Sweetest Fall

Chapter 8 - Sure It's Love?

"Maafkan saya tetapi jawaban saya selalu akan sama, pak. Saya tidak bisa menerima pengakuan perasaan bapak. Itu karena saya tahu bapak tidak benar-benar mencintai saya. Kita tidak sedang hidup dalam drama picisan dimana kita bisa saling mencintai dalam hitungan detik, Pak. Kita saja baru bertemu selama 2 hari dan pertemuan kita bisa dibilang bukan pertemuan yang baik. Cinta seperti apa yang bapak sodorkan kepada saya? Cinta yang penuh perkelahian, penghinaan ataupun emosi? Itu bukan cinta, Pak.”

“Seperti yang bapak katakan, bapak tidak pintar untuk mengungkapkan perasaan tapi bukan berarti bapak melampiaskan rasa itu dengan berkata kasar kepada saya. Itu 2 hal yang sangat bertolak belakang, Pak.  Maaf untuk mengatakan ini pak, tetapi saya  rasa perasaan yang bapak itu hanyalah ilusi semata. Bapak tidak mencintai saya namun menginginkan saya  sepenuhnya dibawah kendali bapak. Bukankah begitu?”terangku. 

Hanya jawaban inilah yang bisa terpikirkan oleh benakku saat ini. Aku tidak bermaksud menyakitinya tetapi aku ingin mengungkapkan fakta yang ada. Aku bukanlah masokis yang bisa mencintai seseorang yang terus menerus menyakitiku begitu pula dengan Pak Ryan. Aku yakin dia bukanlah pribadi dominan yang mencari kesenangan dengan menyakiti hati seorang perempuan.

Pengakuan cinta ini terasa begitu aneh sekaligus tidak masuk akal. Masih baru tadi, kita tidak berhenti untuk berdebat dan sekarang dia menyatakan perasaannya. Bagaimana bisa aku mempercayai ungkapan cintanya dengan situasi seperti ini?

“Aku melakukan semua itu untuk mencari perhatianmu, Fio. Jika aku tidak mengucapkan kata-kata itu maka dalam benakmu aku hanya sebatas boss yang harus kau hormati-kan? Aku menginginkan kau mengingatku lebih dari itu. Makanya aku melakukan semua ini.” tuduhnya. 

“Disitulah awal kesalahan bapak. Coba bapak pikir menggunakan logika, akankah ada wanita didunia ini rela mencintai seorang pria yang suka menghinanya? Bapak bilang ingin mencari perhatian saya.
Ada begitu banyak cara untuk membuat saya tertarik pada bapak dan ini pilihan yang anda pilih? Sungguh tidak bisa dipercaya. Kami sebagai wanita mengharapkan kisah cinta yang saling menghargai dan melengkapi, pak. Saya tidak mungkin memberikan hati saya kepada orang yang melukai saya secara verbal. Karena jika saya mau menikah dengan anda, pernikahan itu akan saya bawa sampai akhirat.”

“Satu dua hari mungkin saya bisa tahan tetapi untuk 50 tahun kedepan, menghadapi kepribadian anda yang tantrum seperti ini. Sudah dipastikan tidak, Pak. Jadi jika anda mengatakan ini bentuk dari ungkapan cinta anda, itu salah. Bapak tidak mencintai saya, bapak merasakan kesenangan dengan reaksi saya yang marah kepada nada. Itu membuat anda merasa berbeda. Bukankah begitu? Karena selama ini tidak ada yang berani mengatakan itu.” ungkapku yang sontak membuatnya tak bisa berkata-kata. 

Sepertinya apa yang aku katakan memang benar dan dia tak lagi mampu membantahnya. Ada baiknya jika setelah ini aku lebih menjaga jarak dengan Pak Ryan. Aku tidak ingin dirinya semakin salah paham dan mengharapkan lebih dariku. Semoga setelah ini Pak Ryan bisa menyadari perasaannya yang sesungguhnya dan tidak bersikap menyebalkan lagi. 

“Saya tidak perlu mendengarkan jawaban anda sekarang. Silahkan bapak refleksikan sendiri. Disini saya bukan marah tetapi saya tidak mau bapak salah paham dengan perasaan bapak terhadap saya dan perlu saya tekankan kembali saya tidak niatan untuk menjadi pacar pura-pura bapak. Itu diluar dari kesepakatan kita di awal. Saya tidak ingin menyakiti siapapun dan memberikan harapan palsu pada keluarga bapak. Sepintar-pintarnya sebuah kebohongan disembunyikan, suatu saat pasti akan tetap terbongkar. Jadi saya harap bapak bisa menerima keputusan saya” lanjutku dengan tegas menolak perasaannya. 

“Kamu benar-benar tidak mau memberikan saya kesempatan untuk mengenalmu dan langsung menolakku seperti ini, Fio? Apa perasaanku tidak ada artinya bagimu sampai-sampai kau memintamu untuk segera melupakannya?” tanyanya memelas.