Bagian 17

1K 125 12
                                    

Ketika Xiao Zhan terbangun di pagi hari, dia masih memikirkan semua memorinya. Dadanya langsung terasa sakit ketika teringat kebakaran itu. Dia menghela napas panjang, berusaha meredakan rasa sesak di dadanya. Ketika itulah tiba- tiba ponselnya berbunyi, membuatnya terkejut. Dia langsung mengangkatnya ketika mengetahui bahwa yang meneleponnya adalah Andrew. Kemarin mereka meninggalkan tempat itu begitu
saja, Andrew pasti cemas. Xiao Zhan mengangkatnya dengan suara lemah,

“Andrew?”

“Bagaimana keadaanmu Zhan?”masih
memikirkan semua memorinya. Dadanya langsung terasa sakit ketika teringat kebakaran itu. Dia menghela napas panjang, berusaha meredakan rasa sesak di dadanya.

Xiao Zhan menelan ludahnya dengan pahit,

“Aku baik-baik saja.” Dia mendesah pelan dalam kesedihan, “Tidak ada yang tersisa ya?”

Hening sejenak, lalu Andrew berkata,

“Maafkan aku....”

Xiao Zhan menyusut air mata di sudut matanya, sekali lagi menghela napas panjang, meredakan napasnya yang sesak. Sekarang dia tidak punya tempat lagi untuk pulang, rumah tempat kenangannya, tempat dia bisa menumpahkan segala kebahagiaannya di rumah kaca itu telah tiada. Semuanya sudah musnah.

“Zhan... kau masih di san?” Andrew bertanya dengan ragu, menggugah Xiao Zhan dari lamunannnya.

“Aku masih di sini Andrew.” Gumam Xiao Zhaj cepat,

“Kenapa?”

Andrew tampak merenung, “Apakah kau pikir kebakaran ini tidak kebetulan?”

“Apa maksudmu?”

“Katamu kemarin kau meminta perceraian dari Yibo, dan kemudian malam harinya rumahmu terbakar? Apakah kau pikir
Yibo tidak terlibat dalam hal ini? Karena dari sudut pandangku, ini semua tampaknya terlalu kebetulan.”

Xiao Zhan tertegun, wajahnya pucat pasi. Yibo? Apakah benar yang dikatakan oleh Andrew? Bahwa Yibo adalah dalang dari kebakaran rumahnya? Bahwa ini semua bukanlah musibah atau kecelakaan biasa? Apakah Yibo sekejam itu? Xiao Zhan masih teringat jelas betapa lembutnya Yibo ketika
menggendongnya tadi.....Yibo...tampaknya kehamilannya telah membuat hati Yibo melembut. Mungkinkah Yibo tega melakukan itu semua?

“Aku pikir Yibo pasti pelakunya, Zhan. Waktunya terlalu bertepatan. Dan dia pernah mengancammu akan melakukan
segalanya bukan?” Andrew masih bergumam di seberang sana.

“Aku tidak tahu Andrew...” Xiao Zhan menelan ludahnya,

“Sungguh aku tidak tahu.”

“Kau tidak boleh melemah dan kalah dari Yibo, Zhan. Kalau kau menyerah, maka dia berhasil melaksanakan maksudnya. Dia pasti membakar rumahmu, aku yakin itu, agar kau tidak punya tempat untuk pulang dan melarikan diri. Kau tidak boleh menyerah Zhan. Tanpa rumahpun, aku masih bisa membantumu melarikan diri dari rumah itu. Oke?”

Xiao Zhan bimbang dan bingung, dia hanya bisa meringis menahan kekalutannya. Dia masih tidak percaya Yibo sekejam itu, membakar rumah kaca dan rumahnya? Benarkah itu? Benarkah Yibo sekejam itu?”

***

Yibo masih merenung di kamarnya pagi itu, dia ingin menengok Xiao Zhan, tetapi dia ragu. Semalam, mendampingi Xiao Zhan melihat rumah itu terbakar, kemudian menopang ketika Xiao Zhan pingsan telah menggugah sesuatu di dalam dirinya.

Sesuatu itu adalah rasa ingin melindungi dan menjaga Xiao Zhan dan anaknya. Seharusnya tidak seperti ini.... Yibo meremas rambutnya sendiri dengan bingung. Seharusnya bukan seperti ini... Tetapi Yibo telah kalah dengan perasaannya sendiri. Pada akhirnya dia harus menyerah kalah dan mengakui bahwa dia mencintai Xiao Zhan. Yibo telah menipu dirinya sendiri dengan mengatakan pada hatinya bahwa semua demi pembalasan dendamnya. Kenyataannya, dia mengejar dan menikahi Xiao Zhan karena dia mencintainya.

Pembunuh CahayaWhere stories live. Discover now