DUA PULUH ENAM

440 37 1
                                    

Haloo aku balik lagii(༎ຶ ෴ ༎ຶ)

📖>.<Happy reading>.<📖


____________


Spily berjalan menelusuri mall sendiri. Ia jadi teringat tatkala Khalisa yang selalu bersamanya dulu. Perlahan gadis itu menutup matanya sembari menghembuskan nafas gusar "gue harus bisa sendiri!"

Spily melihat dress selutut yang mungkin akan cocok untuk dia kenakan namun saat ingin meraih dress itu, ada yang langsung mengambilnya membuat Spily menatap kesal orang itu "lo apa apaan sih!"

"Siapa cepat dia dapat" ucap Nora dengan lidah yang menjulur ke luar seolah olah meremehkan Spily.

Spily ingin sekali membalas Nora namun ia masih memikirkan bagaimana ia membuat Nora menangis kemarin. Spily merasakan harusnya Nora yang wajib di utamakan sekarang. Nora gadis yang kuat menurutnya.

"Yaudah lo ambil aja" pasrah Spily kemudian pergi dari sana.

Saat gadis itu ingin menyentuh sebuah kalung yang indah dan tampaknya akan cantik berada di lehernya. Ia kalah telak! Lagi lagi Nora merampas kalung itu darinya. Kali ini Nora tak ada lembut lembutnya merampas kalung yang Spily akan ambil "gue duluan"

Spily menatap tak percaya pada Nora "gue duluan yang liat, lo main rampas aja! Sopan lo begitu?" Tanya Spily. Ia sudah tak tahan lagi dengan Nora.

"Lo juga dulu main rampas Arshaka aja kan dari gue?" Katanya dengan tawa manisnya. Tawanya boleh manis tapi hatinya? Siapa yang tau.

Sedangkan Spily terdiam.

"Sopan lo begitu" lanjut Nora menirukan gaya bicara Spily.

Saat Spily ingin berkoar sekali lagi, wanita paruh baya yang sangat di kenalnya muncul membuatnya tersenyum manis. Tapi salah, mamanya itu menghampiri Nora entah ada hubungan apa diantara keduanya.

"Kamu kenapa sayang?" Tanya Rawlesia pada Nora.

Nora melihat Spily dengan tersenyum miring "dia mah, masa dia mau ngambil punya aku" kata Nora dengan nada yang di imut imutkan.

Rawlesia mendekati Spily yang hanya diam "kamu apakan anak saya?" Tanyanya ketus.

"Ma-mama" panggil Spily terbata bata.

"Jangan panggil saya mama! Saya bukan mama kamu" sahut Rawlesia yang suaranya agak di kecilkan agar Nora tak mendengar percakapan mereka.

Wanita paruh baya itu menarik Spily menjauh dari Nora. Melihat itu Nora hanya menyeringai "dikit lagi lo bakal hancur Spily Olivia" ucapnya.

"Mama sakit mama" rintih Spily memegang pergelangan tangannya yang memerah akibat cengkraman Rawlesia.

"Ngapain kamu muncul di depan anak saya?! Mau nyari sensasi kamu? Mau hancurin keluarga saya?!"

Mata Spily memanas "gak mah, aku gak ada niatan mau ngancurin keluarga baru mama. Aku kesini buat refreshing aja" jelas Spily.

"Saya kasih tau ya sama kamu! Kamu bukan anak saya lagi, oh saya dengar kamu sudah tinggal ya dengan mama tiri kamu itu? Bagus deh daripada nambah beban saya" ucapan dari Rawlesia justru membuat Spily mengeluarkan air matanya.

"Jadi aku beban?"

"Iya kamu beban, dan lebih baik kamu mati!"

Wanita yang melihat interaksi antara ibu dan anak itu segera menghampiri mereka "Jaga bicara kamu pada anak saya jalang!" Kata Hasna menunjuk Rawlesia.

Spily Dan Lukanya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang