PANDU

3.9K 37 9
                                    

Ini cerita bukan bagian dari Alvian. Hanya cerpen biasa, semoga Alvian bisa update minggu depan.



"Awas, awas, anak beasiswa lewat!" Ari beseru saat Pandu melewatinya yang tengah duduk bersama teman-temannya. Ari dan gengnya memang selalu mengusik Pandu. Meskipun Pandu diam saja, atau hanya sekedar lewat, Ari selalu mencari gara-gara. Inginnya Pandu melawan, tetapi karena tahu orang tua Ari termasuk salah satu holder sekolah, Pandu memilih untuk diam saja dan mencoba mengalah.

Pandu melirik Ari dan teman-temannya yang sedang menertawakan dirinya. Hatinya panas, tetapi Pandu memilih untuk cuek dan mendiamkan gerombolan mereka, Pandu mencoba tetap tenang dan melewati geng berandal itu dengan santai. Sebagai anak beasiswa di sekolah swasta termahal di kota ini, Pandu selalu berusaha untuk rendah diri. Sekolah ini memang masih yang terbaik di kotanya. Pandu juga berusaha untuk tidak menonjol atau mengundang perhatian. Tetapi tentu saja hal itu sulit dilakukan. Sebagai junior dengan tinggi 176cm, berbadan tegap dan berwajah rupawan, Pandu seperti magnet yang mengundang banyak decak kagum, terutama dari kaum hawa. Dan hal itulah yang membuat Ari membenci Pandu, sebagian besar diakibatkan karena iri dan kecemburuan. Di tahun angkatan mereka, terdapat lima anak yang menerima beasiswa dan Pandu adalah salah satu diantaranya. Ari sebenarnya tidak begitu peduli dengan siswa penerima beasiswa. Tetapi melihat Pandu yang perlahan menjadi popular bahkan mengalahkannya, timbulah rasa iri itu. Pandu membuat Ari meradang, meskipun Pandu sebenarnya tidak pernah berurusan langsung dengannya, tetap saja Ari kesal! Pandu mengalahkannya dalam hal apapun, popular di kalangan wanita bahkan kakak kelas, mengalahkan Ari dalam lomba debat Bahasa Inggris, ranking per-angkatan juga Ari selalu dibawah Pandu. Bahkan dalam karya seni pun Ari kalah karena Pandu pandai menggambar dan memainkan alat musik. Kebencian Ari terhadap Pandu semakin hari terasa semakin memuncak. Tetapi, semakin Ari membenci Pandu, semakin sering juga Ari memikirkan Pandu.

Sementara Pandu sendiri tidak mengerti mengapa Ari begitu membencinya. Dia hanya ingin menyelesaikan sekolahnya secepat mungkin dan jauh dari Ari. Bagi Pandu, Ari adalah pengaruh buruk. Setiap hari, Pandu sebisa mungkin menjauhi Ari dan teman-temannya. Sebenarnya, teman-teman Ari kelakuannya tidaklah begitu buruk. Ketika tidak ada Ari, teman-temannya itu akan memperlakukan Pandu biasa saja. Tetapi jika ada Ari, perlakuan mereka terhadap Pandu akan berbeda. Hidup Pandu, meskipun dibully secara verbal oleh Ari, terbilang tenang. Pandu begitu fokus dengan akademik hingga tidak menggubris perhatian para wanita yang ditujukan kepadanya. Tujuan Pandu sederhana, belajar, lalu lulus dengan memuaskan. Hanya itu. Sesimple itu. Tetapi, takdir sepertinya berkata lain. Di tahun ketiga masa sekolahnya, dimana Pandu beberapa bulan lagi akan lulus, sekolahnya justru terjerat skandal. Pendiri dan pemegang saham terbesar mengalami kebangkrutan. Untungnya, ayah Ari turun tangan dan menyelamatkan nasib sekolah supaya tidak jatuh hancur. Merasa bahwa ayahnya sekarang adalah pemilik sekolah, Ari pun memiliki rencana untuk memanfaatkan kekuasaan ayahnya untuk mempermalukan Pandu. Hal ini tidak bisa dia lakukan sebelumnya karena pemilik sekolah yang lama, sangat menyukai Pandu. Namun sekarang, orang itu sudah tidak ada. Ari tersenyum licik. Ari malas mengakuinya, tetapi Ari juga ingin memiliki Pandu, membuat Pandu bertekuk lutut di hadapannya. Kebenciannya terhadap Pandu selama hampir 3 tahun ini, akhirnya akan terlampiaskan.



Cerita lengkapnya ada di karyakarsa

Link :  https://karyakarsa.com/aginggie/pandu-92423

Jati Diri (selesai)Where stories live. Discover now