11. Period 🐻

30 5 0
                                    

Fyi, untuk jenjangnya si Fiya sama Si Naira aku ganti ya. Menurutku terlalu kecil sama jauh banget kalo diitung-itung sama Candra. Aku ubah jadi, Fiya kelas 6 SD, trus si Naira kelas 3 SD, kalo Nadya masih PAUD.

☀️☀️☀️

"Anjir Le lo pindah sini hah? Sebelah rumah gue?" tanya Candra. Lea langsung memukul mulut Candra dengan pelan karena ingat masih ada papahnya. "Sst ada papah Can lo masih aja ngomong kasar."

"Hehe maaf," ucap Candra.

"Nak Candra tadi tanya apa?"

"Eh iya om ini om Bima sama Lea pindah di samping rumahnya Candra, om?" tanya Candra sekali lagi dengan sopan.

"Hahaha iya sengaja sih, ayahmu yang ngasih usulan. Katanya rumah sebelah dijual dan cukup murah, yaudah om pilih sini. Kalian juga jadi mudah untuk berkomunikasi kan?" ujar Bima lalu masuk ke rumah barunya. Candra dan Lea hanya diam masih di depan rumah Lea yang baru.

"EHH TETEH GEULIS PINDAH DI SAMPING RUMAH KITA, YEAYY!! KITA BERTIGA ADA TEMENNYA, GAK SAMA AA' TERUS YEAYY!! AA' GAK ADA TEMENNYA, wlee," teriak Naira antusias yang sedang ada di halaman rumah nya melihat Lea dan Candra berdiri di depan rumah barunya Lea.

"Sialan bener gue punya adek kek begitu," gerutu Candra. Lea hanya tersenyum lalu melambaikan tangan ke arah Naira. "Sini Naira, temenin teteh sini," ucap Lea menyuruh Naira.

Naira dengan cekatan langsung lari ke arah Lea dan Candra lalu memeluk Lea dengan erat. "Teteh janji ya jadi temennya aku, dek Nadya sama teh Fiya, oke?"

"Janji dong. Aa' gak di peluk?"

Naira melirik ke arah Candra sebentar. Candra memasang wajah julidnya, ehh malah balik di julid in sama Naira. Lea yang merasa Naira belum menjawab pun melihat Candra dan Naira baru adu julid muka. "Naira kenapa?"

"Bentar atuh teh, aku baru perang sama Aa'."

"Dih kamu yang aneh!"

"Nyenyenye," ejek Naira lalu kembali memeluk Lea.

"Heh! Lepas, si teteh kesayangan mu mau beres-beres. Sana main." Naira menatap wajah Lea, gadis itu mengerti bahwa yang dikatakan Candra benar. Naira mengangguk lalu balik lari ke arah rumahnya.

"Lucu adekmu Can," ucap Lea sambil tersenyum.

"Lucu dari mana anjir Le? Ke gue doang kek bersikap kurang sopan, nyebelin begitu."

"Aihh udah ah, mau bantuin gue gak?"

"Mau lah!"

Lea jinjit lalu mendekatkan mulutnya tepat di depan telinga Candra. "Aa' tolong pindahin kardus nya dulu ya? Lea geulis ini mau ngomong berdua dulu sama papah, oke?"

Sore itu, Candra dinyatakan mleyot. Lea pergi meninggalkan Candra yang berdiri tak bergerak sedikit pun. Kaget iya, seneng iya, merasa aneh iya, campur aduk lah.

Sedangkan Lea pergi masuk ke rumah barunya menyusul papahnya yang sedang menelusuri sudut rumah. "Papah.."

"Ya? Kenapa?"

My Only Ecan || Haidar Ecandra [✓]Where stories live. Discover now