Bagian 18

1K 126 29
                                    

Yibo mengunjungi Cheng Xiao lagi hari itu karena kepala pelayannya menelepon dan mengatakan Cheng Xiao mengamuk,
tidak mau makan dan tidak mau meminum obatnya. Hal itu membuat Yibo merasa cemas dan dengan bergegas dia
mengunjungi rumah tempat Cheng Xiao berada.

Ketika dia membuka pintu kamar Cheng Xiao, Yibo mengernyit, kamar itu berantakan dengan segala barang
berhamburan di lantai dan di mana saja, bahkan selimut dan bed cover ranjang juga tergeletak begitu saja di lantai, spreipun kondisinya sama menyedihkannya, seluruh sisinya sudah
terlepas dari ranjang, menyisakan bagian kecil di tengah ranjang yang belum lepas, bagian kecil itu sekarang sedang ditiduri oleh Cheng Xiao yang meringkuk dan menangis seperti anak kecil.

Dengan hati-hati, Yibo duduk di tepi ranjang Cheng Xiao, mengelus rambut adik kembarnya dengan pelan, berusaha
selembut mungkin agar tidak mengejutkan adiknya. Cheng Xiao sepertinya menyadari kehadiran Yibo karena perempuan itu menangis semakin keras.

“Sayang... kenapa? Kenapa kau menangis terus dan tidak mau makan?” Yibo bertanya dengan cemas. Tetapi tidak ada tanggapan dari Cheng Xiao, perempuan itu makin meringkukkan tubuhnya dan menangis tersedu-sedu, membuat perasaan Yibo semakin perih.

Yibo menatap adiknya dengan perasaan sedih. Melihat kondisi Cheng Xiao ini membuat rasa bersalahnya semakin
menjadi-jadi. Apalagi sekarang, ketika dia memutuskan untuk menyayangi Xiao Zhan dan tidak mencoba menahan perasaannya lagi kepada isterinya itu, Yibo merasa seperti menjadi pengkhianat paling buruk di dunia.

“Bakar.... bakar habis. Dia bilang bakar sampai habis..” Tiba-tiba Cheng Xiao bergumam dengan setengah mengigau.
Hal itu membuat Yibo tertegun kaget. Apa kata Cheng Xiao tadi? Bakar?
Yibo mencoba menunggu dan berharap Cheng Xiao mengulang kata-katanya, tetapi adiknya itu kembali menangis
tersedu-sedu tanpa kata.

Kenapa Cheng Xiao mengatakan tentang pembakaran tepat setelah kejadian rumah dan rumah kaca Xiao Zhan terbakar? Apakah ini berhubungan? Ataukah hanya kebetulan?

Yibo tidak bisa menahan dirinya untuk bertanya-tanya, otaknya berpikir keras... tetapi seharusnya Cheng Xiao tidak
mengetahui tentang kebakaran itu, pegawainya menjaganya dengan begitu ketat sehingga menjaga Cheng Xiao dari semua informasi dari luar. Seharusnya Cheng Xiao tidak tahu apa-apa.

Yibo menghela napas panjang, mungkin memang ini semua hanya kebetulan, mungkin tadi tidak sengaja Cheng Xiao melihat api dan berkomentar tentang pembakaran.

Tetapi perasaan itu tetap ada, perasaan tergelitik di bagian belakangnya, yang biasanya merupakan firasat bahwa
ada sesuatu yang tidak beres.

“Rahasia gelap yang paling menakutkan adalah kebencian yang disembunyikan di balik senyuman penuh cinta.”

“Dia membangun rumah kaca untukmu?” reaksi pertama Andrew ketika Xiao Zhan menceritakan apa yang dilakukan Yibo
adalah terkejut luar biasa,

“Benarkah itu Zhan?”

“Sekarang rumah kaca itu sudah jadi, dan dia menawarkan untuk mengantarkanku membeli beberapa varietas unik untuk mengisi rumah kaca itu.

”Xiao Zhan menahan napas ketika matanya melirik ke keindahan rumah kaca yang sekarang berdiri dengan tegak dan mewah, memantulkan cahaya matahari sehingga membuatnya berkilauan.

Andrew tampak termenung di seberang sana, “Kau yakin bahwa Yibo melakukannya dengan tulus tanpa ada maksud apapun di baliknya?”

“Aku tidak tahu.” Xiao Zhan sendiri merasa ragu, tetapi sejauh ini, Yibo benar-benar bersikap baik kepadanya. Lelaki itu menjaganya, selalu menanyakan kondisinya, dan tidak ada lagi kata-kata kasar yang menyakitkan hati. Tiba-tiba Xiao Zhan menyadari bahwa Yibo serius dengan perkataannya bahwa karena kehadiran calon bayi mereka, dia akan merubah sikap.

Pembunuh CahayaWhere stories live. Discover now