Bagian 3

912 117 5
                                    

"Cintalah yang membuatku mempertanyakanmu. Seberapa jauhkah kau akan berkorban, atas nama cinta?"


Pernikahan mereka luar biasa mewah dan sangat indah, sayangnya mama Yibo tidak bisa hadir karena kata Yibo, sang mama sedang berobat di luar negeri. Kondisi pernikahan mereka yang mendadak membuat mama Yibo tidak bisa mengatur ulang jadwalnya. Tetapi kata Yibo mamanya mengirim salam dan segera setelah pulang dari luar negeri, beliau akan menengok mereka berdua sambil membawa kado pernikahan.

Mereka memasuki kamar pengantin yang sudah didekorasi dengan mewah oleh dekorator terkenal, tentu saja bunganya dipasok oleh rumah kaca Xiao Zhan. Beberapa merupakan sumbangan dari Andrew sahabatnya yang sangat senang dengan pernikahan Xiao Zhan. Andrew memang sahabat dekat Xiao Zhan, yang selalu membantunya kapanpun dia siap. Banyak yang mengira mereka berhubungan dekat, mereka tidak bisa lebih dari itu, Andrew seorang stright dan dia tidak tertarik kepada lelaki.

Yibo beberapa kali mempertanyakan kedekatannya dengan Andrew dan tampak cemburu karenanya. Kalau Yibo sudah tahu bahwa Andrew adalah stright, mungkin lelaki itu akan tenang.

Setelah berganti pakaian dengan piyama tidur warna putih miliknya, Xiao Zhan duduk dengan ragu di atas ranjang. Yibo belum masuk daritadi karena masih banyak tamu di luar meskipun waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Para tamu itu kebanyakan rekan kerja Yibo. Xiao Zhan tadi masuk duluan karena dia kelelahan sejak pesta mewah tadi pagi, sedangkan Yibo masih harus menemani tamu-tamunya demi kesopanan.

Sudah larut malam ketika Yibo akhirnya masuk. Xiao Zhan masih menunggu dengan terkantuk-kantuk duduk di tepi ranjang, dia mendongak ketika lelaki itu menutup pintu kamar pengantin mereka.

"Semua sudah pulang?"

Hening.

Yibo menatapnya lama sekali, lalu menjawab singkat.

"Sudah."

Sekarang jantung Xiao Zhan berdegup kencang, dia hanya berdua saja dengan suaminya sekarang. Xiao Zhan tidak pernah berduaan di kamar dengan lelaki manapun sebelumnya. Yibo adalah lelaki pertamanya dalam segala hal. Dan malam ini mereka adalah suami istri. Pipi Xiao Zhan merona, membayangkan bagaimana mereka akan melewatkan malam ini. Xiao Zhan bagaimanapun juga menyimpan ketakutan kalau dia akan mengecewakan Yibo yang sepertinya sudah bergitu dewasa dan berpengalaman dibanding dirinya.

Selisih usia mereka enam tahun, Xiao Zhan baru dua puluh empat tahun, sedangkan Yibo tigapuluh tahun. Orang bilang usia mereka berdua adalah usia yang pas untuk hidup berumah tangga.

"Belum tidur?" Yibo masih berdiri di dekat meja rias, dan mulai melepas dasi, jasnya sendiri sudah disampirkan secara sembrono di kursi rias.

Xiao Zhan menggeleng, tersenyum malu-malu,

"Belum, aku menunggumu."

Mata Yibo tampak menajam, lelaki itu tampak begitu misterius di balik cahaya lampu kamar yang kuning temaram.

"Seharusnya kau tidur duluan." Gumamnya dingin, lalu melepas kemejanya dan melangkah masuk ke kamar mandi.

Xiao Zhan masih tertegun, bingung akan perubahan nada suara Yibo kepadanya. Lelaki itu tidak pernah berbicara dengan nada suara sedingin itu kepadanya. Apakah mungkin Yibo lelah?

Ketika Yibo keluar dari kamar mandi, dia sudah berganti memakai piyama hitam. Dia mengangkat alisnya ketika sudah berdiri di pinggir ranjang.

"Minggir ke sana." gumamnya kasar, membuat Xiao Zhan bergegas naik ke atas ranjang dan bergeser ke ujung lainnya, dengan perasaan bingung dan was-was.

Pembunuh CahayaWhere stories live. Discover now