19 - FLASHBACK

237 49 6
                                    

19 - FLASHBACK

Play song: Houdini - I Regret

Keesokan harinya, Sana pagi-pagi sekali sudah siap dengan pakaian kantornya. Berjalan kaki kecil menyempatkan untuk berkunjung ke rumah Dahyun terlebih dahulu.

Baru saja ingin sampai mendekati rumah Dahyun, gadis pemilik rumah itu pun kini terlihat berjalan berlawanan sedikit terkejut melihat keberadaan Sana. 

Sehingga langkahnya pun terhenti, segera Sana mendekatinya. 

"Dahyun-ah" Ucap Sana setelah tepat berada di depan Dahyun.

"Aku harus segera ke toko, Sana-ssi" Ucap Dahyun yang sudah ingin melangkahkan kakinya, sebelum Sana menahannya.

"Berikan aku penjelasan atas sikapmu, kumohon.." Sana menatapnya memohon. Seraya menggenggam lengan Dahyun lembut.

Mata Dahyun kini terlihat sedikit berkaca menolak untuk menatap Sana. 

"Dahyun?" 

"Sepertinya kita berhenti saja Sana" Ucap Dahyun pasti, kali ini ia menatap mata Sana dengan mata berkaca miliknya.

Napas Sana pun terasa tercekat. "M-mwo..?" Ia tak menyangka kalimat ini keluar dari bibir gadisnya. "Jangan bercanda, kau tak bersungguh-sungguh kan?" Tuntut Sana memohon.

"J-jebal...

"Katakanlah apa yang terjadi~!" Ucap Sana lagi. Sedikit mengguncang tubuh Dahyun.

"Aku sungguh-sungguh!" Ia menatap Sana dengan setetes air mata miliknya yang tak tertahan.

"Berhentilah mencintaiku, dan aku juga akan melanjutkan hidupku seperti sebelumnya"

Sana pun perlahan melepas kedua tangannya dari lengan Dahyun. Ia menatap Dahyun berkaca. "K-kau takut padaku? Karena kau mengetahui Tuan besar Minatozaki adalah kakekku bukan?" Ucap Sana menatap Dahyun lirih.

"Eoh" Jawab Dahyun pasti. "Aku takut padamu, maka kembalilah ke rumahmu yang nyaman dan jangan pernah menemuiku lagi, kumohon" Lanjut Dahyun membuat Sana menatapnya berkali-kali lipat lebih lirih.

Tak tahan dengan keadaan. Dahyun pun langsung melewati Sana untuk menuju toko buah miliknya. 

"Berbaliklah.."

"Berbaliklah.."

"Berbaliklah.."

"B-berbaliklah.."

Ucapnya dalam batin. 

Air mata Sana jatuh bebas saat melihat punggung Dahyun yang terus berjalan meninggalkannya.

.

Wajahnya terlihat basah karena air matanya sendiri. Ia tak dapat menahan perasaan sakit di hatinya kala melihat wajah menyedihkan milik Sana tadi. 

"Hiks.. m-mianhae.." Tangis Dahyun berjongkok di balik pintu toko buah miliknya.

Flashback

Dahyun perlahan membuka matanya perlahan diikuti ringisan karena kepalanya terasa sakit saat ini. Ia terlihat duduk di kursi dengan kedua tangan dan kaki yang terikat.

"Ugh.. i-ini di mana" Gumamnya lirih seraya menatap sekitar ruangan gelap itu.

Tak lama pintu utama terbuka. Cahaya masuk bersamaan dengan satu pria tua dengan tongkatnya diikuti oleh dua bodyguardnya di belakang.

"N-nuguseyo" Gumam Dahyun kecil seraya menyipitkan matanya karena cahaya silau dari luar, sepertinya hari sudah kembali pagi.

Setelah pria tua itu duduk tepat berhadapan dengannya, ketika itu juga cahaya kembali gelap, pintu kembali tertutup.

Tangerin' - SaiDa Fanfic (Slow update)Where stories live. Discover now