemana?" Pertanyaan itu pun terlepas juga dari bibir mungil miliknya.

"Hanya ke perusahaan, 

--sayang

Blush~

Kesekian kalinya lagi pipinya terasa terbakar.  Panggilan itu selalu saja membuatnya tersipu. Entah mantra apa yang Sana punya, hingga efeknya begitu besar pada dirinya.

"Jja~ aku pergi dulu, dan maaf tidak bisa mengantarkanmu pulang hari ini" Ucap Sana bersiap meninggalkan toko buah Dahyun. 

"Ah! Satu lagi" Ucapnya menghentikan langkah, lalu kembali berbalik menghadap Dahyun. 

"Rindukanlah aku~!" Ucapnya berbisik. Semburat merah langsung menutupi wajah putih Dahyun.

"Cepatlah pergi~!" Dorong Dahyun pada Sana yang saat ini sedang terkekeh puas. 

"Arrasseo arrasseo~ sampai jumpa lagi, bidadari!" Ucapnya sebelum akhirnya meninggalkan toko buah itu bersama pemiliknya yang tengah merona padam.

.

08.00 AM

"Beersenang-senang hm?" 

Suara familiar mengambil atensinya yang sedang mengaduk kopi yang dibuat sendiri. 

"Berjalan sesuai rencana?" Ucap gadis itu seraya mengambil satu gelas beserta kopi juga untuknya sendiri.

"Apa yang kau bicarakan sekarang?" Ucap Sana seraya menatapnya dengan alisnya yang hampir menyatu. 

Momo terkekeh sedikit. "Kim. Dahyun." Ucapnya lalu menatap Sana lurus.

"Apa yang kau rencanakan?! Jauhi Dahyun" Sana pun tersulut emosi hingga ia mencengkeram kerah kemeja Momo berbicara penuh penekanan.

Sedangkan Momo hanya terkekeh. "Aku hanya bertanya, tenanglah" Ucapnya seraya melepaskan cengkeraman Sana di kerahnya. 

"Lagi pula dia sudah menolakku" Ucapnya melanjutkan kegiatan membuat kopinya dengan Sana yang masih menatapnya curiga.

"Hah~" Ia menghela napas besar melihat Sana yang belum juga mempercayainya.

"Aku benar-benar tak akan mengganggumu dengannya~! Haebwa" Ucap Momo yang terus meyakini Sana. 

"Kau sedikit susah untuk dipercayai" Ucap Sana lalu pergi memasuki ruangannya.

.

07.30 PM

"Aku pulang" Suaranya menggema di rumah mewah besar itu. 

Salah satu pekerja rumahnya pun mendatanginya. "Nona telah ditunggu di meja makan" Ucapnya pada Sana.

"Hum? Baiklah tolong bawakan ini ke kamarku" Ucap Sana memberikan tas kerjanya. 

Kakinya melangkah ke meja makan dengan bingung, tak biasanya ayahnya menunggu di meja makan. 

"Ayah ada ap--"

"Kau sudah pulang Sana..?" Suara bass dengan dingin menyapa gendang telinganya. Membuat tubuhnya kaku seketika.

"K-kakek.." Ucapnya dengan gemetar. 

.

.

.

.

.

Tbc.

Gimana part kali ini?

OHYAA, spoiler spoiler ceritaku selanjutnya bakalan aku up di akun twitter yaw! xixixi (kalo ada spoiler)

OHYAA, spoiler spoiler ceritaku selanjutnya bakalan aku up di akun twitter yaw! xixixi (kalo ada spoiler)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Tangerin' - SaiDa Fanfic (Slow update)Where stories live. Discover now