Bagian 22

1.2K 131 4
                                    

“Kejujuran adalah penjaga untuk cahaya cintamu. Kalau kau menodainya dengan berbagai rahasia tersembunyi, kau akan membunuh cahaya itu.”


Mereka memasuki rumah besar berpagar tinggi itu. Xiao Zhan menatap rumah itu dan mengaguminya, bangunnya serupa
bangunan kolonial belanda yang terawat dan mewah. Dan tamannya, taman depan yang menghampar luas itu sangat indah dan terawat. Xiao Zhan melirik Andrew, kalau memang Andrew
yang bertanggung jawab merawat taman ini, dia pasti merawatnya dengan sepenuh hati karena tamannya benar-benar luar biasa indahnya.

“Ayo.” Andrew setengah mendahuluinya masuk ke rumah itu. Xiao Zhan mengikuti dengan pelan di belakangnya, waspada. Benaknya berkecamuk. Seperti apakah perempuan bernama Cheng Xiao itu? Apa reaksinya ketika melihat Xiao Zhan? Apakah dia akan marah dan melukai Xiao Zhan? Ataukah dia akan sedih dan menangis seperti reaksi Xiao Zhan pertama kali ketika mengetahui
keberadaan Cheng Xiao? Apakah Cheng Xiao sudah mengetahui tentang Xiao Zhan sejak lama? Atau dia sama seperti Xiao Zhan? Tidak mengetahui keberadaan satu sama lain?

Xiao Zhan terlalu sibuk dengan pikirannya sehingga tidak menyadari betapa nyamannya Andrew bergerak di rumah itu, seolah-olah lelaki itu sudah biasa menaiki tangga dan melangkah ke ujung lorong, menuju sebuah kamar yang pintunya setengah terbuka. Harusnya Xiao Zhan merasa ragu karena bukankah Andrew hanya ditugaskan mengurus taman di rumah ini? Kenapa dia sepertinya dengan mudahnya memasuki isi rumah, bahkan sampai menaiki tangga menuju area pribadi pemiliknya?

Andrew membuka pintu dan senyumnya tampak aneh ketika menatap Xiao Zhan, dia mempersilahkan Xiao Zhan memasuki kamar itu,

“Silahkan Zhan, temuilah Cheng Xiao.”

Apakah Cheng Xiao sudah menunggunya? Dia mengernyit menatap Andrew, tetapi lelaki itu memasang ekspresi tidak terbaca. Xiao Zhan melangkah masuk dan tertegun.


***


Yibo menginjak gasnya kuat-kuat, mengumpat-umpat ketika kemacetan menghalanginya, dengan panik dia memutar balik, mencari jalan lain lewat jalur-jalur alternatif, dia harus bisa segera mencapai rumah pinggiran kotanya sebelum terlambat. Sebelum Xiao Zhan terluka!

Yibo melakukan penyelidikan singkat tadi mengenai Andrew. Dan penyelidiknya mengatakan bahwa Andrew dulu sangat akrab dengan Cheng Xiao sebelum kejadian percobaan bunuh diri itu.
Bahkan penyelidiknya mempunyai dugaan kuat, bahwa Andrew adalah ayah dari bayi yang sempat dikandung oleh Cheng Xiao!

***

Perempuan itu duduk di sebuah kursi roda di sudut, tatapannya tampak kosong. Tetapi selain itu dia luar biasa
cantiknya. Rambutnya panjang terurai dan kulitnya putih bening, dia tampak seperti seorang peri yang muncul dari
negeeri khayalan, begitu halus dan rapuh.

Xiao Zhan memang menduga bahwa kekasih Yibo secantik ini, tetapi dia tidak menduga bahwa Cheng Xiao duduk di kursi roda dan.... buta? Menilik dari mata kosongnya, perempuan itu buta.

Oh astaga, teganya Yibo menikahinya, menghamilinya dan mengkhianati perempuan ini? Andrew berdiri di belakangnya, dan mengunci pintu kamar itu tanpa sepengetahuan Xiao Zhan. Dia lalu berjalan melewati Xiao Zhan menuju ke arah Cheng Xiao.

Cheng Xiao yang menyadari kedatangan Andrew yang mendekatinya langsung tersenyum dan mengulurkan tangannya,

“Andrew,” senyumnya lembut. Dan Andrew menyambut uluran tangan itu, lalu mengecup jemari yang rapuh itu dengan penuh sayang,

Sementara itu Xiao Zhan mengamati kejadian di depannya itu dengan terkejut. Dia memandang Xiao Zhan dan Andrew berganti-ganti dengan pertanyaan berkecamuk di dadanya. Andrew mengenal Cheng Xiao? Dan kenapa bahasa tubuh mereka berdua selayaknya sepasang kekasih?

Pembunuh CahayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang