Chapter 29 - Bertemu Dengannya

20 9 0
                                    

Mendengar dirinya berbicara seolah-olah masih memiliki rasa denganku membuatku langsung menjauh darinya sambil menekankan kepadanya, "Tidak usah bermain main dengan diriku, Pak. Aku tahu kamu sudah bertunangan dengan kakakku. Jadi aku harap kau jangan macam macam denganku."

"Sepertinya kau telah banyak mendengar tentang kabarku dan Marvin. Meski kau bersikap seperti kau tak lagi peduli terhadap keadaan kami tapi untuk ukuran orang yang tak mau ikut campur kau cukup tahu tentang berita terbaru.” sarkasnya sambil menaikkan salah satu alisnya dan melirik ke arahku. 

“Aku bukan seseorang yang kepo dengan hidup orang lain. Aku sudah punya terlalu banyak masalah untuk memusingkan masalah orang lain.” tukasku memutar mataku malas. 

“Jika kau ada disini hanya untuk mengusik ketenanganku lebih baik aku saja yang pergi.” tambahku sambil berjalan ke arah berlawanan darinya. Tiba-tiba dia menarikku untuk berhadapan dengannya. Merasa marah terhadap perlakuannya yang terlalu berani ini aku lalu menghempaskan tangannya kasar. 

“Aku ingin minta maaf, Fio.” sahutnya sontak menghentikan langkahku dan berbalik ke arahnya. 

“Minta maaf untuk apa? Bukankah selama ini kau selalu merasa menjadi orang yang paling benar?” celaku balik sambil melipat tanganku didada. 

“Aku tahu aku salah namun aku terlalu pengecut karena baru sekarang aku berani untuk mengakui dan meminta maaf kepadamu sekarang.” terangnya bersalah sambil menunduk kebawah. 

“Sudahlah masa lalu biarlah tetap menjadi masa lalu.” cetusku santai. 

“Kalau begitu bisakah kita memulai dari awal? Friend maybe? Tidak mungkin kita selamanya bermusuhan seperti ini-kan?” pintanya sambil tersenyum. Aku tidak menjawab sama sekali dan tetap berjalan pergi. 

“Malam begini kau berencana kemana di tempat sepi seperti ini? Kau juga sedang berpikir tentang apa? Sampai-sampai melamun kaya tadi” timpalnya penasaran. 

“Bukan urusanmu.” 

“Sekarang aku-kan temanmu, jadi aku boleh dong tahu kau ingin kemana dan apa yang sedang kau pikirkan?”

Aku lalu berbalik ke arahnya dengan raut wajah kesal karena dia bertingkah sok kenal sok dekat terhhadapku. Aku tetap menghiraukan pertanyaannya dan berjalan pergi. Entah mengapa keberadaannya selalu menguji kesabaranku dan aku tidak pernah merasa nyaman berada disampingnya. 

“Bagaimana jika aku mengantarmu pulang? Ditempat seperti ini akan susah untuk menemukan taxi. Terlebih sudah malam begini.” tawarnya sok ramah saat dirinya berlari untuk menyamai langkahku yang cepat.

“Tidak usah ikut campur ya. Mau aku mati atau tidak tidak pulang tidak ada ruginya juga bagi dirimu. Tolong jangan bersikap seperti kita kawan sejak lama karena aku tidak ingin seorangpun salah paham dengan hubungan kita dan malah mengecapku sebagai pelakor dalam hubungan kalian. Maka dari itu aku sarankan untuk kita tidak usah saling berhubungan lagi. Dan jika kita nanti berpapasan, anggap saja aku adalah orang asing dalam hidupmu.” kelitku dingin dan meninggalkannya yang terkejut dengan sikapku yang jauh berubah dari sebelumnya. 

“Kenapa kau sama sekali tidak menghargai effort-ku untuk bisa dekat denganmu, Fio?! Aku hanya bersikap baik tadi dan kau malah bersikap dingin seperti itu.” kesalnya dengan suara keras. 

“Memangnya aku ada memintamu untuk peduli denganku? Tidak ada-kan. Sudah cukup masalah datang tak berhenti kedalam hidupku tidak perlu menambah dirimu dalam daftar permasalahanku.” uraiku datar tanpa berbalik sedikitpun ke arahnya. 

—-------------------------------------

Setelah dari hari itu, aku tak lagi bersikap seperti biasanya. Sering murung, melamun dan tidak fokus bekerja bahkan beberapa kali aku hampir salah mengerjakan dokumen perusahaan. Untung saja ada Henry yang membantuku. Bisa dibilang saat ini dirinya bekerja sebagai asistenku berdampingan dengan Han Na yang ditugaskan untuk mendampingiku selama aku bekerja di New York. Beberapa meeting juga terlewatkan begitu saja karena aku yang sama sekali tidak mendengar apa yang dijelaskan oleh mereka. Hal itu seakan memunculkan pertanyaan dari beberapa orang tentang apa yang terjadi dengan diriku belakangan ini. 

Sweetest Fall Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang