Bab 12

6.1K 339 3
                                    

Raka tidak tau jika keberadaannya malam ini bersama tunanganya akan berakhir seperti ini. Duduk di depan mantan pacarnya sekaligus mantan sahabatnya bersama suaminya.

Raka menyesal menerima ajakan Jessa tadi. Tau begini lebih baik dia berdiam diri di villa. Dari pada berakhir seperti ini. Mereka tampak canggung dan tidak nyaman. Atau itu hanya perasaan Raka saja?

Raka tertawa mengejek, mengetahui jika dirinya tampak menyedihkan saat ini. Duduk berempat dengan suasana canggung. Bahkan ia tak berani menatap kedua mata Anggun yang sedari tadi terus menatapnya. Seperti kecewa atau tatapan terluka. Bolehkan Raka mengartikannya begitu?

Jangan bodoh Raka, berhenti mencintai wanita itu secara sepihak. Dan bersikap menyedihkan seperti dulu. Ingat dia sudah memiliki pasangan begitu pun dirimu. Maki hati kecil Raka.

"Ehm." Dehem Jessa. "Sepertinya kita belum sempat kenalan tadi." Sambungnya mengulurkan tangan ke arah Anggun.

"Jessa." Ucapnya kemudian.

"Anggun." Anggun membalas uluran tangan Jessa canggung. Tadinya ia hanya akan diam tanpa menyapa Raka dan tunanganya. Tapi semua itu tidak akan mungkin terjadi karna suaminya ikut bersamanya.

Saat Anggun ingin berjalan-jalan di pinggir pantai. Angga tidak membolehkannya dengan alasan ada Raka juga di villa ini dan berakhir mereka cekcok. Tidak ingin di dengar keluarga yang lain, Anggun pun mengalah dan membiarkan Angga ikut bersamanya.

Tapi naas sekali hidupnya, tidak lama mereka berjalan-jalan, mereka bertemu Raka yang juga sedang duduk berdua dengan tunanganya tidak jauh darinya.

Akhirnya dengan sombongnya, Angga mengajaknya mendekat. Berniat menyapa tapi Anggun tau itu semua hanya omong kosong. Karna Anggun cukup mengenal Angga. Dan di sinilah mereka, duduk berempat dengan suasana canggung. Atau hanya Anggun saja yang merasa begitu?

"Angga, suami Anggun." Ucap Angga juga memperkenalkan diri.

Jessa mengernyit saat pria berwajah kebule-bulean di depannya menekan kata suami Anggun begitu ketara. Apa masalahnya dengan Jessa jika pria itu suami Anggun?

"Aku tidak tau jika Raka memiliki wanita?" Canda Angga, tapi terasa begitu kaku karna tak ada yang menanggapinya.

Melirik Raka, Jessa hanya tersenyum canggung tanpa menanggapi.

"Kalian sedang berkencan?" Tanya Anggun melirik Raka yang hanya diam. Mengabaikan tatapan tajam suaminya, Angga.

"Em," Melirik Raka, Jessa hanya menggaruk lehernya salah tingkah.

"Bagaimana jika kita double date?" Tawar Angga melirik sinis Raka. Yang hanya dijawab dengusan oleh Raka.

"Oh, maaf. Tapi ini kencan pertama kami setelah pertunangan. Jadi kami ingin menikmati kencan romantis kami berdua." Jawaban Jessa memang santai tapi mampu membuat Anggun meliriknya datar.

"Tapi sepertinya Raka tidak suka kencan."

"Benerkah?" Tanya Jessa menoleh ke arah Raka.

"Ya, karna dulu kami tidak pernah kencan sebelumnya. Kamu tahu kan kalau aku ini mantan tunangan Raka?" Anggun tertawa sinis. "Dulu Raka sangat tidak suka kenca-"

"Dulu dan sekarang itu berbeda." Jawab Raka cepat. Membuat seluruh pasang mata di meja itu menatap Raka cepat. Tak terkecuali Jessa, bahkan ia menoleh cepat saat Raka mau enanggapi ucapan Anggun.

Meraih telapak tangan Jessa, Raka menggenggam telapak tangan halus Jessa yang terasa dingin. Memasukkannya ke dalam sela-sela jarinya. "Jika dulu saya tidak suka, mungkin karna saya masih terlalu muda jadi tidak menyukainya. Berbeda dengan sekarang, benarkan?" Tanya Raka meminta jawaban pada Jessa. Yang Jessa jawab hanya dengan tatapan takjup dan kedua mata yang mengerjab berulang-ulang. Raka yang di depannya tampak manis karena berbicara dengan pelan. Tidak seperti biasanya yang berteriak dan sarkas.

The Perfect Bride (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang