Bab 29

5.2K 284 11
                                    

"Tunggu."

Jessa menoleh saat tangannya di cekal erat oleh Raka. Membuat gerakannya yang hendak turun dari mobil pun terhenti.

"Kamu nggak mau mengatakan apa pun soal tadi?"

Kening Jessa mengernyit mendengar ucapan pria di sampingnya. Belum paham kenapa pria itu bertanya hal tak masuk akal padanya.

Raka berdehem. Membenarkan letak duduknya setelah melepaskan cekalannya.

"Soal perubahan sikap keluargamu dan-"

"Tepati janjimu, Raka. Dan mulai hari ini, aku rasa kita nggak perlu mengusik hidup satu sama lain."

Raka langsung menoleh cepat. Kedua matanya menatap mata wanita yang tampak enggan menatapnya itu.

"Seperti katamu, yang nggak menyukai apa pun yang aku lakukan. Aku rasa, aku juga mulai muak dengan semuanya. Jadi ayo hidup sendiri-sendiri."

Ada yang mendadak menjeput tenggorokan Raka. Hingga dia hanya bisa diam membisu. Tanpa bisa mengeluarkan suaranya.

Saat Jessa menoleh, menatap ke arahnya. Raka merasa tubuhnya terasa kaku layaknya patung.

"Aku nggak perlu mengucapkan terima kasih untuk apa yang kamu lakukan tadi, kan?"

Raka masih kesulitan mengeluarkan suaranya. Hingga Jessa turun, keluar dari mobilnya. Raka masih kesulitan mencerna segalanya. Sampai suara pintu tertutup barulah Raka tersadar. Hingga dia buru-buru turun dari mobil dan segera mengejar langkah istrinya.

"Jess," dia tarik lengan itu agar berhenti melangkah. Ia tatap kedua mata yang kini menatapnya itu.

"Hidup sendiri-sendiri? Apa maksudnya ini?"

"Raka-"

"Kamu kira pernikahan ini adalah permainan?" Raka mengeram tertahan dan terlihat marah. Bahkan cengkramannya di lengan Jessa mengerat seiring dengan rasa kesalnya yang memenuhi dada.

"Lalu, apa yang kamu inginkan, Raka? Cerai?"

"Jessa!"

"Kenapa, kamu benar-benar ingin kita bercerai?" Tantang Jessa, semakin membuat asap tebal memenuhi kepala Raka. Pria itu bahkan seperti mengeluarkan kobaran api dari kedua matanya. Tapi semua itu tak membuat Jessa gentar.

Semakin Raka menatap tajam wanita di depannya, wanita itu terlihat semakin menatapnya berani. Semua itu semakin membuat otak Raka terasa panas. Entah ke mana perginya Jessa yang penurut dan pasrah. Wanita di depannya ini, seakan bukan Jessa yang ia kenal. Yang sering menatapnya manja dan takut.

Melepaskan cekalan tangannya, Raka melangkah mundur. Namun kedua matanya belum berpaling, masih menatap datar dan dingin.

"Bercerai?" Dia mengulang ucapan wanita di depannya dengan nada sinis. "Kubur dalam-dalam mimpimu itu, Jessa! Karena sampai kapan pun, aku tidak akan pernah melepaskanmu."

Jessa melebarkan kedua matanya mendengar ucapan tegas Raka. Dia sudah membuka mulut untuk menyela, namun saat Raka tiba-tiba berbalik. Melangkah pergi, segala yang ingin ia ucapkan terasa tertahan di tenggorokan. Dia hanya bisa diam menatap punggung Raka yang melangkah menjauh. Masuk ke dalam mobil pria itu, dan langsung melajukan mobilnya. Tanpa peduli dengan Jessa yang berdiri di tempatnya. Diam dan masih terus menatap kepergiannya.

****

"Mama lihat tadi?" Suara pekikan Jessi, lengkap dengan wajah memerah padamnya dibalas Nessa dengan selokan penuh peringatan.

Kedua matanya itu menatap tajam putri kesayangannya. Seakan memintanya untuk mengecilkan suaranya. Karena bagaimanapun, mereka sedang berada di rumah saat ini. Sedang suaminya pun begitu.

The Perfect Bride (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang