2 - HER

566 129 33
                                    

2 - HER

Pagi buta, bahkan kicauan burung masih terlalu samar terdengar, cahaya matahari pun masih malu-malu untuk menyambut dunia.

Namun berbeda dengan satu gadis yang sudah siap mengunci pintu rumah sederhananya.

Sesekali ia mengusap kedua tangannya untuk meminimalisir rasa dingin yang menusuk kulit.

Langkahnya menuju sebuah restoran yang cukup terkenal tempatnya bekerja. Semangatnya tak pernah luntur walaupun hampir setiap hari dirinya melakukan rutinitas seperti ini. 

Napas ia tarik dalam-dalam merasakan angin segar hari ini. 

Hingga tak terasa langkahnya sudah sampai di depan restoran yang ia tuju, namun bukan lewat depan, ia beralih ke samping jalan tempat pekerja berada. 

"Annyeong Dahyun-ah" Sapa seorang lelaki yang memiliki tinggi yang melebihi Dahyun.

"Mwo?! Dahyun-ah?! Yak! Di mana sopan santunmu eoh?" Ucap Dahyun seraya mengetuki kepala lelaki muda itu.

"Argh! Jinjja! Bagaimana ada yang mau denganmu noona, kau saja galak begini" Gumam lelaki muda itu yang tentu saja di dengar Dahyun. 

Buru-buru dirinya berlari keluar ruangan menghindari pukulan maut Dahyun.

"Ck! Dasar anak muda" Gumamnya kesal.

Lalu ia melanjutkan memakai apron khas pegawai restoran, apron yang sama digunakan lelaki tadi. Kemudian ia mulai membersihkan alat dapur yang sudah menumpuk di bagian pencuci piring.

.

Di tempat berbeda dengan waktu yang sama. Seorang pria baya tengah frutasi membangunkan anak gadisnya yang tidurnya bahkan tak bergerak secenti pun.

"Sana~?! Astaga anak ini!" Ucap sang ayah lelah.

Sedangkan yang dibangunkan hanya menggumam aneh tak jelas.

"Mm kita bertemu lagi bidadari~" Gumamnya tak jelas dengan tersenyum dalam tidurnya.

"M-mworago?" Ucap ayah Sana tak mendengar.

Tak lama.

Ting! Tong!

Pasrah dengan Sana. Sang ayah pun bergerak turun untuk menemui tamu di bawah.

"Tolong bangunkan Sana secepatnya, siang ini ia harus bertemu clien penting" Ucap sang ayah pada butler yang tak sengaja berpapasan dengannya.

"Baik tuan" Jawab butler itu menunduk.

Tn. Minatozaki kembali menuruni tangga untuk membuka pintu.

Ceklek!

"Oh annyeonghasseo paman"

"Eoh Momo? Ingin bertemu Sana? Gadis itu belum bangun"

Momo tersenyum kecut mendengarnya. Kenapa sahabatnya itu tak pernah sudah siap saat berjanjian dengannya?

"Boleh aku bangunkan?"

"Tentu! Masuklah, naik saja ke kamarnya" Ucap ayah Sana mempersilakan Momo masuk.

"Khamsamnida~" Ucap Momo yang langsung menuju kamar Sana.

Pintu dibukanya, ia menggeleng saat melihat butler rumah Sana yang sangat kesusahan membangunkan nona mudanya.

"Butler, biar aku saja kau kembalilah bekerja" Ucap Momo.

"Ani--"

"Tak apa, kau membuang waktumu jika membangunkannya" Ucap Momo yang langsung di patuhi sang butler.

Tangerin' - SaiDa Fanfic (Slow update)Where stories live. Discover now