36. Finally 🐻

26 5 0
                                    

☀️☀️☀️

"Yaelah lama-lama lo berdua kek kembar yeu," ucap Candra sambil menyilang kan tangannya.

"Dih beda bang!" tolak Ziyad.

Candra terkekeh lalu menatap kedua pria di depan nya sekarang. "Jadi kalian yang namanya Jendra sama Ziyad? Kek nya kita pernah ketemu cuman gue nya yang lupa ya?"

"Iya keknya," ucap Jendra.

Candra mengangguk, "gue-lo an aja gapapa? Gue udah kebiasa plis."

"Lah iya gapapa bang, gue ya gini-gini."

"Sip mantap. Oh iya gue Candra ya A'a nya Naira, trus ini istri gue, Lea." Jendra dan Ziyad tersenyum ke Lea, tentu saja wanita itu langsung membalas dengan senyum lebarnya. "Belum isi kak?" tanya Jendra.

"Hm belum sih, soalnya waktu itu bukan masa subur nya jadi gak secepat itu."

"Ini di minum sama dimakan, gue yang bikin," ucap Candra mengarahkan dagunya ke meja yang sudah tersedia 2 Ice Lemonade, dan 2 pasta Bolognese.

"Wih boleh bang? Enak keknya."

"Lah ya boleh orang buat kalian berdua, dimakan gih sekalian kasih rating buat masakan gue hehe," ucap Candra mempersilahkan 2 pria itu makan.

Candra tersenyum lalu membenarkan duduknya dan menatap Jendra dan Ziyad bergantian. "Jadi lo berdua sahabatnya Naira?"

"Heem, babu setia nya Naira."

"Anjir babu. Trus katanya kemarin lo berdua confess ke adik gue?" tanya Candra.

"Ohh itu anu ya iya sih gue confess, tapi gue gak maksa Naira kok bang. Gue juga gak mau ngerusak pertemanan kita bertiga," ucap Jendra.

Ziyad mengangguk, "gimana pun Naira tetep temen gue. Tapi kalo bang Candra ngizinin ya gas sih."

"Trus kemarin Naira bilang apa sama lo berdua?"

"Dia bilang jawaban dia bakal ada di abang, jadi kita kesini gitu. Tapi gue sama Jendra gak maksa loh bang," ucap Ziyad sambil mengelap bibirnya dengan tisu.

Candra mengangguk, lalu matanya menatap Naira yang sedang berdiri di dekat tangga. "Dek, ngapain diem aja disitu? Jangan nguping, gue paling gak suka ada orang nguping, sini aja gapapa duduk sini."

Naira yang ketauan menguping, ia jalan dan duduk di samping Jendra, tapi Candra menggelengkan kepalanya. "Tengah deh tengah," ucap Candra menyuruh Naira duduk di tengah-tengah Ziyad dan Jendra.

"Ih atuh, belum mandi lo?" tanya Jendra.

"Enak aja, wangi begini kok."

"Boleh gue lanjutin adek-adek?" tanya Candra, ketiga orang di depannya itu mengangguk. "Menurut gue, yang Jendra bilang tadi itu bener, kalo dari salah satu lo ada yang pacaran sama adek gue, justru lo bertiga gak kek gini-gini lagi."

"Mending temenan kan? Nanti satu iri, cemburu, trus pergi ngilang. Gak enak tau."

Ziyad mengangguk, "iya bang gue ngerti kok. Gue juga suka gini-gini aja kok ya Jen?" tanya Ziyad.

My Only Ecan || Haidar Ecandra [✓]Where stories live. Discover now