DUA

985 187 32
                                    

Sudah hampir pukul dua belas namun Spily masih juga tak dapat menutup matanya. Banyak yang ingin dia katakan, banyak yang dia ingin sampaikan dan banyak pula beban didalam hatinya yang gadis itu ingin ceritakan. Namun entah harus menceritakan kepada siapa? Gadis itu tak memiliki siapapun.

Spily asik bergelut dengan pikirannya tiba tiba mendapat sebuah notifikasi pesan dari Arshaka.

Arshaka
Belum tidur lo?

Spily
Belum, masih ngerjain tugas sekolah.

Bohong. Spily berbohong.

Arshaka
Oh, besok bawain gue makanan ya!

Spily
Lo kaya, bisa beli sendiri

Arshaka
Tapi kan gue pengen buatan tangan lo, bawain aja jangan banyak bacot deh lo

Spily
Yaudah oke.

Spily menggerutu kesal namun dia harus bersikap baik pada Arshaka yang sudah banyak meluangkan waktu untuk menjaga dirinya.

Spily menutup ponselnya lalu merebahkan dirinya di kasur miliknya. Di samping kasur terdapat meja kecil yang di atasnya terdapat sebuah bingkai foto, di dalam foto itu terdapat dirinya dan seorang pria yang sudah pergi meninggalkan dia.

Spily mengusap foto itu lalu memeluknya sambil tertidur.

_______________

Spily memakan sarapannya. Apartemennya begitu sangat sepi. Walaupun begitu, dirinya masih sangat bersyukur karena masih di perdulikan oleh orang tuanya. Yang dimana papa dan mamanya masih sering mengunjunginya walaupun hanya tiga bulan sekali.

Gadis cantik itu keluar dari apartemennya lalu berangkat sekolah, sebenarnya ini masih pagi sekali, tapi Spily ingin pergi ke suatu tempat terlebih dahulu sebelum berangkat.

Spily tersenyum dengan air dan bunga yang ada di tangannya, Spily menutup matanya merasakan sejuknya angin yang menerpa wajahnya dengan sangat lembut dengan perlahan gadis itu pergi melangkah keluar dari apartemennya.

Spily tersenyum pedih melihat makam seseorang yang sangat berarti bagi hidupnya, dulu. Spily sangat menyayangi pria ini, andai saja dulu dirinya tidak melakukan kesalahan mungkin pria yang sudah berada di naungan tuhan itu masih bersamanya di sini.

"Sesakit sakitnya cinta beda agama, lebih sakit lagi kita yang udah beda alam." Gumam Spily.

"Maafin aku ya, aku kayaknya udah jatuh cinta sama Shaka." Ucap Spily menunduk sembari mengusap air mata yang sudah jatuh bercucuran pada wajahnya.

Sesaat kemudian ia menatap kembali nisan yang bertuliskan nama seseorang yang dicintainya 'Laskar Bimantara' "Tapi kamu tenang aja ya kar, kamu tetap jadi yang pertama di hati aku."

Tanpa Spily ketahui, Arshaka melihat itu semua hatinya sedikit teriris mendengar bahwa Spily masih mencintai Laskar, sahabatnya. Entah sejak kapan dirinya mulai menyukai Spily Arshaka tak tahu. Arshaka mencintai Nora, namun juga merasa nyaman jika bersama Spily. Apa yang harus dia lakukan sekarang ini?

Bayang bayang Laskar selalu ada di pikirannya.

"Gue titip Spily sama lo ya Ar." Begitulah kata terakhir yang Laskar ucapkan kepadanya.

Spily Dan Lukanya (END)Where stories live. Discover now