15. Study Tour 🐻

15 5 0
                                    

☀️☀️☀️

"Mohon ketua kelas mengecek semua siswa di kelasnya terlebih dahulu sebelum kuta berangkat ke tujuan."

Lea dari tadi celingak-celinguk mencari Candra. Dia sudah bertanya kepada semua temannya tapi kata mereka Candra belum datang. Lalu ia berlari ke Rava si ketua kelas di kelasnya.

"Rav, Ecan belum datang. Benta—"

"Ecan? Kelas kita ada yang namanya Ecan? Perasaan gue gak ada deh," ucap Rava sambil membolak balikkan kertas absen kelasnya.

"Sorry maksud gue Candra," ucap Lea merevisi nama Ecan. "Ealahh Ecandra, oh iya dia ijin gak ikut. Lo gak tau Le? Lo kan pacarnya kan setau gue?"

Lea membulatkan matanya, "ijin apa anjir? Dia gak ngomong apa-apa sama gue?!" tanya Lea sedikit memaksa Rava.

"Rey, Ar lo kan temennya si Candra, gak tau?" tanya Rava, Lea juga menengok ke arah Arkan dan Rey memberi wajah tajam bertanya.

"Ijin? Kok gue gak tau, dia gak ngomong apa-apa ke gue anjir," ujar Rey sedikit emosi. Arkan merogohkan handphone nya dari kantongnya lalu menelfon Candra. Lea langsung mendekat ke Arkan begitu juga Rey. Sekar yang dari tadi bersama Arkan mencoba menenangkan Lea.

"Tenang Le, dia baik-baik aja."

"Jangan-jangan dia gak ikut gara-gara kemarin pas di Mall? Sekar, ini salah gue," ucap Lea panik.

Rey berdecak pelan, "Le, bukan lo. Ini kalo menurut gue dia ijin bukan karena kemarin. Ar, udah dijawab?"

"Mati anjir handphone nya," ujar Arkan lalu berdecak kesal. Lea menghembuskan nafasnya dengan kasar lalu kembali ke Rava, "jujur lo cepet kasih tau ijin nya Candra itu kenapa?"

"Ngomongnya ada urusan penting, Le. Tapi kan gue gak tau bener atau gak, lo gak usah ikut marah-marah ke gue lah anying!"

"Lea."

Lea menoleh ke arah belakangnya, bahkan Rey dan Arkan ikut menoleh. Pak Dydo berdiri dengan senyumnya lalu memegang kedua bahu Lea. "Nak, kamu pergi aja. Candra memang gak ikut, dia ada urusan penting benar-benar penting."

"Pak Dydo tau? Pak, kasih tau saya d—"

"Saya gak tau, tapi dari awal dia tidak ikut study tour saya tau. Kalian have fun aja study tour nya, nanti kalian juga tau sendiri Candra kenapa gak ikut. Gak usah khawatir nak, bapak ini udah jadi bapak kedua nya Candra dan saya tau apapun tentang dia. Udah sana berangkat," ucap pak Dydo lalu menyuruh Lea berangkat.

Semua siswa sudah harus memasuki bis nya masing-masing per kelas. Sekar meminta Arkan untuk mengalah terlebih dahulu agar dia duduk bersama Lea yang sedang menangis. Arkan duduk dengan Rey yang berada di belakang kursi Sekar dan Lea.

Windy? Dia berbeda bis, karena dia kelas nya tidak sama dengan mereka berempat.

"Temen lo, Ar. Gak jelas banget njir," umpat Rey kesal.

"Entah gue kan juga gak tau weh."

Sekar mengelus punggung Lea dengan pelan. "Le... udah ya, mungkin si Candra bener-bener gak bisa ikut. Nanti kita video call dia disana, gimana?"

Tiba-tiba Rey terkejut melihat layar handphone nya, dia mendapatkan notif dari Candra. Lea juga mendapatkan notif dari Candra, secara bersamaan dengan Rey.

"Anjir kok bareng Le?" tanya Rey.

"Gak tau, tapi ini dari Ecan, lo?"

"Sama. Coba deh buka, ntar gue dulu yang buka Le," ucap Rey membuka roomchatnya dengan Candra.

My Only Ecan || Haidar Ecandra [✓]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz