🔹21. Tasbih Yang Ku Genggam

57.9K 5.9K 189
                                    

Mohon maaf jika ada kesamaan nama tokoh, karakter, dan alur. Cerita ini murni pemikiran otak Han sendiri.

®Story Of "Anthala | My Husband Is Badboy"








Happy Reading!

"Nyatanya rencana Allah dengan rencanaku berbeda. Tasbih yang selama ini aku jaga pemiliknya sudah pergi. Lantas untuk apa aku berharap padanya? Jika di depanku sudah ada laki-laki sudah siap membawaku menuju surga-nya Allah. Tapi bagaimana jika laki-laki yang telah pergi kembali lagi, apa yang harus aku lakukan?"

 Tapi bagaimana jika laki-laki yang telah pergi kembali lagi, apa yang harus aku lakukan?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[Naira Cempaka]

_______

Hari ini adalah hari minggu. Di rumah besar ini tidak ada bahan makanan sedikit pun karena sudah habis membuat Naira berniat ingin pergi ke pasar. Namun jika ia pergi ke pasar otomatis harus ada uang, tetapi kan dia tidak punya uang sepeserpun.

Semenjak Naira berstatus menjadi istri dari seorang Anthala, dia tidak pernah pergi ke pasar lagi, padahal saat di rumahnya ia setiap saat harus pergi ke pasar bersama pembantunya.

"Kak Anthala," panggilnya mengetuk pintu kamar suaminya itu, pelan.

Naira mengigit bibirnya. Dia tidak punya uang untuk pergi ke pasar dan ia harus meminta uang kepada suaminya ini.

"Masuk aja!"

Naira pelan-pelan membuka pintu di depannya lalu melihat keseliling. Di atas ranjang Anthala tengah berbaring sambil memainkan ponsel.

"Ada apa sayang?"

Lagi dan lagi panggilan sayang itu terucap dari bibir Anthala membuat Naira menunduk.

"Kakak punya uang?" Naira meringis, pertanyaan macam apa ini? Jelas Anthala memiliki uang. Ingat suamimu ini adalah anak orang terkaya di kota ini.

"Punya, memangnya kenapa? Kamu butuh uang sayang?" Anthala tidak lagi merebahkan tubuhnya dia sekarang tengah berdiri lalu mengabaikan ponselnya.

"Itu kak, aku minta uang soalnya bahan makanan di kulkas habis."

Anthala mengangguk lalu mengeluarkan dompet dari sakunya.

"Pake black card aja, ini buat kamu."

Bukannya Naira menerimanya namun dia malah menggelengkan kepalanya, menolak. "Aku butuhnya uang kakak. Di pasar gak bisa paket kartu itu."

"Kalau gitu ini. Cukup kan? Kalau gak cukup tunggu kakak tambahin."

"Eh, cukup kak. Ini malah kebanyakan!" seru Naira menatap uang di tangannya yang berjumlah sepuluh lembar uang merah.

ANTHALA || SUDAH TERBIT Where stories live. Discover now