24. Mantan ya mantan 🐻

21 3 0
                                    

☀️☀️☀️

Tok tok tok..

Pintu terbuka membuat wanita itu terkejut melihat gadis berambut hitam kecoklatan itu berdiri di depan pintu rumahnya.

"Lea? Anak mamah? Eh-"

Ya, itu Lea. Gadis itu sedang berada di rumah mamahnya. Lea hanya diam sambil menundukkan kepalanya. Rina mengajak Lea masuk, ternyata ada Zaidan dan sang mamahnya. Lea tidak mempedulikan kedua orang itu, dia ada tujuan penting pergi kesana.

"Lea.. kamu kenapa nak? Dimana papah kesayanganmu itu hm?"

"Ada pokoknya, mah L-"

"Kenapa hah kenapa?"

Lea hanya menghela nafasnya pelan, ia tidak mau berkelahi dengan mamahnya untuk kali ini. "Ada pokoknya. Mah, Lea mau ngomong."

"Go ahead, ngomong aja sayang."

"Berdua, bukan berempat."

Rina menoleh kearah Zaidan dan mamahnya. "Ih biarin aja mereka diam kok."

"Kenapa lo? Gue denger lo putus sama tuh cowok cupu."

"Bukan urusan lo. Mah, mereka berdua gak berhak tau tentang urusan ini."

"Hm? Mamah mu ini udah tante anggap sebagai adik tante sendiri loh," ucap mamah Zaidan sambil memakan cookies yang ada di toples.

"Ih gapapa udah cepet ngomong."

"Mata lo napa tuh bengkak gitu? Kebanyakan nangis, apa-apa aja nangis, Candra? Cowok macem dia emang sering bikin cewek nangis Le," ucap Zaidan.

Lea menutup matanya sebentar, ia menahan tangisannya. Bibirnya bergetar, ia terbayang jika ia hanya sendiri. "Diem lo!"

"Kan nangis, lo kenapa sih? Bad mood lo?"

"Temennya Candra ya? Ohh Arkan bajingan?"

Satu butir air mata Lea menetes membasahi pipi kanan nya. Rina hanya diam, ia menunggu anaknya menyadari kesalahannya. "Lo kalo gak tau apa-apa diem aja, gue mohon. Gue lagi gak mau berantem, Zaidan."

"Gue gak ngajak lo berantem kok."

"Mah, Lea bakal pindah sini."

Rina bertepuk tangan dengan kencang. "Nice! Nahh gitu lah sama mamah aja."

"Cyeilah tobat lo Le? Mamah lo ini emang always dibutuhkan buat lo," ucap Zaidan. Mamahnya Zaidan hanya tersenyum.

"Tapi mamah gak berhak memaksa Lea. Apapun itu, kalo mamah ngatur Lea tapi Lea gak mau dan mamah maksa, Lea gak akan mau."

"Terserah kamu sih, yang penting disini sama mamah."

Lea menghela nafasnya dengan berat. "Mah.. ubah sedikit yuk. Ubah scenario nya, mamahnya Lea dulu gak kayak gini."

"Kamu kenapa sih sebenernya?"

"Papah udah gak ada mah.. papahnya Lea udah gak ada mah... papah pergi ninggalin Lea."

Rina hanya bisa diam sambil menatap anaknya yang sedang menangis sambil menundukkan kepalanya. Lea sudah tidak bisa menahan tangisannya.

My Only Ecan || Haidar Ecandra [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang