9 - BETWEEN

548 111 22
                                    

9 - BETWEEN

"Karena aku jatuh cinta padamu.."

.

Setelah Sana mengatakan dengan jujur apa yang ia rasa. Suasanya seketika hening. Dahyun cukup terkejut tentu saja.

"Secepat itu?" Tanya Dahyun, ia menunduk menatap lantai.

Sana mengangguk pasti. "Bahkan saat pertama kali aku melihatmu, aku sudah jatuh cinta padamu" Ucap Sana lagi memperjelas perasaannya.

Dahyun tersenyum sedikit terlihat kesedihan di sana. Lalu ia menatap Sana. "Kurasa kau salah, tak ada cinta secepat itu, itu hanya cinta monyetmu padaku Sana"

Sana menggeleng cepat. Ia tak setuju. "Aniya, aku paham kau terkejut dengan pernyataanku, tapi kini kau sudah mengerti perasaanku, aku tak menuntutmu untuk membalas perasaanku saat ini juga" Ucap Sana.

"Namun, izinkan aku untuk bisa terus bersamamu" Lanjut Sana memohon.

Dahyun masih menatap Sana. "A-aku hanya bingung, harus bersikap bagaimana padamu" Ucap Dahyun.

Mendengar itu, wajah Sana berubah menjadi senyuman malaikatnya. "Bersikaplah seperti biasa, jangan memaksa dirimu" Balas Sana.

"Aku akan menjagamu, serta menunggumu sampai kau bisa menerimaku" Lanjutnya.

.

Beberapa hari setelahnya..

Sejak malam itu Sana mengutarakan perasaannya, kini ia lebih sering berada di toko buah milik Dahyun.

Dari yang sebelumnya hanya saat malam hari saja, sekarang sore hari sebelum Dahyun membuka tokonya daja ia sudah datang.

Dahyun sedikit terkejut melihat Sana yang tersenyum lebar di depan toko buahnya yang masih tutup.

"Annyeong!" Sapa Sana dengan lambaian tangannya.

"E-eoh annyeong" Jawab Dahyun, ia sedikit canggung setelah kejadian semalam.

"Aku membawa ini dari rumah, apa kau sudah makan?" Tanya Sana.

Dahyun menatap Sana seraya tangannya mencoba membuka kunci pintu toko miliknya. Lalu ia menggeleng.

"Tepat!" Seru Sana.

"Kalau begitu kita makan dahulu saja, kajja!" Ajak Sana langsung menarik Dahyun memasuki toko.

"Bagaimana? Kau suka?" Tanya Sana.

Dahyun mengangguk pelan. "Sebentar" Ucap Sana seraya membersihkan sisa nasi di ujung bibir Dahyun dengan jemarinya.

Karena pergerakan Sana yang tiba-tiba itu membuat keduanya membeku karena jarak antara wajah mereka yang terlalu dekat.

"Ehm, aku ke toilet sebentar" Ucap Sana memecahkan keheningan yang sempat terjadi. Ia langsung beranjak menuju bilik toilet yang ada di toko buah Dahyun, berusaha menenangkan detakan jantungnya.

"Huh.. tenang Sana.."

Sedangkan Dahyun yang juga sedang berusaha menenangkan jantungnya, tiba-tiba pintu toko buahnya terbuka.

"Silakan, ada yang bisa saya ban--- eoh eonni?" Dahyun menatap terkejut menatap si tamu yang sudah lumayan lama tidak berkunjung ke tokonya.

Tak lama Sana pun telah kembali dari kamar mandi, juga ikut menatap tamu yang baru datang.

"Momo" Gumam Sana menatap Momo datar.

Sedangkan yang ditatap hanya tersenyum.

"Annyeong?" Ucapnya tersenyum kepada keduanya.

Namun hanya Dahyun satu-satunya yang membalas senyumannya. "Sudah lama sejak aku melihatmu, eonni" Ucap Dahyun menyapa.

Membuat senyum Momo mengembang. "Maafkan aku, sejak kemarin ada yang harus aku urus" Ucap Momo mengacak pucuk rambut Dahyun.

Sana yang melihat itu hanya merotasikan kepalanya malas.

Tak lama.

Kring! Kringg!

Ponsel Sana berdering tanda adanya panggilan masuk.

Segala atensi pun diberikan padanya, ia tersenyum canggung pada Dahyun.

"Aku akan menerimanya, sebentar ya?" Pamitnya pada Dahyun, yang dibalas anggukan.

Setelah Sana keluar dari toko. Tersisa kedua gadis. Momo menatap Dahyun yang mulai menyibukkan dirinya dengan merapikan dan mengecek keadaan buah-buahannya.

"Eum Dahyun?"

"Yaa?" Balas Dahyun tanpa menatap.

"Aku ingin mengajakmu untuk menonton film terbaru besok minggu, bagaimana?" Ucap Momo.

Dahyun pun menatapnya lalu tersenyum. "Call!" Balas Dahyun.

Membuat senyum Momo mengembang senang.

Tak lama Sana terlihat kembali, setelah selesai dengan panggilannya.

"Sesuatu terjadi?" Tanya Dahyun setelah Sana kembali.

Senyum menenangkan Sana berikan pada Dahyun, lalu mengangguk. Membuat Dahyun memasang wajah khawatirnya.

"Jantungku terus berdetak tak karuan saat melihatmu, itu yang terjadi" Ucap Sana dengan gombalannya.

Momo yang melihat itu berdecih pelan.

Sedangkan Dahyun sudah melayangkan pukulannya pada lengan dan pundak Sana. Hingga mereka terasa berada di dunianya sendiri, sedikit membuat Momo merasa terlupakan.

"Sejak kapan mereka sedekat itu?" Ucap Momo dalam hati, tak suka melihat gadis yang ia sukai sedekat itu dengan orang lain apalagi sahabatnya sendiri.

.

.

.

.

.

Tbc.

Ada yang masih ingat alurnya??

Ada yang masih ingat alurnya??

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Tangerin' - SaiDa Fanfic (Slow update)Where stories live. Discover now