20 - BADAI

259 50 21
                                    

20 - BADAI

Tok tok tok..

Ketukan pintu mengambil atensi Sana yang sedang terlarut diam di dalam kamarnya sendiri seraya melihat sebuah anting yang ada di atas meja belajarnya.

Ia pun berdiri menuju pintu kamarnya.

Ceklek..

Sang ayah terlihat sudah rapi memakai jas formal. Membuat Sana mengerut heran. "Ayah ingin ke mana? Bukankah ini hari libur?" Tanya Sana bingung. 

"Ayah harus ke Jepang, ada pertemuan penting di sana" Jawab Tn. Minatozaki pada Sana.

Sedangkan Sana memasang wajah terkejutnya. "Sekarang juga? Ayah ke Jepang?" Ulang Sana yang akhirnya diangguki oleh sang ayah.

"Aaah waee~" Rengek Sana pada sang ayah. Bahkan gadis itu memeluk sang ayah saat ini.

Dengan lembut Tn. Minatozaki membalas pelukan sang anak. "Banyak yang harus ayah lakukan Sana~ kau jaga diri di sini hm? Ayah minta maaf meninggalkanmu sendiri di sini" Ucapnya perlahan.

Pelukan pun merenggang. "Jadilah Sana yang kuat hm? Anak ayah selalu kuat bukan?" Ucap sang ayah dengan senyuman penuh maknanya.

"Kenapa ayah berbicara seolah kita akan berpisah lama" Ucap Sana dengan wajah cemberutnya. Membuat Tn. Minatozaki terkekeh kecil.

"Kalau begitu ayah pergi sekarang jaga rumah dengan baik" Ucapnya yang diangguki Sana.

Setelah itu ayah Sana benar-benar tak terlihat dari balik pintu dan Sana kembali memasuki kamarnya sendiri.

Hela napas besar ia lakukan sebelum akhirnya berbaring di atas kasurnya, lalu tiba-tiba ia mengusap kasar rambutnya frustasi.

"Sebenarnya Dahyun ada apa?" Gumamnya lirih, kembali menatap anting yang masih berada di atas meja. 

Yang ia lakukan hari ini benar-benar sama. Hanya melamun menatap langit-langit kamar dan anting itu. Hingga tak terasa waktu kembali malam. Namun ia masih tetap membuka matanya tanpa lelah.

Lalu tak lama ia terduduk. "Lebih baik ia menamparku, dari pada aku harus gila memikirkan ini" Gumamnya lagi seraya bersiap mengganti bajunya.

.

8.00 PM

Play song: Kim Bum Soo - Winter of May

"Terima kasih" Ucap Dahyun dengan senyumannya pada pembeli yang baru saja memberikan uang padanya.

Dalam sekejap setelah pembeli itu keluar senyumannya luntur seraya memasukkan uang tadi ke tempat penyimpanannya.

Kring!

"Selamat datang, silakan mencari buah ap--" Ucapannya terputus, kala melihat gadis dengan rambut cokelat yang sudah hampir satu minggu tak ia temui.

"A-aku mencari buah j-jeruk" Ucap Sana ragu kala melihat wajah Dahyun yang masih sama seperti terakhir ia lihat.

"Jeruk ada di bagian sisi kiri anda, silakan di pilih" Ucap Dahyun setenang mungkin.

"B-bisa kau pilihkan? Untuk ayahku seperti biasanya" Ucap Sana lagi. Ia terpaksa berbohon saat ini.

Dahyun pun menghela napasnya pelan, lalu berjalan menuju rak jeruk di sisi kiri Sana.

Sedangkan Sana hanya bisa menatap Dahyun yang sedang menyiapkan jeruk untuknya dari belakang.

"Ini uangnya, selebihnya simpan saja untukmu" Ucap Sana membayar setelah jeruknya sudah siap.

Namun, Dahyun tetap memberikan kembalian untuknya. "Ini uang kembali milikmu nona" Ucap Dahyun.

"Dahyun.." Ucap Sana pelan. "Ada apa?" Lanjutnya lirih menatap Dahyun yang tetap tak mau menatapnya.

"Apa yang kau alami, ceritakan padaku.." Ucap Sana lagi. 

Dahyun pun menatap Sana dengan wajahnya yang memerah menahan tangisnya. "Aku tak mengerti apa yang kau maksud" Ucap Dahyun.

"Hentikan Dahyun.. Kumohon hm?" 

"Kau yang hentikan Sana~! Sudah kubilang, hentikan semua ini kembalilah ke kehidupanmu yang dulu dan akan aku lakukan juga kehidupanku sebagaimana mestinya"

Sana menggeleng perlahan ia menggenggam jemari Dahyun. "D-Dahyun dengar--"

"Berhenti" Ucap Dahyun membuat Sana menatapnya lekat.

"Berhenti menaruh perasaan padaku, karena jika aku mulai mencintaimu juga maka hidupku akan berantakan, jadi~ kumohon berhenti" Lanjutnya seraya melepaskan jemarinya pada genggaman Sana.

Kringg!

Pintu pun terdengar terbuka tanda pembeli datang, segera Dahyun mengusap air matanya yang ada di pipinya.

"Silakan mencari buah apa?" Ucap Dahyun yang masih parau karena menahan tangisnya menatap Sana. Ia belum menatap sang pembeli karena Sana tepat berada di depannya.

"Aku ingin parcel buah ukuran sedang" Ucapnya, membuat Sana dan Dahyun menatap sumber suara yang terdengar tidak asing itu. 

"Eoh annyeong?" Sapanya pada Sana dengan senyuman lebarnya.

Sedangkan Sana masih menatap tak percaya pada Dahyun. "Momo?" Anggukan kecil ia seakan paham dengan segala perlakuan tiba-tiba milik Dahyun. 

Mata Sana pun saat ini terlihat berkaca, tak beda jauh dengan milik Dahyun.

"K-khamsamnida" Ucap Sana sebelum akhirnya berbalik keluar dari toko buah Dahyun meninggalkan dua gadis di dalamnya.

Yang ditinggalkan kini pun mulai meneteskan air matanya lebih deras. Lebih baik Sana salah paham seperti ini sehingga berhenti untuk menemuinya selalu, ini semua untuk kebaikan Sana pikirnya. 

Membuat Momo bingung dengan situasi yang ada di depannya.

Sama halnya dengan Sana yang menghentikan langkahnya sebentar seraya menangis merasakan perih di dadanya. 

.

.

.

.

.

Tbc.

"Words i want to say to you" - Dahyun

"Words i want to say to you" - Dahyun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Tangerin' - SaiDa Fanfic (Slow update)Where stories live. Discover now