13 - MIANHAE

306 67 56
                                    

13 - MIANHAE

8.00 PM

Hela napasnya kembali terdengar entah sudah yang keberapa kali. Rasanya seperti hampa seketika, menyadari bahwa dirinya tak terlalu penting bagi kehidupan Dahyun.

Bahkan jika ia menghilang pun sepertinya Dahyun tak akan repot-repot mencarinya.

Senyumannya tersungging kecil namun terasa miris.

Kini ia berada di rooftop perusahaannya. Sejak sore itu, ia memilih untuk kembali ke perusahaan untuk sedikit menenangkan kepalanya serta hatinya.

"Hahhh...." Ia pun beranjak berdiri. Lalu melangkah memasuki perusahaan kembali menuju ruangannya.

Sepi dan hanya ada beberapa karyawannya yang lembur. Juga sepertinya ia akan ikut lembur hari ini.

.

07.00 AM

Sudah hampir seminggu, Sana sibuk mengurus perusahaannya. Lebih tepatnya menyibukkan dirinya.

Dahyun? Sudah seminggu juga Sana tidak mengunjungi ataupun bertemu dengannya.

Padahal ia sendiri yang memilih untuk jatuh cinta dengan gadis itu, tapi ternyata dirinya sendiri yang belum siap menerima bahwa hanya dirinyalah yang jatuh terlalu dalam pada gadis itu tanpa adanya pembalasan.

Tok tok tok!

Ketukan pintu terdengar mengganggunya yang sedang melamun menatapi layar komputer besar di depannya.

"Ya masuk" Ucapnya.

Masuklah sang sekretaris yang tak lain adalah sahabat sekaligus rivalnya dalam topik percintaan.

"Ada yang harus kau tandatangani Miss" Ucap Sekretaris itu menyerahkan beberapa dokumen pada Sana. 

"Terima kasih" Ucap Sana tanpa menatapnya, ia masih sibuk mengetik-ketik tak jelas pada layar komputernya.

Momo yang melihat itu pun menghela napasnya lalu berbalik menuju pintu keluar, namun sebelum menyentuh pintu keluar langkahnya ia hentikan.

"Aku berhenti mengejar Dahyun, haebwa.." Ucapnya singkat lalu meneruskan langkahnya keluar dari ruangan Sana. 

Beberapa detik kemudian Sana baru menegakkan tubuhnya, tersadar dari ucapan Momo.

.

Song : Kwon Jin Ah - Something's Wrong

Sore harinya, kali ini untuk pertama kalinya Sana menggunakan mobilnya untuk mengunjungi toko buah Dahyun. 

Dalam hatinya, ia bertekad bahwa hari ini perasaannya harus kembali diberitahu kepada gadis bernama Kim Dahyun itu. 

Dengan kecepatan rata-rata, Sana pun akhirnya sampai dan memarkirkan mobilnya di depan toko buah Dahyun. Ia pun segera keluar dari mobil untuk menemui Dahyun.

Namun toko buah itu terlihat tak ada kehidupan. Sana tahu pasti jam berapa Dahyun membuka dan menutup toko buah ini. Ia pun bergerak mengecek dari jendela kaca, bahkan pintu belakang yang benar-benar nihil akan keberadaan gadis manis ini.

"Sudah dua hari tutup" Sana segera menengok pada sumber suara di belakangnya.

Terlihat seorang wanita yang cukup berumur sedang menyapu halaman sekitar.

"Kenapa tutup?" Tanya Sana seraya mendekati wanita itu. 

Gelengan bingung dari wanita itu yang Sana dapati. Wanita itu juga tak tahu pasti kenapa toko buah ini tutup sejak dua hari yang lalu. 

Sana pun menghela napasnya, lalu mengangguk. "Terima kasih untuk informasinya" Ucap Sana ramah dengan senyuman yang sedikit ia paksakan.

Ia pun kembali mendekati mobilnya, dan menyender di sana. Membuka ponselnya, seketika ia mendecak. "Seharusnya aku memiliki nomormu, Dahyun" Gumamnya kesal seraya memejamkan matanya frustasi. 

"Rumah" Gumam Sana membuka matanya seolah mendapatkan secercah harapan untuk menemukan gadis itu. 

Segera ia memasuki mobilnya lagi, dan langsung menuju rumah Dahyun. 

.

Tak memakan waktu lama, kini Sana sudah sampai di depan rumah Dahyun. 

Langkahnya cepat menuju pintu rumah sederhana itu. Harap-harap keberadaan gadis Kim itu terlihat. 

Tok tok tok..

"Kim Dahyun" Panggilnya seraya mengetuk pintu. 

Tak ada balasan.

"Dahyun-ah.." Lembutnya memanggil sekali lagi.

Namun hanya suara angin saja yang menjawabnya. Ia pun melemah, bingung harus mencari Dahyun ke mana lagi.

Akhirnya ia pun duduk pada kursi kecil di teras depan rumah itu. 

Tidak akan pergi sampai Dahyun menemukannya di sini, pikirnya.

Satu jam..

Dua jam...

Sana masih di sana. Hingga tak terasa langit sudah meredup, malam hari tiba. 

Sana masih duduk dengan sebelah kaki yang bergetar resah. Memikirkan keberadaan Dahyun.

Ini cukup malam. Bahaya untuk gadis seperti Dahyun sendirian berkeliaran di jam ini.

Waktu terus berjalan. Hingga hampir memasuki tengah malam. 

Sana dengan kepala yang sudah terkantuk, ia terus berusaha mengusap wajahnya untuk mengembalikan kesadarannya penuh.

Hingga satu suara membuatnya membeku.

"Sana?" Sana segera menatap sumber suara. 

Terlihat Dahyun berdiri di dekat mobilnya seraya menggendong tas ransel di pundaknya. Menatap heran gadis dengan wajah lelah yang sedang duduk di depan rumahnya menatap dirinya.

Dalam sekejap Sana berdiri lalu melangkah mendekati Dahyun.

Hingga sebuah pelukan pun terjadi.

"Mianhae, Dahyun-ah.."

.

.

.

.

.

Tbc.

Abis ini kalian maunya mereka gimana nie? jadian kagak? xixixi

maaf yaa bau update.....

maaf yaa bau update

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Tangerin' - SaiDa Fanfic (Slow update)Where stories live. Discover now