🔹15. Imamku Badboy

72.4K 6.9K 431
                                    

Mohon maaf jika ada kesamaan nama tokoh, karakter, dan alur. Cerita ini murni pemikiran otak Han sendiri.

®Story Of "Anthala | My Husband Is Badboy"








Happy Reading!

"Ketika pertama kali aku bertemu dengannya, hatiku ketakutan namun ketika aku menjadi istrinya dan dia berkata 'jangan takut kakak suamimu, kakak mencintai kamu, bagaimana mungkin kakak akan menyakitmu.' Perkataan itu langsung membuatku tersadar bahwa pria badboy berandalan dan kejam ini tidak sejahat yang aku lihat selama ini."

____________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

____________


Setelah acara pernikahan selesai dan para tamu sudah pulang ke rumah mereka masing-masing akhirnya Naira bisa menghela napas lega sebab ia bisa istirahat.

Beberapa menit lalu Naira dibawa oleh seorang wanita cantik mengenakan kebaya sama seperti bundanya menuntunnya ke kamar hotel yang akan menjadi tempat istirahatnya.

Nama wanita itu adalah Utari, dia terlihat baik padanya. Sepanjang akad wanita itu selalu berada di sisi Gavier, ayah Anthala. Apakah Utari istri dari Gavier sekaligus ibu dari Anthala?

Memikirkannya pun membuat Naira pusing. Ia tidak tahu siapa keluarga Anthala sebab yang hanya suaminya itu perkenalkan hanyalah Gavier saja.

Kaki jenjangnya melangkah ke lemari untuk mencari pakaian. Dari pada memikirkan itu terus lebih baik ia melaksanakan shalat magrib sekalian mandi karena badannya begitu gerah.

"Kok gak ada satu pakaianpun di lemari ini?"

Naira menyesal tidak mengambil gamisnya di rumah jika seperti ini. Hey! Sepanjang pagi sampai sore ia terus memakai baju pengantin dan sudah mengganti gaun pengantin tiga kali, masa malam ini ia harus memaka gaun pengantin lagi.

"Ini baju kak Anthala, kah?"

Naira mengambil kemeja panjang berwarna putih lalu meletakan di badannya. Kemejanya begitu besar di tubuhnya.

Naira mengigit bibirnya sebab jika ia memakai kemeja putih milik Anthala maka auratnya akan terlihat. Kemeja itu panjang sebatas lutut tapi tangannya pendek.

"Anthala adalah suamimu, memperlihatkan auratmu tidak berdosa. Oke, aku pinjam kemeja kak Anthala aja kali yah. Lagi pula kak Anthala tidak mungkin marah."

Mengingat Anthala, laki-laki yang berstatus suaminya itu belum terlihat batang hidungnya padahal adzan sudah berkumandang. Naira tidak mengharapkan pria badboy, berandalan seperti Anthala menjadi apa yang ia harapkan.

Sebaiknya ia segera mandi dan berwudhu karena waktu shalat magrib tidak lama.

******

"Jadi apa yang lo mau, Anantha?" tanya Anthala menyenderkan punggungnya ke dinding.

ANTHALA || SUDAH TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang