Bab 24

4.9K 277 7
                                    

Hubungannya dengan Raka semakin dekat, itulah yang Jessa rasakan akhir-akhir ini. Bahkan kini ia tidak ragu menghubungi suaminya itu jika pria itu mengabaikan pesannya begitu saja. Mengomeli pria itu jika dia lagi-lagi mengacuhkan pertanyaannya. Bukan hanya itu, Jessa bahkan akhir-akhir ini tidak ragu untuk memilihkan pakaian kerja pria itu. Meski dengan sedikit drama lantaran diawal-awal Raka akan keberatan dengan pilihan warnanya. Tapi lambat-laun pria itu mulai menerima. Meski dengan wajah ditekuk dan sedikit tidak ikhlas. Tapi pria itu tetap akan memakai pakaian pilihnya.

Semua itu, tanpa sadar membuat Jessa mulai menikmati pernikahannya.

Dia bahkan mulai terbiasa dengan aroma tubuh pria itu. Tidur dalam pelukannya, juga dengkuran lembutnya yang terdengar menggelikan di telinganya. Raka yang dalam mode istirahat di atas ranjang bahkan lebih manis ketimbang pria itu yang berada di luar kamar. Jangan lupakan mulut pedasnya yang kadang membuat Jessa berkali-kali mengelus dada sabar. Belum lagi tingkah seenak hati pria itu yang kadang membuat jessa hanya bisa geleng kepala.

Tapi meski begitu, ia juga mulai terbiasa dengan sarapan bersama. Dan ketika malam hari dia akan menunggu pria itu pulang dan dia bisa bercerita sedikit tentang kesehariannya-yang melelahkan dan kadang membosankan. Jangan tanya bagaimana tanggapan pria itu. Tentu saja dia hanya akan diam dan sibuk dengan buku bacaannya. Nanti ketika Jessa lelah bercerita dan mulai berbaring di atas ranjang, pria itu baru menyudahi bacaannya. Seakan pria itu tak peduli dengan segala celoteh Jessa sedari tadi. Ikut berbaring di sampingnya hingga membuat Jessa mendekat dan tidur dalam dekap pria itu. Setelahnya hanya ada hening dan sepi sampai pagi. Karna mereka akan terlelap dengan nyenyaknya.

Jessa sudah terjaga dari tidurnya sejak pukul enam pagi tadi, berjalan mondar-mandir dan sibuk menyiapkan pakaian Raka yang masih memejamkan matanya di atas ranjang. Pria itu bahkan tidak terganggu dengan Jessa yang sedari tadi terus memintanya untuk bangun dan bersiap.

Meski sedikit heran dengan tingkah pria itu yang tak biasanya akan bangun terlambat. Padahal biasanya ia akan bangun tanpa di bangunkan. Dan bersiap tanpa diminta. Lalu pagi ini apa yang terjadi?

"Raka, ayo bangun!" Tegur Jessa untuk kesekian kalinya. Berkacak pinggang di depan ranjang dengan kedua mata menatap Raka yang masih asik bergulung dalam selimutnya. Pria itu sama sekali tidak bergerak, sama sekali tidak terganggu dengan Jessa dan tegurannya-yang memintanya untuk bangun.

"Raka!"

"Hemm,"

Jessa mendengus mendengar gumaman samar pria itu. Menghentakkan kakinya kesal, ia pun mendekat, menarik ujung selimut yang Raka gunakan untuk membungkus tubuh pria itu. Sedikit memaksa saat pria itu berusaha menahannya. Sampai ia menariknya sekuat tenaga, membuat bagian tubuh atas Raka terbuka karna pria itu tampak jengah menahannya, bersamaan dengan tubuh Jessa yang tertarik dan jatuh menimpa tubuh pria itu.

Ada pekikkan samar, juga wajah terkejut dari Jessa karna tubuhnya menimpa tubuh Raka.

Ia tertegun, lama. Hanya menatap wajah yang kini juga tengah menatapnya itu.

"Mau sampai kapan kamu diam begini? Awas!"

Jessa mengerjab sesaat, lalu buru-buru bangkit dan segera menyingkir dari atas tubuh suaminya yang kini beranjak bangun dari berbaringnya. Ada wajah kesal, tatap malas yang pria itu layangkan ke arah Jessa. Membuat Jessa mengerucutkan bibirnya sebal.

Tapi seakan tak peduli dengan ekspresi wajah wanita itu, Raka hanya melengos malas. Melewati istrinya begitu saja dan menghilang dibalik pintu kamar mandi. Meninggalkan Jessa yang kini tampak semakin kesal.

*****
Jessa terus memanjangkan tangannya, berusaha menggapai resleting dressnya yang-sepertinya tersangkut. Ada helaan nafas yang berkali-kali keluar dari bibirnya, yang berusaha ia keluarkan untuk mereda kekesalannya. Sampai berkali-kali berusaha namun hasilnya tetap gagal, Jessa menyerah karna kesal. Mungkin ia memang harus mengganti bajunya. Jadi, memutar tubuhnya, gerakan tubuh Jessa yang hendak menjauh dari cermin di depannya terhenti begitu seseorang berdiri di depannya.

The Perfect Bride (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang