3 - GET TO KNOW YOU

529 120 42
                                    

3 - GET TO KNOW YOU

Malam hari, gadis dengan balutan blazer khas CEO sedang mondar-mandir di pinggir jalan menatap sekitar.

Tak sedikit orang-orang menatapnya dengan kagum akan kecantikan menawannya dan bingung dengan tingkahnya.

Lihat saja gadis itu sekarang sedang berbicara sendiri.

"Apa dia tak lewat jalan ini lagi?" Ucapnya sendiri dengan wajah sedihnya.

"Tapi kenapa?" Lanjutnya lalu memasang wajah bingung.

"Apa dia tak ingin menabrakku lagi?" Ia kembali memasang wajah sedihnya.

Menyerah dengan malam ini, gadis bernama Sana ini melanjutkan jalannya menuju rumahnya untuk pulang dengan berjalan kaki.

Ya bisa dibilang Sana cukup unik dan random. Ia memiliki kekayaan yang bahkan bisa menafkahi 5 kepala keluarga beserta cucunya.

Namun ia tak pernah ingin memakai mobil atau pun sopir saat ingin keluar rumah, kecuali saat ke perusahaan.

Menurutnya berjalan menggunakan mobil itu sungguh merepotkan, untuk apa naik mobil jika bisa berjalan kaki?

Lagipula berjalan kaki, menurut Sana bisa sekaligus bersosialisasi dengan orang-orang pejalan kaki lainnya. Seperti yang ia lakukan saat ini.

"Eoh? Halmonie? Kau baru buka kedai di jam segini?" Tegur Sana, ia juga memberhentikan langkahnya sebentar.

Yang di ajak bicara terlihat mengangguk menggapi gadis yang ia kenal sudah cukup lama. "Aku harus menemani cucuku sore tadi"

"Kemarilah, kau belum makan malam bukan?" Ajak nenek itu pada Sana.

Sana terlihat mendekat. "Baiklah aku pesan satu porsi buddaejigae" Ucap Sana tersenyum.

Sebelum ia duduk, ia terlihat kembali lagi. "Kali ini aku akan bayar, jangan buat aku menghutang terus di kedai ini" Ucap Sana terkekeh.

Sedangkan sang halmonie hanya tersenyum menggelengkan kepalanya. Berhutang? Justru dirinya yang berhutang banyak pada Sana.

Jika bukan karena Sana, ia mungkin saat ini tidak bisa berdiri dan memasakkan makanan untuk kedainya.

Banyak penjual kedai ini yang merasa terbantu dengan adanya Sana. Walau gadis itu tak merasa membantu sedikit pun. Hal itu lah yang membuat Sana cukup dikenal di kalangan ini.

Gadis malaikat julukannya.

"Satu porsi buddaejigae sudah siap" Ucap pemilik kedai seraya meletakkan semangkuk penuh makanan berkuah merah itu.

Membuat Sana meneguk salivanya menatap makanan itu dengan lapar.

"Khamsamnida~!" Ucap Sana tersenyum. Lalu langsung bersiap menyantap makanannya.

Sang pemilik kedai menatap Sana dengan teduh seperti melihat anak gadisnya sendiri, apa gadis sebaik dan secantik ini masih belum memiliki kekasih?

Beberapa menit berlalu, akhirnya Sana selesai dengan urusan makanannya. Ia pun berdiri hendak membayar namun nenek pemilik kedai kembali menolak uangnya.

"Kau bisa membayarnya lain kali" Ucapnya, kalimat yang selalu ia katakan setiap Sana akan membayar.

Sana menghela napasnya. "Setidaknya terima ini, ini untuk cucumu" Ucap Sana memaksa meletakkan uangnya di genggaman wanita paruh baya itu.

Senyumnya terukir saat wanita di depannya akhirnya menerima uangnya. "Aku pulang dulu! Terima kasih untuk makan malamnya!" Ucap Sana girang lalu mulai berlari kecil, karena lagit mulai mendung.

Tangerin' - SaiDa Fanfic (Slow update)Where stories live. Discover now