Prologue

347 21 3
                                    

“Hidup tidak hanya berbicara soal cinta, menikah dan hidup bahagia bersama. Bukan juga sekedar berfokus pada untung dan rugi ataupun tentang memberi dan menerima, namun hidup dirancang agar kita belajar arti dari merelakan, pengorbanan, keteguhan dan cinta yang sesungguhnya.”

-Author-

—--------------------------------------------

“Ditolak lagi?!” gerutuku.

“Kenapa? Ditolak lagi?” ledek Alice saat mendengar gerutuku yang hanya bisa kuangguki dengan raut wajah kecewa. 

“Hahahahaha…….. Kini hanya tinggal kau seorang Fio, aku dan Alice sudah diterima kerja kemarin.” ejek Chelsea. 

“Tidak usah mengejekku terus, kalian seharusnya menghiburku bukan malah semakin menjatuhkan mentalku” kesalku.

“Aku sudah mengajakmu untuk magang di perusahaan ayahku Fio, tapi kamu sendiri yang menolak tawaran dariku karena kau ingin mendapatkan pekerjaan dari hasil jerih payahmu.” dalih Alice. 

“Aku bukan menolak, Alice. Hanya saja ini adalah pengalaman pertamaku dan aku tahu apabila aku menerima tawaranmu, aku pasti mendapatkan perlakuan istimewa karena aku adalah temanmu dan aku tidak menginginkan itu.” ucapku. 

“Yayayaya….. Kau terlalu naif, Fio. Jalanmu itu jangan lurus-lurus terus, nanti malah nabrak orang.” canda Chelsea. 

“Ada ada aja kamu ini.” balasku sambil tersenyum. 

“Cah…… Ini….. Aku sudah minta tolong papaku untuk membookingkan interview dengan manajer di Axcell Company. Cobalah untuk melamar disana.” kata Alice sambil memberikan selembar kertas berisi jadwal interview magang.

“Tenang saja, aku tidak meminta papaku agar memberikanmu jalur express untuk diterima. Lagipula itu perusahaan memiliki kualifikasi yang tinggi dan tidak sembarangan orang bisa masuk di perusahaan itu. Ini rahasia ya…. Katanya bos direkturnya seperti harimau, galak, kaku, dingin. Kurasa perusahaan ini akan cocok dengan kriteria “Perusahaan berkualitas” menurutmu.” lanjut Alice yang langsung mendapatkan senyum hangat dariku. 

“Kau memang bestie terbaikku, Alice. Aku yakin aku pasti bisa lolos interview kali ini.” sahutku yakin sambil memeluknya. 

“Lepaskan! Lepaskan! Kau membuatku sesak nafas, Fio.” jerit Alice sambil memukul mukul pundakku agar aku melepaskan pelukanku. 

“Sorry, aku cuma bahagia bisa mendapatkan kesempatan emas ini.” ujarku bahagia. 

“Aneh-aneh saja, belum tentu kamu juga lulus tes masuk perusahaan ini sudah bahagia seperti habis mendapatkan lotre.” cemooh Chelsea sambil menggelengkan kepalanya. 

“Lagian, kenapa kau selalu suka mengambil jalan yang susah jika ada jalan yang mudah?” tanya Alice.

“Karena hidup harus ada tantangan. Kalau jalan selalu damai, bukan hidup namanya.” candaku. 

“Terus apa?” balas Chelsea.

“Halu” ledekku sambil tertawa dan terus menatap ke arah selebaran itu.

“Aku pastikan akan diterima di perusahaan ini.” ucapku dalam hati dengan yakin.

Sweetest Fall Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang