🔹46. Kepercayaan Yang Sirna

39K 4.4K 2.2K
                                    

Mohon maaf jika ada kesamaan nama tokoh, karakter, dan alur. Cerita ini murni pemikiran otak Han sendiri.

®Story Of "Anthala | My Husband Is Badboy"









Follow akun penulisnya HannLestari01

Jangan lupa berikan vote dan komen sebagai support untuk penulis:)

Happy Reading!


"Seberapa percaya pun kamu terhadap manusia, tidak ada yang bisa dipercaya, selain Allah."

_______

Anthala menurunkan tubuh rapuh istrinya di atas closet. Dia membuka kerudungnya dengan pelan-pelan.

"Jangan menangis lagi sayang, hati kakak sakit melihat kamu seperti ini."

Bagaimana Naira tidak menangis jika beberapa menit lalu dia dikejutkan dengan fakta bahwa Nadya mengandung anak dari suaminya.

Brukh!

"Hiks! Kakak jahat!"

Naira memukul dada bidang suaminya sekuat mungkin hingga membuat Anthala meringis kesakitan. Mendengar ringisan dari suaminya membuat Naira segera menghentikan pukulannya.

"Kenapa berhenti? Kamu lebih baik melampiaskan amarahmu ke kakak dari pada menangis seperti ini." Untuk yang kesekian kalinya Anthala mengusap air mata di  pipi istrinya. Dia mengecup kedua matanya itu dengan lembut.

"Demi Allah, Naira, kakak memang laki-laki berandalan, tapi kakak bukan laki-laki brengsek yang merusak perempuan. Kan kakak sudah bilang, hanya kamu satu-satunya perempuan yang akan kakak sentuh bukan perempuan lain. Percaya sama kakak, please jangan menangis."

"Aku juga mau percaya sama kakak, tapi hasi—"

"Kamu harus percaya walaupun hati dan pikiran kamu ragu. Demi Allah, kakak tidak pernah melakukan perbuatan zina dengan Nadya apa lagi perempuan lain."

Naira hanya diam sambil menangis, dia juga ingin percaya namun kenapa hati dan pikirannya malah ragu? Apakah karena ia melihat sendiri hasil test DNA bahwa suaminya adalah ayah biologis dari anak yang Nadya kandung.

Tok tok tok!

"Sekarang kamu mandi dengan air hangat, kakak tunggu di luar. Sepertinya Bi Sumi mengetuk pintu, kakak akan membukanya."

Anthala mengecup kening istrinya lalu pergi sambil membuka pakaiannya yang basah. Tangannya mengambil handuk lalu mengusap rambutnya. Dia memegangi dadanya yang sesak, demi apapun melihat istrinya menangis hatinya sakit.

"Bibi bawa bubur untuk istrik—" Perkataannya terhenti saat ia membuka pintu ternyata bukan Bi Sumi yang sejak tadi mengetuk, tetapi Nadya.

Rahang Anthala mengeras, karena perempuan ini istrinya menangis dan tidak percaya kepadanya.

"Hujan sudah reda, sebaiknya lo pergi dari rumah gue sekarang. Gue gak sudi jika lo berlama-lama di rumah gue, Nadya."

ANTHALA || SUDAH TERBIT Where stories live. Discover now